22. Pulang Bersama Opa

901 147 11
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, ya!

Happy Reading

***

Tepat pukul satu siang, tiga orang berjas hitam sudah berdiri tepat di depan pintu kamar kost milik Gilang. Dua pria di belakang berdiri tegak seakan sedang melindungi pria tua yang ada di depan mereka.

Hira membungkuk sekilas untuk menyambut kedatangan Jonathan dengan dua orang pengawalnya. Rasa canggung menyelimuti perasaan Hira, bahkan ia sampai lupa tidak mempersilakan Jonathan untuk masuk lebih dulu jika Gilang tidak menyadarkannya.

Gilang memang sudah kembali dari kegiatannya sebagai mahasiswa, jadi Hira bisa berkesempatan untuk mengucap terima kasih kepada Gilang karena sudah diperbolehkan tinggal di tempat laki-laki itu.

"Gak perlu, kita langsung pulang aja," ucap Jonathan di saat Hira mempersilakannya untuk masuk. Kemudian pria tua itu menoleh ke arah belakang, tepat ke arah dua pengawalnya. "Bawa semua barang-barang cucu saya."

"Ehh ... gak usah, barang Hira cuma segini," ucap Hira menolak bantuan, sambil menunjuk ke arah tas ransel yang berada tepat di samping kakinya.

Jonathan menautkan kedua alisnya, ia berpikir sangat sedikit barang yang dimiliki oleh Hira. Jonathan kira anak itu akan membawa koper atau minimal tas ransel yang jumlahnya lebih dari satu.

"Barang Hira emang sedikit, gak banyak," kata Hira saat menyadari raut kebingungan yang ditunjukkan Jonathan.

Tanpa berbasa-basi lagi, Jonathan mengajak kembali Hira untuk segera pergi dari tempat itu.

"Bang Gilang, makasih banyak, ya. Makasih udah biarin Hira tinggal di sini, maaf kalau selama ini Hira ngerepotin Abang," ucap Hira dengan senyum tulusnya menatap Gilang.

Gilang mengangguk, membalas senyuman Hira juga. "Sama-sama, tempat tinggal gue akan selalu terbuka buat lo, Hir. Kalau ada perlu apa-apa lo tinggal datang aja."

Hira mengangguk dengan semangat dan kembali mengucapkan terima kasih. Ia sangat beruntung dipertemukan oleh sosok seperti Gilang, jika tidak mungkin sekarang Hira sudah menjadi anak jalanan yang tidak tahu arah jalan pulang.

"Opa Jo ini, beneran kakek kandungnya Hira, 'kan?"

Baru saja Hira akan melangkahkan kaki untuk mengikuti jejak Jonathan, suara Renjana tiba-tiba terdengar hingga membuat Hira, Jonathan, dan kedua pengawalnya menghentikan langkah mereka.

Renjana juga sudah kembali dari rumahnya tadi pagi, ia menepati janjinya untuk menemani Hira sampai Jonathan datang.

Jonathan membalikkan badan, ia menatap Renjana dengan lekat. "Kamu anaknya Candabayu, bukan?"

Renjana tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepala. Pertanyaan yang diajukan oleh Jonathan sangat terlalu basa-basi menurut Renjana karena ia pikir Jonathan tidak akan dengan mudah melupakan siapa itu sosok Renjana. Orang tuanya sering kali bertemu dengan Jonathan, bahkan di beberapa kesempatan mereka juga saling tegur sapa. Tidak mungkin jika Jonathan tiba-tiba amnesia, bukan?

"Apa maksud dari pertanyaan kamu, Renja?" tanya Jonathan.

Sudah Renjana bilang Jonathan itu tidak mungkin lupa dengan Renjana, buktinya baru saja Jonathan menyebutkan namanya.

SenandikaWhere stories live. Discover now