5

6.5K 416 14
                                    

Hari ini Zeefan sengaja mengosongkan waktunya dan menyerahkan perkerjaannya agar dihandle oleh asistennya. Marsha pun sama, dia mengosongkan jadwal hari ini. Karena mereka akan melakukkan fitting baju pernikahan mereka yang tak lama lagi akan terlaksana. Sampai sekarang Marsha masih setia dengan sikap dingin dan cueknya. Namun, hal itu tak membuat Zeefan lelah, malahan Zeefan semakin suka. Dan hal lain sikap Marsha yang seperti itu malah bisa membuat lelaki lain tak mau berdekatan dengan Marsha, jadi Zeefan tak terlalu khawatir untuk selalu menjaga yang ingin berdekatan dengannya.

"Marsha nanti abis fitting baju kita jalan yuk," ajak Zeefan.

"Gue sibuk," jawab Marsha yang tak langsung menolak ajakan Zeefan.

"Loh bukannya hari ini kamu free?"

"Karena gue free, gue harus istirahat. Gua sibuk berurusan sama kasur," jelas Marsha.

"Sebentar doang Sha, nanti abis jalan aku anterin pulang," rayu Zeefan.

"Cuma buat makan siang aja," putus Marsha akhirnya. Zeefan bersorak senang walaupun hanya sekedar makan siang sudah membuat Zeefan senang, karena dia berhasil mengajak Marsha keluar berdua.

"Zeef, gue ada satu permintaan. Lebih ke kesepakatan sih."

"Apa?" Tanya Zeefan.

"Lo bakal nurutin apa yang gue mau ga?"

"Tergantung. Tapi apa yang kamu mau, aku bakal usahain buat ngewujud-in. Emang kamu mau apa?" Tanya Zeefan sambil melihat ke arah Marsha, karena lampu jalan kini berubah warna merah.

"Setelah kita nanti, 3 bulan kemudian aku mau kita cerai," ungkap Marsha.

"Kenapa?" Tanya Zeefan.

"Kita nikah karena perjodohan, udah pasti ga ada rasa cinta diantara kita. Jadi percuma kalau ngebangun rumah tangga tanpa dasar cinta. Jadi lebih baik kita cerai. Toh kita udah ngewujudin kemauan orang tua kita untuk menikah," jelas Marsha.

"Aku mau nikah sekali seumur hidup Sha. Pernikahan itu bukan main-main, itu hal sakral. Aku ga bisa nurutin keinginan kamu ini. Kita bakal terus bersama setelah menikah." Zeefan kembali menjalankan mobilnya karena lampu berubah menjadi hijau.

"Ga ada cinta di antara kita Zee, jadi percu-"

"Kata siapa ga ada cinta diantara kita? Ada kok. Aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, jadi ga percuma kalau kita nanti udah nikah," potong Zeefan.

"Gue ga cinta sama lo," ungkap Marsha.

"Yakin? Jangan gengsi buat ngungkapin suatu rasa Sha. Nanti gengsi kamu sendiri yang bawa kamu ke arah penyesalan," kata Zeefan.

"Kita harus segera fitting baju, jadi ayo turun," kata Zean, karena mereka sudah sampai butik yang menjadi tempat mereka fitting baju pernikahan.

Setelah selesai fitting baju, Zeefan mengajak Marsha ke suatu restaurant makanan Jepang. Tepat sekali fitting baju selesai di saat jam makan siang. Jadi dengan segera Zeefan mengajak Marsha pergi.

"Kita mau makan dimana?" Tanya Marsha dengan tatapan fokus ke ponselnya.

"Di restaurant Jepang."

"Serius?" Tanya Marsha nampak antusias.

"Uh'um."

"Kebetulan gue pengen makan sushi," ungkap Marsha.

"Nanti kamu bisa pesen yang banyak. Puas-puasin makannya nanti," kata Zean.

Membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di restaurant Jepang itu. Sampai sana mereka mengambil tempat duduk private, karena bagaimana pun Marsha di sini model, jadi Zeefan harus menjaga keamanan Marsha.

"Saya pesen Sushi, sama minuman matcha dingin," pesan Marsha yang langsung dicatat oleh pelayan.

"Saya ramen sama minuman matcha dingin juga," lanjut Zeefan.

"Baik, mohon tunggu sebentar." Pelayan itu meninggalkan mereka.

"Dasar ikut-ikutan beli es matcha," ejek Marsha.

"Lah emang kenapa? Aku juga pengen es matcha," jawab Zeefan.

Marsha tak membalas, dia memilih memainkan ponselnya lagi. Sedangkan Zeefan yang bosan jika terus-terusan memainkan ponsel memilih melihat keadaan sekitar yang cukup ramai pengunjung. Dan bagi Zeefan, para pengunjung cukup, cantik. Sstt! Jangan adukan pada Marsha. Zeefan takut jika nanti Marsha tau bahwa Zeefan melirik wanita lain. Percayalah secantik-cantiknya mereka, di mata Zeefan, Marsha lah yang jadi pemenangnya.

"Lo seneng ya di restorant ini?" Tanya Marsha. Zeefan terdiam tak percaya, karena Marsha membuka obrolan lebih dulu.

"S-seneng kok. Tempat ini salah satu langganan aku kalau pengen makan makanan Jepang, di sini enak-enak," jawab Zeefan.

"Selain enak pasti karena pengunjungnya juga cantik-cantik makannya lo seneng ke sini," tebak Marsha.

"Maksud kamu?"

"Gue tau kalau mereka cantik-cantik. Daripada lo ga bisa jaga pandangan, mending langsung samperin mereka aja gih," kata Marsha sambil menatap sekilas Zeefan dengan sinis.

Zeefan dibuat bingung dengan maksud Marsha. Apa dia ketahuan kalau beberapa kali melirik wanita yang ada di sini? Tapi jika Marsha tak peduli bisa saja Marsha membiarkan tindakan Zeefan. Bukan malah menyuruh Zeefan untuk menghampiri mereka.

Apa Marsha cemburu? Bagus deh kalau gitu. Batin Zeefan, sambil sesekali dirinya tersenyum.

"Malah senyum-senyum. Seneng lo, liatin mereka? Sana samperin, jangan di sini. Bikin males aja," ungkap Marsha.

"Nggak kok, Marshayang. Ini aku liatin kamu nih." Zeefan memangku wajahnya dengan kedua tangannya, melihat ke arah Marsha sambil tersenyum. Kali ini dia akan terus menatap ke arah Marsha saja, tak mau melihat ke arah yang lain.

Marsha yang ditatap seperti itu memilih mengabaikan dan fokus kembali pada ponsel miliknya.
























Si Zeefan main lirik" cewe lain aja.

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now