Maka dari itu, Jethro yang sudah terpilih menjadi seorang penerus setelah Gillmore belum memiliki kendali penuh atas Romanova karena Gillmore masih ada dan memegang kendali penuh sampai saat ini. Simple nya, Jethro memang sudah memiliki kuasa atas Romanova, namun masih harus dengan pengawasan dan izin Gillmore yang ada diatasnya.

Keanehan ini selalu saja terjadi di setiap generasi penerus Romanova. Insting kuat yang mereka miliki selalu diturunkan pada para penerus di setiap generasi.

Michael menatap anak sulungnya itu dengan tajam, "Kenapa kau menjadi semakin tidak sopan, Kai?!"

Tiago yang mendengar keributan didepannya sedikit menghela napas lega, setidaknya keributan mereka dapat mengalihkan perhatian sang kakek untuk tidak bertanya lebih tentang pertemuannya dengan Jethro.

"Oh ayolah, aku hanya mengatakan fakta, dad. Ambisi menjijikkan kalian untuk merebut tempat milik seseorang benar-benar membuatku ingin muntah." Sarkas Kai.

"CUKUP!" Teriakan menggelegar Gilleon membuat mereka bungkam dengan keheningan. Pria paruh baya ini sepertinya terlihat sangat tidak senang setelah mendengar perkataan sang cucu.

Seena diam-diam tertawa puas di dalam pelukan sang mommy, "Dasar kakak bodoh! Kau pasti akan memohon-mohon pada kakek nantinya agar tidak memberikanmu hukuman." Batinnya.

"Kai, atas dasar apa kau berbicara tidak sopan seperti itu!" Marah Gilleon pada sang cucu.

Kai masih dengan berani bersikap seolah sedang berpikir keras, "Atas dasar apa ya? Entahlah, aku hanya melakukan seperti apa yang biasanya kalian lakukan. Mencemooh seseorang tanpa dasar apapun, itu yang kalian lakukan kan?" Balas Kai tanpa rasa takut.

Michael dan Naomi menatap sang anak dengan tajam setelah mendengarnya. Anak ini selalu saja membalas!

Gilleon bertepuk tangan begitu mendengar perkataan yang sangat berani dari sang cucu. Harus ia apakan cucunya yang satu ini?

Sedangkan Tiago diam-diam menatap Kai seolah sedang mendukung atas apa yang sedang dilakukan sepupunya itu, "Benar, ayo terus pancing mereka Kai! Jangan sampai perhatian mereka kembali padaku!" Batinnya.

"Apa yang harus kakek lakukan padamu, Kai? Kau benar-benar sudah keterlaluan." Gilleon menatap Kai dengan tajam, benar-benar merasa kesal dengan sang cucu.

"Apa lagi? Kurung saja aku seperti biasanya, tanpa diberi makan dan minum apapun." Jawab Kai yang seolah sudah menjadi kebiasaannya.

"Kakek! J-jangan, lakukan itu pada kakak." Sahut Seena dengan lirih. Ingin mengambil peran seorang penolong untuk sang kakak.

Kai menatap sinis Seena, "Diam kau! Aku sedang tidak membutuhkan pertunjukan akting mu!"

"Sialan!" Batin Seena kesal yang ditutupi dengan raut sedihnya.

Belum sempat Gilleon mengeluarkan suaranya, suara langkah kaki yang bersahutan mencuri perhatian mereka yang ada di sana.

"T-tuan!" Panik seorang pelayan.

"Ada apa?" Tanya Gilleon dengan kerutan di dahinya. Mengapa pelayannya itu terlihat begitu panik?

"Tuan, gerbang mansion diterobos oleh sekumpulan orang yang tidak dikenal!" Ucap pelayan itu dengan panik.

Gilleon reflek berdiri, "Apa?!" Ia melangkahkan kedua kakinya dengan tergesa untuk melihat situasi diluar sana diikuti dengan yang lainnya.

"Wah, ada apa lagi ini?" Batin Tiago yang merasa heran. Keinginannya untuk membuat sang kakek teralihkan ternyata terkabul melebihi ekspektasinya.

Game Overजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें