27. Berbeda

1.2K 203 20
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Guru yang mengajar siang ini ternyata sedang berhalangan hadir, membuat kelas yang ditempati Hira dan teman-temannya tidak ada kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa dari mereka sudah ada yang pergi ke kantin, lapangan sekolah, dan ada juga yang memilih untuk berdiam diri di kelas, termasuk Hira dan ketiga sahabatnya.

"Kalau diperhatiin hari ini wajah lo berseri-seri banget, Hir?" ucap Revano menatap Hira dengan tatapan jahilnya.

Nara dan Renjana pun otomatis mengalihkan perhatiannya dari ponsel ke arah Hira.

Hira terkekeh mendengar perkataan Revano. "Berseri-seri gimana sih maksud lo, No?"

Revano bergumam dengan kedua alis yang bertaut, ia semakin memperhatikan raut wajah Hira untuk menjawab pertanyaan Hira.

Selama Revano mengenal Hira, ia tahu jika Hira adalah sosok yang selalu memancarkan kebahagiaan, setiap harinya anak itu akan menjadi sosok penerang di antara dirinya, Renjana, dan juga Nara.

Namun, hari ini Revano merasakan ada perbedaan dari raut wajah Hira yang terlihat lebih berseri dari biasanya.

"Ya, pokoknya hari ini lo kayak terang banget," jawab Revano.

"Dikata gue lampu apa terang," ujar Hira sambil terkekeh lagi.

"Eh, tapi bener apa yang dibilang sama Ano. Sejak datang tadi bahkan lo senyum-senyum sendiri," kata Nara semakin memperkuat pernyataan Revano.

Renjana yang duduk tepat di samping Hira pun secara tiba-tiba mendekatkan kepalanya ke arah wajah Hira. Sementara Hira yang diperlakukan seperti itu pun perlahan memundurkan kepalanya.

"Ke—kenapa, Ren?" tanya Hira gugup.

"Jujur sama kita, lo lagi fall in love, ya?" tanya Renjana setelah ia menarik kembali kepalanya, tangannya menunjuk tepat di depan wajah Hira dengan tatapan menggoda.

"Lo jatuh cinta sama siapa?!" tanya Nara dengan heboh.

Hira menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali itu, ia bingung melihat reaksi ketiga sahabatnya yang menurutnya sangat berlebihan gitu.

"Hira gue udah gede, udah punya crush," ucap Revano dengan raut wajah yang dibuat seakan sedang bersedih.

Hira tertawa terbahak-bahak melihat wajah Revano yang menurutnya lebay itu.

Bugh.

Renjana sengaja memukul bahu Hira lumayan keras, membuat sang empu bahu meringis kesakitan dan menghentikan tawanya.

"Malah ketawa, gue tadi suruh lo buat jujur, bukan ketawa!" ucap Renjana dengan nada agak tinggi.

"Ya, tapi gak usah mukul gue juga kali, sakit nih. Tenaga lo gak sekecil tangan lo, Ren," ucap Hira sambil mengelus bahu yang menjadi korban kekerasan Renjana.

Bugh.

Untuk kedua kalinya Renjana kembali memukul bahu Hira. Ia tidak terima dibilang kecil oleh Hira.

"Kok jadi berantem sih. Jadi, kenapa lo keliatan bahagia banget hari ini?" tanya Revano yang sudah sangat penasaran.

Hira berhenti mengusap bahunya, kini tatapannya fokus menatap ketiga sahabatnya secara bergantian sambil tersenyum. Mungkin lebih baik Hira menceritakan kepada ketiga sahabatnya jika ia sudah bertemu dengan kedua orang tua kandungnya.

SenandikaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum