Aku Membencimu

3.4K 358 16
                                    

Priaku, dia benar-benar akan menikah namun bukan denganku. Nama yang tertulis disana bukan namaku melainkan nama perempuan lain, sosok yang menjawab tanyaku tentang siapa wanita yang ada di samping kursi pengemudi.

Rama dan Utari

"Sejak kapan?" Tanyaku sambil meletakkan ponselku begitu ke atas meja, suara benturan ponsel tersebut dengan meja terdengar keras menyita perhatian dari beberapa pengunjung lainnya. Jika kalian bertanya apa yang aku rasakan sekarang, rasanya campur aduk tidak karuan, campuran antara rasa marah, benci dan juga syok serta tidak percaya. Hubunganku dengan Mas Rama benar-benar baik, tidak ada pertengkaran yang berarti namun lihatlah, aku hanya dijadikan ban serep untuknya.

Terlalu besar kemarahan yang aku rasakan kepadanya hingga aku tidak tahu harus bagaimana aku meluapkannya. Dia, pria dihadapanku ini memperlakukanku begitu istimewa, begitu sempurna, hingga sedikit pun aku tidak pernah berpikir jika pria yang selalu menatapku dengan penuh damba ini bisa menduakanku.

Astaga, benar yang dikatakan oleh orang-orang selama ini jika B4jingan nomor satu adalah para oknum Halo dek, para pria yang digambarkan cinta tanah air dan setia hingga rela mengorbankan jiwa raganya nyatanya bukan seornag yang sempurna dalam cinta. Mereka brengsek, dan pria tampan ini adalah salah satunya. Sungguh tidak pernah aku bayangkan jika aku akan sebenci ini pada sosoknya yang duduk di hadapanku.

"Nggak, pertanyaannya aku ganti. Bukan sejak kapan karena sudah pasti sejak lama, mempersiapkan pernikahan untuk kalian bukan waktu yang sebentar, tentu kalian sudah bersama sejak lama hingga kamu bisa mengurus pengajuan nikah bersamanya, memilih vendor hingga membuat undangan virtual macam ini, namun siapa yang kamu jadikan selingkuhan? Aku atau dia? Atau memang sejak awal aku cuma ban serep buat kamu, Mas? Sumpah demi apapun kamu jahat, Mas!"

Seluruh kemarahan yang aku bendung seketika meledak saat tanya demi tanya terus terlontar mewakili rasa kecewaku atas tindakannya. Siapa yang tidak akan mengamuk jika ditinggal menikah tiba-tiba dan dicampakkan layaknya sampah! Aku benar-benar merasa aku tengah dibohongi mentah-mentah diperlakukan bagai boneka yang tidak punya perasaan. Sampai tadi malam, Mas Rama masih meneleponku seperti biasa dan sekarang dia justru pamit akan menikah dengan wanita lain lagi harinya.

Benar-benar puncak komedi sepanjang hidupku.

"Salah apa aku sama kamu hah sampai tega-teganya kamu mainin aku kayak gini! Dimata kamu aku ini seperti badut, yang menjadi hiburanmu, yang bisa kamu goblok-goblokin sesukanya dan bisa kamu tinggalin begitu saja setelah kamu puas mempermainkanku!"

Tidak ada tanggapan apapun dari Mas Rama, pria tampan yang biasanya akan berbicara banyak hal menarik kepadaku ini kini terdiam seribu bahasa di hadapanku, dia hanya menatapku lekat dengan wajah kusutnya yang membuatku semakin sebal kepadanya, disaat dia seharusnya berkata apapun untuk mengurangi kemarahanku, diamnya justru membuatku merasa begitu buruk. Tidak, dia tidak benar-benar akan meninggalkanku untuk menikah dengan wanita lain, kan? Dunia seharusnya tidak sekejam itu dalam bekerja untukku.

Jujur sekarang air mataku hampir menetes dengan derasnya namun aku tahan sekuat tenaga, aku tidak ingin tampil menyedihkan di hadapan pria yang sudah mencabik-cabik hatiku.

"Mas harap kamu datang ke pernikahan Mas, Shita. Dengan itu Mas yakin kalau kamu akan baik-baik saja menjalani harimu tanpa Mas, maaf Mas sudah mengecewakanmu, Shita."

Telak, pria dihadapanku ini menyentuh puncak sabar yang aku miliki, tidak peduli kini aku menjadi perhatian banyak orang, kuhantamkan kuat-kuat box jam yang seharusnya menjadi hadiah itu ke wajah yang mulai hari ini aku nobatkan menjadi sosok yang paling aku benci di dunia ini.

"BAGAIMANA BISA KAMU BERHARAP JIKA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA SETELAH KAMU SENDIRI YANG SUDAH MENGHANCURKANKU, HAH!"

"...................."

"DEMI TUHAN, AKU MEMBENCIMU. SEMOGA PERNIKAHAN KALIAN YANG DIBANGUN DIATAS KECEWAKU TIDAK AKAN PERNAH BAHAGIA!"

Kisah Yang Belum UsaiWhere stories live. Discover now