20. Plan B : Kehancuran

8.2K 1K 118
                                    

Rose tersentak. Matanya membola panik. Sekejap saja, mahkota berharganya terenggut paksa. Rasa sakit tak tertahankan mengiringi hancurnya harga diri yang selama ini dia banggakan.

Harkat, martabat, dan derajat manusia.

Rose begitu mengagung-agungkan itu semua.

Kehancurannya malam ini membuatnya menangis sepanjang malam, menembus keheningan yang sunyi senyap.

Tubuhnya bak terbelenggu, dicengkeram buas sementara sakit di tubuhnya semakin menjadi. Di sela-sela itu, desahan bercampur rintihan lirih penuh permohonan meluncur pelan dari kedua belah bibirnya yang bengkak.

Serigala menguasai tubuhnya.

Ular piton melilit perutnya.

Rose dan kehinaan.

| 20. Plan B : Kehancuran |

Bayi dua bulan tidak diperbolehkan untuk naik pesawat. Tetek bengek tata tertib dan prosedur penumpang pasti membuat Arkha tidak bisa diikutsertakan perjalanan udara.

Dan Rose dengan gilanya mengusulkan agar naik jet pribadi. Apa wanita sinting itu berpikir hal itu akan berbeda? Tidak memikirkan dampaknya. Rose memang tidak waras.

Rama menatap pasangan ibu-anak yang masih saja berdebat itu.

"Krisan bakal bangun," sergah Devan. Ragu dan gelisah beradu satu.

Rose tersenyum sinis. "Buat apa dipertahanin? Anak kayak dia emang udah seharusnya mati aja dari dulu!" jeritnya, menggelegar.

Rama menatap tajam sang istri. "Jaga mulut kamu!" bentaknya, lantang. "Krisan nggak mudah mati hanya karena kepalanya terluka."

Rose lalu tersenyum, sepertinya baru sadar bahwa ucapannya kelewatan sampai-sampai memancing amarah Rama. Mimik wajahnya berubah cepat menjadi berseri. Dengan gaya bak penjilat ulung, Rose berkata dengan nada mendayu, "Maksud aku nggak gitu, Mas. Aku cuma mikir, apa nggak sia-sia uang buat biaya pengobatan Krisan disaat dia aja nggak pasti bisa bangun lagi?"

Rama memijat pelipisnya.

Pria itu cukup pusing sebenarnya.

Aeglar diteror.

Para penggemar Krisan menggila beberapa hari belakangan, apalagi berita tentang Krisan dan skandalnya tidak bisa ditarik dari peredaran walau Rama meminta bantuan ahli IT pun. Salinan videonya sudah menyebar, dan selalu ada campur tangan empat sahabat Krisan yang membuat Krisan terus-terusan mendapatkan dukungan.

Segala bentuk konfirmasi dari Rama tidak dianggap.

Namanya sudah kehilangan pamor.

Sia-sia Rama memukul mundur bisnis Hiranata Kondo--kakek Ae, dengan maksud mengancam agar Ae berhenti menyebarkan berita. Sebanyak 20% saham perusahaan manufaktur Hiranata ditarik mundur oleh Aeglar. Dana filantropi bulanan atau dana kedermawanan yang selalu diberikan untuk amal atas nama Hiranata juga dikorupsi di tengah jalan. Uang untuk amal pun tersendat, tidak sampai ke tangan mereka yang membutuhkan. Itu semua karena ulah Aeglar.

NAUTILUS Where stories live. Discover now