33

5.2K 371 22
                                    

Untuk keterangan permainan, gua cari di google. Soalnya blom pernah ke sono juga😭
Ok dah sana baca.












Zeefan dan Marsha sudah bersiap memasuki Disneyland Tokyo. Mereka memakai baju Mario yang mereka beli di Prancis kemarin, Zeefan warna merah sedangkan Marsh memakai hijau. Lengkap dengan topinya yang mereka kenakan. Awalnya Zeefan menolak untuk memakai topi, tapi Marsha mengancam dia akan pergi sendiri saja kalau Zeefan tak mau ikutan pakai.

"Ayolah Sha jangan gini. Kalau pakek topi nanti jadi nambah beban, kita harus ngejaga topi biar ga jatoh. Apa lagi topi ini gedhe," kata Zeefan.

"Terserah kamu. Aku mau berangkat sendiri aja," jawab Marsha sambil melihat dirinya di kaca yang sudah lucu mengenakan topi berwarna hijau sepasang dengan bajunya.

"Sha, masa aku mau ditinggal sih?" Tanya Zeefan lalu mengerucutkan bibirnya.

"Terserah mau pakek apa nggak? Kalau kamu pakek kita berangkat bareng kalau kamu ga mau ya aku sendiri aja, kamu liburan sendiri sana," jelas Marsha sambil berkacak pinggang.

Akhirnya Zeefan menyerah, dan memakai topi itu. Pada akhirnya memang Zeefan akan selalu kalah jika berhadapan dengan Marsha. "Ya udah iya, aku mau pakek." Marsha tersenyum senang lalu memakaikan topi berwarna merah di kepala Zeefan.

"Nah gini kan lucu. Kita serasi," kata Marsha, lalu cekikikan puas.

Kemudian barulah mereka berangkat ke tempat tujuan yaitu Disneyland Tokyo. Zeefan sudah mengurus tentang pertiketan agar bisa bermain di sini sepuasanya. Pertama Marsha langsung menginginkan bermain di Splash mountain. Splash Mountain adalah wahana menyerupai roller coaster yang membawa mereka melewati lokasi syuting film Disney klasik, Song of the South. Marsha tentunya duduk di sebelah Zeefan. Mereka akan memulai perjalanan yang menenangkan mengikuti Br'er Rabbit sambil bernyanyi mengikuti lagu. Saat mendekati akhir, ternyata mereka akan melintasi turunan 45 derajat yang memacu adrenalin dari air terjun setinggi 16 meter. Sontak saja mereka memekik kaget. Saat sampai di bawah baju yang mereka kenakan sudah setengah basah. Sayang sekali mereka tak mebawa baju ganti.

"Kamu kedinginan ga? Apa perlu kita beli baju ganti?" Tanya Zeefan khwatir, jika nanti Marsha masuk angin karna kedinginan.

"Nggak kok. Ga usah beli baju, sebentar lagi juga bakalan kering bajunya. Aku ga papa," jawab Marsha.

"Kalau kedinginan ngomong ya?"

"Iya." Zeefan merangkul tubuh Marsha mencari permainan lainnya.

"Zee! Zee! Aku mau main itu!" Pekik Marsha senang sambil menunjuk ke arah permainan semacam kora-kora.

"Kamu yakin? Nanti itu geraknya cepet loh, nanti kamu jadi ngerasa terlempar dan malah bengong mulu karna kaget," kata Zeefan.

"Ih gitu doang aku ga takut. Ayo main!" Marsha menarik tangan Zeefan mendekati permainan itu.

Dengan semangat mereka sudah menempati bangku, siap bermainan. Saat permainan dimulai suara jeritan mulai terdengar. Marsha pun sama, entah sudah berapa kali dia berteriak. Rambutnya sudah kusut karna terkena angin yang cukup kencang. Sedangkan Marsha justru malah kesenangan, tak ada rasa takut sama sekali. Dia justru tertawa melihat Marsha yang ketakutan sambil memeluknya erat dan meminta untuk turun dari sini, menyudahi permainan.

Selesai, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak. Marsha duduk di bangku sedangkan Zeefan pergi sebentar membeli minuman. Zeefan menempelkan botol yang terasa dingin di pipi Marsha. Marsha yang melamun jadi tersentak kaget. Sehabis bermain wahana itu memang nyawa Marsha seperti tertinggal, dia jadi banyak bengong.

"Udah kali jangan bengong terus," kata Zeefan sambil membukakan tutup minuman ION untuk Marsha. Marsha menerima minuman itu dan meneguknya. Dengan satu botol yang sama Zeefan meminum juga.

"Jantungku deg-deg an main itu," ungkap Marsha.

"Tadi kamu yang semangat banget main itu. Kan aku udah bilan, tapi kamu ngeyel sih," balas Zeefan sambil merapikan rambut Marsha yang berantakan, lalu kembali memasangkan topi milik Marsha.

"Ish, aku kira bakal kayak di pasar malem ga seserem itu," ungkap Marsha. Zeefan hanya terkekeh mendengarnya.

Mereka terus bermain hingga permainan akhir yang mereka mainkan adalah Haunted Mansion. Mereka akan memasuki rumah menyeramkan dengan kereta berkubah yang dapat dinaiki oleh dua orang dan bertemu 999 hantu di dalamnya. Suara jeritan kembali terdengar. Sepertinya setelah ini suara Marsha akan hilang karena terus saja menjerit. Sedangkan Zeefan sesekali menjerit karena kaget melihat hantu juga kaget karna menjadi sasaran Marsha. Terkadang karna terkejut tanpa sadar Marsha mencekram tangan Zeefan bahkan menggigit atau di peluk dengan erat untuk bersembunyi karna takut. Badan Zeefan terasa remuk sekarang.

Lelah dengan bermain. Tentunya mereka mengisi perut yang sudah demo meminta di isi. Zeefan memesan mie ramen pedas sedangkan Marsha sushi.

"Jangan kebanyakan makan Mie, ga baik buat perut kamu. Harusnya pesen nasi juga buat pendamping," kata Marsha memperingati.

"Aku ga perlu nasi buat pendaming, kan udah ada kamu yang jadi pendamping kamu," jawab Zeefan.

"Bukan gitu Zeefan." Marsha memasukkan satu potong sushi ke mulut Zeefan.

"Hem, enak!" Kata Zeefan setelah menelan sushi itu.

"Enak banget karna kamu yany nyuapin," lanjut Zeefan.

"Dasar! Habisin cepet, aku mau main lagi," kata Marsha.

"Iya. Nanti malam juga main ya?"

"Main apa lagi?" Tanya Marsha.

"Main di ranjang," jawab Zeefan lalu menaik turunkan alisnya dan tersenyum mesum.

"Main mulu, cape aku," jawab Marsha.

"Kita harus bekerja keras sayang biar cepet hadir Marsha dan Zeefan junior. Pasti lucu!" Kata Zeefan, sambil membayangkan pasti sangat lucu jika anak-anaknya nanti debut di keluarga kecil mereka.

"Huh, tergantung Tuhan juga bakal ngasihnya kapan," balas Marsha.

"Kalau kita selalu berusaha pasti Tuhan bakal ngasih kok. Makanya kita kalau ngelakuin sesuatu harus sungguh-sungguh," balas Zeefan. Marsha hanya mengangguk mengerti dan fokus dengan sushinya.

























Pengen ke Jepang juga.

Dah gitu aja maap buat typo.

Makasih ya yang udah ucapin hbd sama doain gua, smoga doa baik itu kembali juga ke diri kalian. Makasih banyakk:*

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now