29

6.2K 396 14
                                    

Salah satu dari dua insan yang saling mencari kehangatan harus terbangun dari tidurnya, karena merasakan haus ditenggorokkannya yang kering. Dia adalah Marsha. Setelah meminum segelas air, Marsha mengecek layar ponselnya yang ternyata sudah menunjukkan pukul satu siang.

"Sudah siang ternyata," gumam Marsha. Teringat dengan apa yang semalam telah dia lakukan dengan Zeefan membuat Marsha memerah, malu. Apa benar dia sudah tidak gadis lagi? Dia sudah resmi pecah telor.

Marsha membuka kameranya, yang langsung menampilkan lehernya banyak bercak merah di sana. "Ganas banget Zeefan," gumam Marsha sambil mengusap hasil karya Zeefan. Sedangkan sang pembuat karya masih setia tidur di sebelahnya.

Keadaan Zeefan tak beda jauh dengan Marsha. Masih telanjang bulat dan banyak bercak merah ditubuhnya, tapi tak sebanyak Marsha. Karena sudah merasa lengket, Marsha ingin segera bangun dan pergi ke kamar mandi.

"Awh!" Ringis Marsha karena merasakan sakit di area kewanitaanya. "Sakit banget," ucap Marsha.

"Terus gimana aku mandinya? Sampai kapan sakit ini hilang?" Mau tak mau Marsha harus membangunkan Zeefan untuk membantunya pergi ke kamar mandi.

"Zeefan, Zeefan." Marsha menggoyangkan tubuh Zeefan agar segera bangun. Zeefan menggeluat, tapi tidak membuka matanya.

"Zefaaaaannnnn~" panggil Marsha di telinga Zeefan yang masih setia menutup matanya.

"Apa sayangg?" Zeefan mulai mengeluarkan suara seraknya.

"Bangun, bantuin aku ke kamar mandi. Itu aku sakit," pinta Marsha.

"Hem sebentar," ucap Zeefan, tapi tak lama malah kembali mengeluarkan suara dengkuran bertanda tidur.

"Ish! Zeefannn~" Marsha yang kesal menggigit pipi Zeefan, sambil bergumam mengancam akan memakan pipi Zeefan jika tak mau bangun. "Bangun ga? Kalau nggak aku makan ya pipi kamu," kata Marsha dengan suara tak jelas karna masih menggigit pipi Zeefan.

"Iya-iyaa," jawab Zeefan. Dia mulai membuka matanya, mengumpulkan nyawanya. Marsha setia memandangi wajah Zeefan yang seperti bayi saat bangun tidur. Zeefan memandang Marsha yang tubuhnya terbalut dengan selimut.

"Morning kiss," pinta Zeefan. Marsha langsung mendaratkan kecupan singkat di pipi Zeefan.

"Bantuin ke kamar mandi," pinta Marsha lalu bibirnya mengerucut lucu.

"Kenapa ga sendiri?"

"Itu aku sakit." Zeefan yang sadar apa maksud Marsha langsung bangkit mencari celananya semalam yang entah terlempar ke mana.

"Ih itu kamu gondal gandul," pekik Marsha sambil menutup matanya kaget.

"Halah, semalam orang kamu udah liat pun," balas Zeefan sambil memakai celananya yang sudah ketemu. Zeefan mendekat pada Marsha lalu menggendongnya ala bridal style.

"Eh, kasurnya berdarah!" Kata Zeefan yang melihat noda merah di sana. Itu pasti darah keperawanan Marsha.

"Itu pasti punya aku," kata Marsha.

"Kamu dapet?"

"Ih! Maksudnya yang semalem," jelas Zeefan. Zeefan membulatkan mulutnya, sambil mengangguk paham. Zeefan beranjak membawa Marsha ke kamar mandi. Setelah itu dia berbalik membereskan tempat tidur yang berantakan.

Sedangkan Marsha menyabuni tubuhnya yang banyak bercak merah. "Ih ga bisa ilang," keluh Marsha. Nasiblah, nanti kalau jalan-jalan dia harus mengenakan baju tertutup. Beberapa menit kemudian Marsha keluar dari kamar mandi. Dia terdiam memperhatikan Zeefan yang memasukkan seprai ke dalam kantung pelastik.

"Mau kamu apain seprainya?" Tanya Zeefan.

"Mau aku cuci terus bawa pulang," jawab Zeefan.

"Ngapain di bawa pulang?"

"Ini kenang-kenangan buat kita. Saksi bisu kita pas ngelakuin pertama kali. Aku bayar berapa pun buat ini," jelas Zeefan lalu mengedipkan sebelah matanya pada Marsha.

Acara hari ini, mereka akan pergi ke menara Eiffel, menikmati keindahan menara itu. Saat asik-asik bercanda ingin keluar dari hotel, ada suara yang memanggil nama Marsha. Sontak Marsha menoleh, mencari sumber suara itu.

"Loh Kak Ashel?" Zeefan dan Marsha saling memandang seakan memiliki pertanyaan yang sama. Mereka menghampiri Ashel yang sepertinya sedang memesan kamar hotel.

Ashel memeluk tubuh adiknya itu. "Kok kak Ashel bisa di sini?" Tanya Marsha bingung.

"Iya lagi liburan juga di sini. Refaldo lagi ngidam pengen liburan ke sini, jadi ya aku ke sini," jelas Ashel. Refaldo tersenyum saat Marsha melihat ke arahnya.

"Jadi kakak minta alamat hotel aku karna pengen ke sini juga?" Tanya Marsha, sebab memang Kakaknya itu pernah meminta alamat tempat dia menginap.

"Iya. Biar ga usah susah cari hotel lain," jawab Ashel.

Zeefan melirik sinis ke arah Refaldo yang terus memperhatikan istrinya. Zeefan langsung merangkul posesif pinggang Marsha. "Kak Ashel baru sampe nih?" Tanya Zeefan basa-basi.

"Iya Zeef."

"Oalah kalau gitu istirahat dulu ya kak. Kita mau pergi cari hiburan dulu," kata Zeefan.

"Oh, kalian mau jalan-jalan? Selamat bersenang-senang kalau gitu," jawab Ashel.

"Kalau gitu kita pergi dulu." Zeefan tersenyum pada Refaldo lalu membawa Marsha pergi dari sana. Mereka cukup bingung dengan alasan Refaldo yang mengidam ingin ke sini. Kenapa tidak ke tempat lain saja?

Seperti rencana mereka menghabiskan waktu untuk berjalan jalan di menara eiffel dan sekitarnya. Namun sebelumnya mereka mencari restaurant untuk makan dulu, karna sedari tadi mereka bangun siang belum sempat sarapan.






















Walah Refaldo sama Ashel nyusul. Mau join Liburan bareng kah?

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now