11. Keputusan Hira

858 130 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Atuy dan Gilang terus memperhatikan Hira sejak remaja itu datang ke tempat pencucian. Merek melihat keanehan dari Hira hari ini, karena biasanya Hira akan selalu menampakkan senyum cerianya yang membuat semua orang terbawa perasaan bahagia.

Namun, tidak untuk hari ini. Saat melakukan pekerjaan pun Hira hanya memasang wajah lesu, seperti ada sesuatu yang membebani pikiran anak itu.

Yang membuat Atuy dan Gilang heran juga adalah kedatangan Hira yang seharusnya di jam seperti ini Hira masih berada di sekolah untuk belajar.

Sempat Atuy bertanya kenapa Hira sudah datang, tetapi Hira hanya menanggapinya dengan senyuman. Dari situlah Atuy dan Gilang tahu bahwa Hira sedang ada masalah.

Sementara Hira sendiri sudah pamit kepada Yeye dan Sean untuk pergi dari rumah mereka, tak lupa Hira juga mengucapkan terima kasih karena mereka sudah mau menampung Hira selama semalam. Sebenarnya, Yeye sempat melarang Hira untuk pergi, tetapi Hira mengatakan alasan bahwa ia akan kembali ke rumah orang tua angkatnya dan membicarakan keputusannya untuk tetap tinggal atau pergi.

"Hir, lo udah sarapan belum?" tanya Atuy.

Atuy juga sudah menyuruh Hira lebih baik untuk pulang saja dan ia mengizinkan Hira tidak bekerja hari ini karena bisa melihat wajah pucat Hira. Atuy yakin anak itu sedang tidak enak badan juga.

"Udah, Bang, tadi di rumah," jawab Hira tidak berbohong marena memang benar ia sempat sarapan tadi di rumah Nara, sebab Yeye yang menyuruhnya.

"Udah, Hir, giliran gue yang ini." Gilang menahan Hira saat seorang pelanggan datang untuk mencuci motornya.

Hira hanya menurut dan beristirahat sejenak. Atuy yang melihat itu pun mendekati Hira dan duduk di sebelahnya.

"Bang," ucap Hira.

Atuy yang merasa terpanggil pun menoleh. "Kenapa, Hir?"

"Abang tau kost-kostan yang harganya murah gak?" Pertanyaan Hira kali ini membuat Atuy menautkan kedua alisnya, heran.

"Buat siapa, Hir?" tanya Atuy memastikan. "Buat temen?"

Hira menggeleng. "Buat Hira, Bang. Pengen cari kost-kostan yang murah aja."

Hal itu semakin membuat Atuy bingung. Setahu Atuy, Hira itu tinggal bersama kedua orang tuanya dan rumahnya pun tidak terlalu jauh dari sekolah Hira dan tempat pencucian motornya. Namun, untuk apa Hira mencari kost?

"Lo kau nge-kost?" tanya Atuy lagi, kali ini langsung dijawab anggukan oleh Hira.

"Kenapa lo mau nge-kost? Rumah lo kejauhan dari sekolah."

Kali ini Hira menggeleng, ia bimbang apakah harus menceritakannya kepada Atuy atau tidak, masalah yang sedang ia hadapi.

"Hira gak mau jadi beban mereka lagi, Bang," gumam Hira yang masih bisa didengar oleh Atuy.

"Mereka yang lo maksud itu siapa?" Sungguh Atuy masih tidak mengerti akan setiap ucapan yang diucapkan oleh Hira.

Hira terdiam sambil menundukkan kepalanya, kedua tangannya saling bertaut menandakan kekhawatiran.

SenandikaWhere stories live. Discover now