18

5.9K 425 16
                                    

Zeefan dan Marsha sudah kembali ke dalam kamar. Karena habis minum obat, Marsha kembali merasakan ngantuk, tapi sebetulnya dia belum ingin tidur. Apalagi tadi sudah cukup lama dia tertidur. Jidat Marsha kini sudah tertempel koolFever, penurun panas. Sekarang dia bosan. Hanya berbaring terlentang menghadap langit-langit. Di sisinya ada Zeefan yang sama juga rebahan, tapi sibuk bermain game online bersama temannya.

"Bangkek, cari buku ritualnya dong," kata Zeefan yang heboh sendiri.

"Gua, nyalain listriknya dulu ya. Kalian keliling cari hantunya."

Marsha diam-diam melirik, game yang dimainkan Zeefan, tapi layar ponsel itu gelap. Karena digame itu sedang mati lampu. "Lagi main, game apa sih?" Tanya Marsha.

"Game hantu."

"Namanya apa? Itu bisa multiplayer?"

"Iya bisa." Zeefan terus fokus pada game yang dimainkannya. "GOBLOK SETAN. ADA SETAN, WOY BANTU GUA TOLONG! MAMAAAAA TOLONG!" Heboh Zeefan, karena di dalam game itu dia sedang dikejar-kejar oleh hantu.

"Ish! Heboh banget." Marsha reflek menepuk mulut Zeefan.

"Coba liat." Kepala Marsha menyembul melihat game Zeefan, sampai menutupi pengelihatan Zeefan. "Bentar Sha, lagi serius ini."

"Ih mau liatt~" rengek Marsha.

"Iya-iya sini." Zeefan membiarkan Marsha meletakkan kepalanya di tangan Zeefan. Dan Zeefan merangkul tubuh Marsha sehingga kedua tangannya bisa kembali memegang ponsel dan memainkannya lagi.

"Gelap banget gamenya," komen Marsha.

"Namanya juga game horor Sha," jawab Zeefan.

"Aaaa~ tolongin gue cok!" Heboh Zeefan lagi karna kembali bertemu dengan hantu.

"Aa..hmpht!" Mulut Zeefan ditutup dengan tangan Marsha dengan sengaja. "Jangan teriak-teriak, udah malem. Nanti Mama nyamperin ke sini," kata Marsha. Zeefan mengangguk paham.

Tangan Marsha sesekali mengganggu layar ponsel Zeefan. Menyentuh dengan sengaja sampai membuat permainan Zeefan terganggu. "Marsha bentar ya lagi fokus nih," kata Zeefan dengan sabar.

"Aku ga ganggu pun," kata Marsha tak mau disalahkan.

Melihat tangan Zeefan yang lincah menari di atas layar ponsel, membuat Marsha perlahan menutup matanya tertidur. Zeefan yang tak mendengar suara Marsha lagi mengintip, wajah istrinya itu ternyata sudah tertidur.

Satu hari kemudian.

Marsha sudah sembuh dari demamnya. Marsha juga sudah kembali ke rumahnya, diikuti oleh Zeefan. Hubungan mereka membaik sekarang. Sikap Marsha perlahan berubah. 80% lah perubahannya, lumayan bukan? Zeefan saja masih terheran-heran dengan perubahan Marsha ini.

Hari ini Marsha sudah bersiap akan berangkat ke tempat pemotretan. Sedangkan Zeefan juga sama, bersiap untuk pergi ke restorant. "Kamu nganterin aku ke tempat pemotretan kan?" Tanya Marsha.

"Iya. Tapi ga bisa mampir, aku nanti langsung pergi," jawab Zeefan sambil membetulkan posisi jam tangan miliknya yang melekat.

"Makan siang nanti gimana?"

"Gimana apanya?" Bingung Zeefan.

"Sibuk apa nggak."

"Ga tau sih. Bisa aja sibuk bisa aja nggak," jawab Zeefan.

"Kenapa?" Tanya Zeefan.

"Ga papa. Jangan lupa makan siang," kata Marsha.

"Iya. Kamu juga. Udah nih, ayo berangkat." Zeefan berjalan lebih dulu, tapi saat menyadari Marsha hanya diam, Zeefan pun kembali berhenti. "Ayo, kenapa cuma diem?" Bingung Zeefan lagi.

"Akunya ga digandeng nih? Ditinggal gitu aja?" Ungkap Marsha.

Lah biasanya di pegang aja kagak mau. Sekarang ditinggal malah ngeluh. Bener-bener berubah si Marsha. Bagus deh kalau gitu. Batin Zeefan senang.

Zeefan kembali menghampiri Marsha lalu, meraih tangan itu mengaitkannya di lengannya. "Udah kan? Ayo kita berangkat," kata Zeefan. Marsha mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Zeefan. Sampai di bawah, mereka mendapat godaan dari keluarga Marsha. Tak lama, karena Zeefan dan Marsha juga harus segera berangkat.

Zeefan mengantarkan Marsha sampai depan gedung tempat Marsha pemotretan. "Aku ga bisa nganterin ke dalem, maaf ya," kata Zeefan.

"Iya, ga papa. Makasih udah mau anterin aku," jawab Zeefan.

"Iya. Ntar kalau udah selesai kabarin aku. Aku jemput nanti," lanjut Zeefan.

"Oke. Aku duluan," kata Marsha.

Cuph~

Zeefan menegang saat Marsha meninggalkan satu ciuman di pipi Zeefan. Tanpa rasa bersalah membuat Zeefan mematung bahkan jantungan, Marsha keluar dari mobil dengan terburu-buru.

"OH SHIT! JANTUNG GUA WOI!" Zeefan tantrum sampai kejang-kejang karena mendapat serangan mendadak dan tak terduga dari Marsha.





















Tantrum ga tuh wkwkwk.

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Where stories live. Discover now