20. Kue Pukis

2.1K 287 24
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya sudah Miss, kalau gitu ayo temenin Bunga jajan pukis diluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya sudah Miss, kalau gitu ayo temenin Bunga jajan pukis diluar. Bunga belum dikasih makan sama Papa loh dari tadi pagi!"

Damn!!!! Ini bocah ada saja idenya. Ckckck, kenapa aku lupa sih kalau Bunga ini manusia sejuta ide.
Jika sudah mendapati kelakuan Bunga yang seperti ini, sulit untukku tidak berdecak campuran antara kesal dan gemas disaat bersamaan, aku ingin menolak mentah-mentah tapi mana bisa aku tega pada sosok menggemaskan yang kini mendongak menatapku penuh harap dengan matanya yang berkaca-kaca, bagaimana bisa aku mengatakan tidak kepada makhluk seperti ini?

Dan lagi, mana aku percaya Ayahnya belum memberinya makan? Duh ini anak ya pinter banget nyari kesempatan.

"Bunga, nggak boleh bohong, ya!" Pandangan tajam Rama seketika menyorot saat anaknya mengeluarkan kebohongan, dan rupanya sikap Rama yang tegas saat menegur tersebut membuat Bunga menciut. Senyum memelas Bunga seketika berubah menjadi senyuman masam ketakutan, khas anak kecil saat ketahuan berbohong dan ditegur oleh orangtuanya.

"Iya, tapi Bunga kan belum makan dua kali, Pa. Bunga pengen makan pukis diluar sama Miss." Kembali Bunga mendongak penuh harap ke arahku, tangan kecilnya menggoyang-goyangkan celana pendekku, "Miss mau kan nemenin Bunga mam diluar? Mau ya, Miss?! Bunga pengen mam sama Miss."

"Bunga......." Terdengar hela nafas panjang Rama yang frustrasi karena anaknya merengek kepadaku. Tentu saja sikap Rama ini membuatku mengernyit keheranan hingga aku tidak bisa menahan rasa kesalku atas sikapnya ini.

"Kamu itu sebenarnya kenapa sih Ram, nggak suka banget Bunga sama aku?" Dengan sengit aku melontarkan protes kepada Rama yang kini terbelalak tidak menyangka jika aku akan menyerangnya, tiga bulan lebih kami kembali bertemu dan saat itu sikap kami benar-benar seperti wali murid dan guru secara profesional, secara alami aku benar-benar menjauh dari Rama dan seolah sadar jika aku enggan berurusan dengannya selain masalah Bunga, Rama pun melakukan hal yang sama. Selama ini aku sangat bersyukur dengan sikap Rama tersebut tapi untuk sekarang ini aku sangat sebal mendapatinya melarang Bunga mendekat kepadaku, hanya sekedar menemani makan loh, biasanya tuh anak ya tiap hari makan ngintilin aku kenapa nggak dilarang saja dari dulu.

Kisah Yang Belum UsaiWhere stories live. Discover now