13. Ingin Tahu

821 137 12
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Mahas itu bukan tipe orang yang akan berlama-lama berada di tempat orang jika tidak diperlukan. Biasanya Mahas akan langsung pergi jika urusannya sudah selesai, seperti saat ini seharusnya setelah mendapat flash disk yang dibutuhkannya Mahas pergi.

Namun, entah dorongan dari mana Mahas tetap stay di dalam kost milik Gilang apalagi saat Gilang membawakannya segelas es teh.

"Ada yang mau lo tanyain, Has?" tanya Gilang ketika melihat raut wajah Mahas yang seperti sedang memikirkan sesuatu.

Gilang tahu jika Mahas pasti sedang bertanya-tanya mengenai keberadaan Hira di kostnya tadi. Gilang tidak berniat bertanya, biarkan Mahas yang bertanya lebih dulu.

"Hira, ada hubungan apa lo sama dia, Lang?" tanya Mahas akhirnya menyuarakan rasa penasarannya.

Gilang mendengus, bukan ia tidak suka dengan pertanyaan Mahas yang kesannya terlalu kepo, tetapi cara Mahas yang memanggilnya 'Lang' itu sangat tidak disukai Gilang. Masalahnya Gilang itu lebih tua 2 tahun dari Mahas, meskipun mereka sekarang satu angkatan di kampus. Seharusnya Mahas memanggil Gilang menggunakan embel-embel 'abang' atau 'kakak', bukan?

Sudah sering sekali Gilang mengingatkan Mahas untuk memanggilnya 'abang' atau 'kakak', tetapi tidak pernah didengar oleh seorang Mahasagara Lazuardi itu.

"Lang," tegur Mahas karena Gilang malah terdiam, tidak menjawab pertanyaannya.

"Dia tinggal di sini sama gue," jawab Gilang dengan ketus.

"Yang gue tanyain ada hubungan apa lo sama Hira, kok lo malah jawab tinggal sama lo?"

Gilang berdecak, sudah tidak sopan sekarang Mahas malah nyolot, membuat Gilang emosi saja.

"Heh! Yang sopan lo sama gue, mentang-mentang kita seangkatan lo gak ada sopan-sopannya sama gue," ujar Gilang malah membahas sopan-tidak sopannya sikap Mahas.

Mahas memutar bola matanya malas, selalu itu yang dibahas jika ia berbicara dengan Gilang.

"Males banget," gumam Mahas, lalu memakai jaket yang sempat ia lepas tadi, setelah itu Mahas beranjak berdiri.

"Gue pulang aja." Mahas pergi begitu saja, tanpa mengucapkan salam, dan tanpa mengucapkan terima kasih karena Gilang sudah menjaga flash disk yang sangat berharga itu.

Melihat itu Gilang mencak-mencak di tempat. "Kalau bukan anaknya bapak Jourell, udah gue jadiin lo geprek, Has!"

Gilang itu salah satu anggota keluarga yang sangat tersohor. Nama belakangnya menyandang marga Bhargava, tentu dia bukan orang sembarangan di negeri ini. Namun, tetap saja ia takut jika harus berurusan dengan keluarga Lazuardi. Orang yang saat ini membuatnya kesal justru putra tunggal pewaris tahta Lazuardi, yang tidak bisa Gilang jadikan samsak.

Jadi, Gilang hanya bisa membuat sumpah-serapah ketika Mahas sudah pergi.

Pertanyaannya jika Gilang merupakan salah satu anggota yang sangat terkenal, kenapa dia harus bekerja di pencucian motor dan tinggal di kost-kostan? Jawabannya, karena Gilang bukan orang yang menyukai hal mewah, dia memilih bekerja serabutan daripada mewarisi tahta milik orang tuanya.

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang