Ina mengerjapkan matanya lucu, sejak kapan Evan pacaran Mulu, sejak kapan Evan ada waktu untuknya, toh sebenarnya waktu Evan seminggu sudah direnggut habis oleh mereka, apa salahnya ia hanya sekedar berbicara kepada Evan, tanpa Ina Sadri cengkramannya ditangan Evan semakin kuat. Evan yang menyadari itu langsung mengalihkan atensinya kearah Ina.

"Gimana Van?". Tanya Ina mengabaikan perkataan Arka.

"Sore nanti gue sibuk, besok malam acaranya udah mulai". Sahut Evan melepaskan cekalan tangan Ina. Ina mangut-mangut mendengar pertanyaan Evan.

"Jadi gak ada waktu?". Tanya Ina.

"Gue sibuk".

"Ya berarti gak ada waktu kan ya?". Tanya Ina mengulang pertanyaan. Evan menghembuskan nafasnya jengah, menyadari mood Ina berubah drastis.

"Iya gue gak ada waktu, jadi gue mau lu ngertiin gue".

"Kalau aku gak mau". Ucap Ina menyedekapkan tangan keatas dada.
Evan menatap Ina sengit, apakah gadis ini tengah pms seperti nya Ina ingin mengajaknya berdebat. Ina yang menyadari tatapan bingung Evan seketika tertawa ngakak, hal itu semakin membuat Evan heran.

"Hahah, kamu lucu, aku bercanda kali". Ina tertawa ngakak sendiri sampai air matanya sedikit keluar akibat sangking ngakaknya.

"Sters". Gumam Evan pelan.

" Ck, kamu mah ngatain Mulu". Kesal Ina yang mendengar perkataan evan.

"ya udah semangat rapatnya pak waketos, semoga acaranya berjalan dengan lancar". Ucap Ina ber api-api dengan mood yang tiba-tiba berubah menjadi ceria lagi.

Evan mengabaikan ucapan Ina, lalu melirik jam tangannya.

"Yaudah, gue pergi dulu, lu buruan masuk kelas, ntar lagi masuk".

"Oke". Jawab Ina senang, lalu membiarkan Evan pergi lebih dulu, namun baru beberapa langkah, evan kembali berjalan kearahnya.

"Nih, jangan lupa makan". Titah Evan memberikan roti kepada Ina. Setelah itu Evan benar-benar pergi meninggalkannya.

Yah walaupun akhir - akhir ini, sangat sulit untuk Ina mendekatkan diri ke Evan. Dan sangat jarang memiliki waktu berdua setelah mereka resmi jadian, evan tetap tidak pernah absen untuk memantau keadaan Ina diam-diam, apalagi perihal makanan gadis itu.

Evan selalu menitipkan makanan untuk Ina melalui adik kelas atau anggota osis yang tidak punya kesibukan, karna ia yakin jadwal makan Ina pasti tidak teratur, atas kecerobohan gadis itu sendiri.

"Huh, ngasi makan gak ngasi minum, aku tau niat jahat mu pakk!". Teriak Ina dari jauh, Evan menoleh dan menatap nya tajam, ternyata Evan mendengar perkataanya, Ina nyengir saat menerima tatapan maut itu.

"Mati". Panik Ina mendengar bel masuk berbunyi, segera ia berlari menuju kelas.

🌟🌟🌟

Ina berlari ngos-ngosan menuju kelasnya, setelah sampai didepan kelas Ina mengatur nafas sebelum membuka pintu. Setelah nafasnya teratur barulah Ina membuka kelas itu. Namun sepertinya ia lupa jadwal pelajaran hari ini.

Ina berjalan pelan menuju tempat duduknya, ia menatap lekat gelagat kedua orang yang sangat akrab dengan dirinya.

"Wawa, Fani". Panggil Ina pelan, namun hal itu mampu membuat salah satu diantara mereka terkejut dan gelagapan.

"Astagaa Ina, lu ngagetin kita tau gak!". Kesal Fani mengelus dadanya.

Ina mengabaikan ucapan Fani, dan beralih fokus kepada wawa yang masih sibuk dengan aktivitasnya, atensi Ina terfokuskan kepada Wawa yang berusaha menghapus tulisan tulisan yang ada diatas mejanya, lebih tepatnya tulisan kebencian yang ditujukan padanya. Hal itu mampu membuat Ina tertawa kencang.

VaNa(ON GOING)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon