5. Diam-Diam

849 125 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Menjalani kehidupan yang serba kekurangan itu tidak mudah bagi semua orang, termasuk Hira. Uang saku yang diberikan orang tuanya tidak pernah cukup untuk ia belikan keperluan sekolahnya, Hira selalu mengutamakan membeli bahan makanan atau makanan jadi untuk kedua orang tuanya makan.

Jika ditanya apakah Hira pernah jajan? Tentu saja pernah, sesekali jika Hira memiliki uang lebih maka ia akan gunakan untuk jajan, tetapi kadang Hira juga mendapat traktiran dari ketiga sahabatnya meskipun sering ia tolak karena tidak mau merepotkan ketiga sahabatnya itu.

Maka dari itu untuk menambah uang sakunya, Hira rela diam-diam bekerja di salah satu pencucian motor yang tak terlalu jauh dari sekolahannya.

Awalnya Hira tidak melakukan pekerjaan itu, tetapi semakin lama Hira merasa ia butuh pekerjaan supaya menghasilkan uang. Ketiga sahabatnya belum ada yang tahu tentang hal itu.

"Hir, ada yang mau gue tanyain sama lo," ucap Nara tiba-tiba.

Kini mereka berempat--Hira, Nara, Renjana, dan Revano, sedang berada di kantin untuk istirahat makan siang.

"Nanya apa?" jawab Hira setelah ia menelan sesendok nasi goreng yang kali ini ia beli dengan uangnya sendiri.

Nara mengelap mulutnya lebih dulu menggunakan tisu sebelum berkata, "Lo kerja di pencucian motornya bang Atuy?"

Hira terdiam sejenak mendengar pertanyaan Nara, sementara Renjana dan Revano langsung menolehkan kepala ke arah Hira.

Hira berdehem sejenak. "Iya," jawabnya dengan yakin.

Tidak ada yang bersuara lagi setelahnya, karena penasaran Hira pun mendongak menatap ketiga sahabatnya satu per satu.

Inilah yang paling Hira tidak sukai, ketiga sahabatnya itu menatapnya dengan rasa iba. Hira itu tidak mau dikasihani.

"Lo tau dari mana, Nar?" Kali ini tatapan Renjana melihat ke arah Nara.

"Ada yang liat kemaren, anak sekolahan kita," jawan Hira.

"Biasa aja dong liatin guenya," gerutu Hira.

"Kenapa lo harus kerja sih, Hir?" tanya Revano.

Renjana mengangguk. "Kalau lo butuh uang lo bisa bilang sama gue, yang penting lo harus tetep fokus belajar, Hir."

Hira menghela napasnya, inilah penyebab ia secara diam-diam memilih untuk bekerja dan tidak memberitahu ketiga sahabatnya.

"Ren, gue itu cuma sahabat kalian. Gak sepantasnya gue minta-minta duit sama kalian, lagian selagi gue masih bisa bagi waktu antara kerjaan dan belajar, bagi gue gak masalah kok."

Nara, Renjana, dan Revano pun terdiam. Mereka tidak bisa melakukan apa pun jika Hira sudah berbicara seperti itu.

"Oke, kita dukung apa pun keputusan lo, tapi lo harus inget kalau gue, Nara, sama Renjana akan selalu ada buat lo," ujat Revano sambil menepuk bahi Hira yang berada di sebelahnya.

SenandikaWhere stories live. Discover now