Detak 37 - Makan Malam

267 20 1
                                    

Malam ini adalah malam dimana acara makan malam bersama yang direncanakan. Keluarga Fajar mengundang Amil dan Arum. Namun kedua suami istri itu belum hadir.

Fajar terheran-heran, karena begitu Maghrib selesai sang istri langsung berias diri memakai make up terbaiknya hingga sosoknya semakin cantik.

"Cuma makan malam sederhana kok pakai dandan segala?" Tanya Fajar heran.

"Sekali-kali bang, biar gak malu-maluin kamu di depan teman. Lagi pula aku gak jelek-jelek amat kan?" Sumringah Susi yang tengah memakai anting.

Fajar cuma membiarkan meski heran, Fajar sendiri hanya tampil seadanya, memakai kemeja navy dan jeans biru. Lagi pula ini bukan makan malam resmi.

Fajar menuju dapur, dimana meja makan mereka telah penuh oleh hidangan yang lezat. Ada sup jamur, ayam bakar, rendang daging, cumi dan udang krispi, lalapan ketimun dan salada, sambal, dan juga acar nanas.

Kira-kira jam setengah delapan Amil dan Arum tiba dengan mobilnya.
Bu Ros dan Pak Rudi menyambut kedua tamunya itu. Tia dengan senang menjabat tangan Arum dan Amil. Pak Rudi memperkenalkan Arum dan Amil kepada Rendi.

"Ren, masih ingatkan sama Abang ini?' tanya Pak Rudi pada Rendi.

Rendi menatap lekat Amil.
"Bang Amil kan? Teman SMA bang Fajar?"

Amil mengangguk, keduanya pun berjabat tangan, kepada Arum juga.

"Gila, cantik sekali perempuan ini, belum pernah aku ketemu wanita secantik ini" puji Rendi dalam hati sambil memandangi wajah Arum

"Ayo masuk! Sudah ditunggu sama Susi dan Fajar" ajak Bu Ros.

Fajar dan Susi memang ada di dapur tengah menyiapkan gelas dan minuman. Ada jus delima, yang di duga Susi adalah minuman kesukaan Amil karena semalam Amil meminta mbok Iyem untuk membuatkannya jus itu.

Sepasang mata milik Fajar dan Susi memandang terkesima pada sosok Amil. Adalah aneh memang, sepasang suami istri ini memandang takjub kepada orang yang sama, yaitu Amil, seorang lelaki yang telah beristri.

Amil malam itu memang ganteng sekali, memakai kaos santai bertemakan black and white memakai celana selutut bermotif catur. Hingga tampilannya yang sebenarnya sudah berusia kepala tiga masih seperti seorang pemuda berumur 20an. Sang istri sendiri memakai busana senada berwarna hitam dengan sedikit sentuhan corak flora.

"Ayo silahkan duduk! Maaf kalau terlalu sederhana" ajak Bu Ros.

"Ini sudah bagus kok bu" ucap Arum.

Amil menarik satu kursi, dan mempersilahkan sang istri duduk di sana. Tindakan kecilnya itu membuat Fajar dan Susi memandang padanya.

"Duh benar-benar suami yang perhatian kepada istri" puji Susi di dalam hati.

"Anjing! Seperhatian itu kau pada istrimu, apa kau benar-benar lupa padaku?" Fajar lain lagi suara hatinya.

Setelah sepatah kata dari Pak Rudi mereka pun berdoa bersama lalu menyantap hidangan itu.

Amil ingin mengambil udang krispi dengan garpunya yang sialnya Fajar juga inginkan hal yang sama, bahkan garpu keduanya menusuk udang krispi yang sama. Fajar dan Amil saling menatap.

"Kau duluan" ucap Fajar.

"Tidak, untukmu saja!" Tolak Amil dengan datar.

"Ih kalian ngegemesin, udangnya masih banyak kok, dihabisin juga gak apa-apa" tutur Susi.

"Sini bang aku ambilin" ucap Susi, dia mengambil garpu dan menusuk satu udang yang paling besar dan diserahkan kepada....Amil, langsung ke piringnya, baru kemudian ke piring Fajar. Amil dan Arum saling pandang sebentar.

DETAK [SELESAI]Where stories live. Discover now