Chapter 18 : Mahari Yusa

Start from the beginning
                                    

Ini pasti ilusi.

Aku merenggakan pelukankku dan menyandarkan kepalanya di atas tanah. Kurogoh saku milik 2 mayat yang berbaring dengan Kano, tidak terdapat 'botol nyawa'.

Kupangku kembali Kano. Sampai kapan aku bisa melihat reaksi dari nyawa' tersebut? Bagaimana jika 'nyawa' tersebut tidak bekerja? Jangan berpikir begitu Yusa, Kano pasti bangun. Tapi tidak ada tanda-tanda Kano 'hidup kembali'.

"Kano, kau tidak seriuskan meninggalaknku? Kau hanya berpura-purakan? Kau telah berjanjikan? Jangan membuatku takut." Suaraku bergetar.

Kano tetap tidak bergerak.

Jantungnya tidak berdetak.

Hanya jantungu yang berdetak sangat kencang.

Aku kembali memeluknya. "Jangan pergi Kano."

Suara tepuk tangan berkupamdang. Bukan hanya satu orang tapi lebih. Aku menengok. Tidak mungkin. Kenapa?

"Romantis sekali... lama tak jumpa Mahari-chan." Sambil tersenyum tajam, Gurume berhenti bertepuk tangan.

"Gurume? Kamizawa?"

Gurume hidup kembali? Dan kenapa Kamizawa juga hidup kembali? Bukankah dia sudah jelas mati ditembak olehku di level 8. Kenapa dia bersama Gurume?

"Kenapa kalian hidup?" Kusandarkan Kano di tanah dan kuhalangi oleh tubuhku. "Kenapa kalian bisa hidup kembali?!"

Jika ditenggakan 'nyawa', Kamizawa yang dikenal sebagai kepala plontosnya tidak mungkin selamat karena di papan nama kelulusan di level 8, namanya tidak ada. Dan Gurume, aku tidak melihatnya di beberapa level, kepalanya juga sudah terpisah jadi tidak mungkin ada yang bisa menenggakan nyawa.

"Kenapa ya..." Gurume mencoba berpikir.

"Kamizawa, jangan-jangan kau juga termasuk sebuah program? Auhh tidak bisa dipercaya ternayata sebelumnya aku sudah mengalahkan satu sampah sebelum menyadari kecurangan ini."

Mereka hanya tertawa.

"Gurume, apa kepalamu baik-baik saja? Aku yakin kali ini aku bisa memutuskan kepalamu lagi. Dan kau Kamizawa, kubuat kepalamu pecah." Pernyataan perangku dimulai.

"Mungkin sebelumnya kau sudah mengalahkan kami tapi untuk orang ini, apa kau sudah mengalahkannya?" Kamizawa memandangku remeh.

Suara hentakan kaki mulai mendekat ke arah kami. Semakin dekat dan sosok seseorang muncul dari kegelapan.

"Karena misi miliknya, kami 'dipanggil' kembali. Katanya Kano telah mati."

Kamizawa memukul kepala Gurume. "Mulutmu... bisakah dikunci?!"

Orang yang baru datang itu memisahkan mereka berdua. Bisa dikatakan penampilannya tidak terlalu mencolok diantara para peserta. Dia bersikap normal. Hatoru Fuji, dia salah satu 'virus' di game ini juga. Ah.. sangat tidak bisa dipercaya,

salah... tidak ada yang bisa dipercaya.

"Misi?" Aku sudah memegang pistolku.

Pandangan mereka beralih padaku.

"Aku penasaran kenapa kau sampai menyukai Kaito sampai seperti ini? Apakah otakmu sudah dicuci olenya?"

Aku tidak menjawab.

"Jika tidak ada kau, tugasku tidak akan rumit." Dia kembali berkoceh. "Kenapa kau diam saja? Takut? Ah... tidak mungkin kau takut. Yang kau takutkan dari game ini adalah jika Kaito Kano MATI. Benarkah begitu Mahari Yusa?" Hatoru mulai menjebakku.

Aku memandang mereka bergantian. Mereka datang untuk sebuah misi? Bagaimana aku bisa lolos dari mereka bertiga? Apalagi aku harus melindungi Kano.

"Mahari... apa kau sanggup membunuh kami? jawablah pertanyaanku. Kau hanya diam saja."

Life GameWhere stories live. Discover now