Bab Tiga Puluh Empat

Start from the beginning
                                    

Raphael menyentuh kepala Aura. "Ya, peperangan sudah dimulai." Dia menjauhkan tangannya dari kepala Aura. "Tidak sepertinya biasanya, mereka terlihat lebih agresif kali ini."

"Benarkah?" tanya Harry tidak percaya.

"Iya," jawab Raphael diikuti anggukan kecil. "Mereka tidak memberi sedikit celah untuk kita melakukan serangan balik."

"Apa mungkin mereka percaya diri karena mereka tidak melihat Suzanne atau Aura?" duga Jean.

"Tidak. Menurutku, mereka bertindak agresif karena mereka ingin merebut kembali Lumina," bantah Raphael.

"Itu berarti mereka sudah mengetahui nilai Lumina," imbuh Harry yang langsung disambut anggukan kecil dari Raphael.

"Jean, tolong tuliskan surat pemberitahuan pada Yang Mulia kalau kita memerlukan bala bantuan," pinta Raphael pada Jean. "Aku ragu mereka bisa memenangkan perang ini."

"Baik."

Suara alarm yang berbunyi nyaring membuat semua orang terperanjat. Tak berselang lama, ketukan cepat dan terburu-buru terdengar dari arah pintu. Tanpa menunggu jawaban dari dalam, seorang prajurit berzirah abu-abu masuk dengan napas terengah-engah.

"Apa yang terjadi?" tanya Aura.

"Lapor. Kami menemukan ada penyusup di pertigaan pertama pintu selatan."

"Rasanya baru kemarin aku mendengar laporan seperti ini." Harry memutar bola matanya. Dia lalu menatap Aura tajam. "Apa kalian mencoba menipu kami lagi dengan trik yang sama?"

Aura menoleh cepat ke Harry seraya menggelengkan kepala. "Tidak, Tuan Kesatria. Saya benar-benar tidak tahu tentang kejadian hari ini."

"Berapa jumlah penyusupnya?" tanya Raphael tenang.

"Enam orang. Tiga laki-laki dan tiga perempuan. Salah seorang di antara mereka menggunakan pedang berwarna hitam."

"Pedang berwarna hitam?" Kelopak mata Raphael melebar.

"Iya," sahut si prajurit diikuti anggukan. "Dia berhasil menerobos dan mengalahkan belasan kesatria dengan mudah."

Raphael bangkit dan langsung berjalan menuju ke pintu. Harry, Jean, dan Aura mengikuti laki-laki itu dari belakang.

"Hanya ada satu orang yang kukenal menggunakan pedang berwarna hitam," kata Raphael seraya berjalan dengan langkah besar dan terburu-buru. "Bersiaplah untuk bertarung."

"Baik," sahut Harry dan Jean bersamaan.

***

"Aargh!"

Seorang prajurit berzirah abu-abu gelap terlempar ke belakang dengan luka tebas di dada. Dan yang baru saja melakukan gerakan horizontal langsung memosisikan pedangnya tegak kembali untuk menahan serangan dari seorang prajurit di sebelah kiri.

"Fire Arrow!"

Lima kesatria merapalkan sihir api ke arah Dan. Kelima panah api itu hampir mengenai Dan. Namun, lima jarum es milik Mira lebih dulu menghantam mereka. Ledakan yang cukup besar pun tak terhindarkan. Akibat ledakan itu, kabut tipis muncul menyelimuti bagian bawah altar Mana untuk sesaat.

"Tembak!" seru seorang kesatria yang sepertinya kepala regu pemanah.

Puluhan anak panah menghujani kelompok Dan yang baru saja keluar dari lorong panjang tempat mereka berasal tadi. Lucien dan Pierce dengan sigap berdiri di depan Leticia dan Alicia. Dua kesatria itu mengayunkan pedang dengan gerakan seirama untuk menghalau anak panah yang mengarah pada mereka.

Alicia mengangkat busur lalu mengambil anak panah dari belakang punggung dengan tangan kanannya. Dia lalu membidik ke arah kesatria yang tadi memberi perintah untuk melepaskan anah panah ke mereka.

"Targeting. Accelerating Object." Panah milik Alicia melesat seraya mengeluarkan cahaya kehijauan. "Multiply."

Panah itu menggandakan diri menjadi tiga beberapa meter sebelum mengenai si kesatria penjaga. Alhasil, tidak hanya berhasil menumbangkan si kesatria yang menjadi ketua regu pemanah, panah Alicia juga melukai dua orang lainnya.

Leticia mengedarkan pandangan. Tatapan mata cokelat hazel itu terhenti pada Pilar Mana yang berdiri kokoh di dataran tinggi sebelah kanan mereka.

"Di sana!" seru Leticia sambil menunjuk ke Pilar Mana. "Kita harus hancurkan pilar itu."

Dan mengikuti arah tatapan Leticia sejenak lalu menendang perut prajurit yang sedari tadi menahannya. Dia mulai berlari menuju Pilar Mana.

"Jangan biarkan dia mendekati pilar!" seru salah seorang kesatria yang memakai baju zirah berwarna perak.

"Hiyaah!!"

Lima orang berlari menuju Dan dengan pedang terangkat.

"Minggir!"

Dan mengayunkan pedangnya secara horizontal. Kelima kesatria itu terhempas ke belakang dengan luka tebas di perut atau dada mereka. Tidak memberi waktu untuk tubuhnya istirahat, Dan kembali berlari. Dia bahkan meningkatkan kecepatannya dalam berlari.

Sepanjang dia berlari, tatapan Dan terus tertuju pada pilar yang bermandikan cahaya rembulan. Pilar yang telah menyerap sumber Mana dan menjadi penyebab Celena terus tertidur. Dia harus segera menghancurkannya. Dia ingin segera bertemu kembali dengan Celena.

Dua prajurit terakhir yang menghalangi jalannya telah dia kalahkan. Mereka tersungkur di sisi jalan. Jalan menuju Pilar Mana sangat lenggang. Tidak ada lagi yang menghalangi dirinya. Dan baru saja mau melangkah mendekat, tetapi sesuatu mencengkram bahunya. Dia membawa tubuh Dan menjauh sebelum melempar Dan ke sisi barat.

Tubuh Dan menghantam keras dinding di sisi barat. Sangat keras sampai membuat dinding itu hancur. Darah mengalir dari dahi Dan. Dia menengadah. Seekor makhluk bertubuh singa dan berkepala rajawali mengepakkan sayapnya dengan indah. Seseorang turun dari punggung makhluk mistis itu.

"Memperlambat pergerakan dan memperkuat tubuh untuk mengurangi tingkat cedera yang akan kau terima, seperti yang diharapkan dari Kesatria Terkuat Fanala. Serangan remeh seperti ini tidak akan cukup untuk menumbangkanmu."

Dan bangkit dari reruntuhan. Dia mengaktifkan sihir Light Heal seraya kembali memasang posisi siap. Si kesatria berjubah putih telah mengambil tombak yang memiliki bilah besar di kedua sisi dari bayangan putih yang muncul di sampingnya. Hembusan angin kencang terjadi ketika dia mengayunkan tombak besar itu

"Aku yang akan menjadi lawanmu, Dan Leonard," ujar Jean.

***

Hello, Liana here!!

Yuhuu, siapa yang sudah menunggu scene pertarungan? Ayo, angkat tangan kalian.

Finally, babak awal pertarungan panjang antara empat kerajaan dalam mempertahankan ideologi dan tujuan mereka masing-masing telah dimulai. Gimana pendapat kalian tentang bab ini? Mulai terasa intens? Mendebarkan? Atau mungkin ada yang udah deg-deg ser waktu scene Dan terlempar ke sisi lain? Harap mempersiapkan mental kalian ya karena adegan pertarungan di seri ketiga ini akan jauh lebih menguras emosi dan pikiran kalian dibandingkan seri sebelumnya.

Jean menghalangi langkah Dan menuju Pilar Mana. Apakah Dan bisa melewati Jean? Lalu, kira-kira siapa yang akan menghadapi Raphael, Harry, dan Aura? 

Well, see you next chapter!

Jilid III. Celena and The Broken Seal [HIATUS]Where stories live. Discover now