21. Mencari Kebenaran

845 137 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagi Hira, karena hari inilah penentuan ia akan ikut dengan Jonathan yang mengaku sebagai kakeknya atau tidak.

Hira masih berada di dalam kamar kost milik Gilang bersama ketiga sahabatnya. Sementara si pemilik kamar sudah berpamitan pergi sejak pagi buta tadi.

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka berempat hanya berdiam diri di dalam kamar, tidak berniat untuk keluar sama sekali.

Tiba-tiba suara dering ponsel berdering dengan cukup kencang, dan bunyi itu berasal dari ponsel milik Renjana.

"Buset! Gede banget tuh ringtone, udah kayak hape emak-emak aja," ucap Nara sambil terkekeh karena mendengar dering ponsel milik Renjana.

Ingin sekali Renjana menjawab perkataan Nara dengan umpatan, tetapi ia harus segera mengangkat ponselnya. Dengan begitu Renjana pun bangkit dari duduknya, berpamitan sebentar ke luar kamar.

"Jadi, lo udah siap, Hir?" tanya Revano melirik Hira yang sejak tadi hanya terdiam, bahkan untuk memegang ponselnya saja remaja laki-laki itu tampak tidak berminat.

Hira menghela napas sebelum berkata, "Siap gak siap, gue harus nurutin perkataan pak Jonathan, 'kan?"

Revano dan Nara pun hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan Hira. Dalam hati mereka kompak mengiyakannya, karena setahu mereka selama ini perkataan seorang Jonathan Lazuardi tidak pernah ada yang berani untuk membantahnya.

Keheningan pun kembali melingkupi mereka bertiga, sampai akhirnya Renjana kembali ke dalam kamar dengan raut wajah yang terlihat kesal.

"Kenapa datang-datang muka lo kusut begitu?" tanya Nara.

"Habis teleponan sama siapa lo?" Kali ini Revano yang bertanya.

Renjana mendengus kesal, kepo sekali dua sahabatnya itu. Namun, Renjana tetap menjawab pertanyaan keduanya.

"Nyokap gue, doi minta gue balik dulu. Gak tau deh ada apa," jawab Renjana.

"Ya udah, lo balik aja, Ren. Gak usah nungguin gue," kata Hira.

Tentu saja Renjana langsung menatap Hira dengan tajam, ia tidak setuju dengan perkataan sahabatnya itu.

"Gue pulang dulu, setelah itu gue balik lagi ke sini. Semalem gue udah janji kan mau nemenin lo sampai opa Jo datang," ucap Renjana. Ia berjalan ke arah belakang pintu kamar untuk mengambil jaketnya, yang semalam sengaja ia letakkan di sana.

"Gak usah balik ke sini juga gak apa-apa, Ren. Lo nanti malah capek harus bolak-balik, rumah lo kan lumayan dari sini," ucap Hira lagi, ia tidak mau sahabatnya itu kelelahan hanya karena dirinya, apalagi semalam mereka baru bisa tertidur sekitar pukul tiga subuh.

Renjana tetaplah Renjana si keras kepala. Ia tetap keukeuh untuk kembali lagi setelah urusannya di rumah selesai. Maka setelah itu, Renjana pun berpamitan pergi menggunakan sepeda motor yang ia bawa semalam.

Semalam Nara, Renjana, dan Revano memang membawa kendaraan masing-masing untuk pergi ke tempat kost Gilang, jadi jika ingin berpergian mereka akan pergi menggunakan kendaraan masing-masing.

SenandikaWhere stories live. Discover now