20. Kelesah

812 137 17
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Tidak ada yang membuat Gilang lebih jengkel selain tiga orang curut-begitulah Gilang menyebutnya- yang tiba-tiba berdiri tepat di depan kamar kost-nya dengan tatapan tanpa dosa. Masalahnya mereka datang di saat Gilang akan mengistirahatkan tubuhnya, yang seharian ini banyak sekali aktifitas di kampus.

"Mau ngapain sih lo bertiga ke sini?" tanya Gilang tanpa berminat untuk mempersilakan mereka masuk ke dalam kamarnya.

"Ketemu Hiralah, gak guna juga kita ketemu sama lo, Bang," celetuk Revano.

Dalam hati Gilang menyumpah-serapahi perkataan Revano yang bernotabene sebagai sepupunya itu. Jika tidak ingat ayahnya Revano galak, sudah dipastikan malam ini Revano akan habis di tangan Gilang.

Sementara tiga curut yang di maksud-Revano, Nara, dan Renjana lebih memilih untuk masuk ke dalam tanpa menunggu persetujuan dari pemiliknya.

"Anak setan emang tuh bertiga," gerutu Gilang lalu mengikuti jejak para remaja laki-laki tak ada akhlak itu, lalu menutup pintu kamarnya.

"Mana Hira, Bang?" tanya Nara begitu mereka sudah berada di dalam kamar kost milik Gilang.

Gilang tidak langsung menjawab, ia memilih untuk merebahkan dirinya di atas ranjang lebih dulu.

"Di kamar mandi, tadi lagi boker dia," jawab Gilang sambil meletakkan kedua tangan di bawah kepalanya sebagai bantalan, kedua matanya pun terpejam. Sungguh ia sangat lelah hari ini, dan sangat ingin langsung pergi ke alam mimpi.

Sementara itu Nara, Revano, dan Renjana hanya mengangguk. Mereka duduk di ruang tengah beralaskan karpet berbulu yang cukup tebal.

Ruang tengah di dalam kamar kost yang Gilang tempati memang menyatu langsung dengan tempat tidur, seperti kamar kost pada umumnya. Namun, kost-kostan yang ditempati Gilang jauh lebih luas, bahkan ada kamar mandi pribadi di setiap kamarnya.

Gilang memang sengaja tidak membatasi antara ruang tengah dengan ranjangnya, ia lebih nyaman seperti itu dan lebih leluasa katanya. Hanya dapur dan kamar mandi yang memiliki sekat karena sudah bawaan dari bentuk asli kamar kost tersebut.

Cklek.

Suara pintu dari arah kamar mandi terdengar, itu artinya Hira sudah selesai dengan urusannya.

Tentu Hira terkejut ketika melihat ketiga sahabatnya berada di sana. Untuk apa mereka datang selarut ini? Tanya Hira dalam hati.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Hira, lalu ikut duduk bergabung bersama ketiga sahabatnya.

"Kita mau tidur di sini, boleh 'kan?" tanya Renjana, meminta izin.

Hira memasang raut bingung. "Ini kamar punya bang Gilang, kalian izinnya sama bang Gilang bukan sama gue."

"Mau izin, tapi doi udah tepar," ucap Revano sambil melirik ke arah Gilang yang napasnya sudah teratur dan kedua matanya terpejam rapat. Itu artinya Gilang memang sudah masuk ke alam mimpi, sesuai dengan keinginannya tadi.

SenandikaWhere stories live. Discover now