Detak 14 - STVan

213 15 3
                                    

Sejak kejadian itu, Amil sudah dapat menahan cemburunya jika melihat Hani bersama Fajar, toh Hani adalah pacar Fajar, hal yang wajar kan kalau mereka sering berduaan, yang terpenting sesayang apapun Fajar terhadap Hani, Fajar tak pernah lupa kepada Amil. Keduanya kembali akrab, pergi dan pulang sekolah selalu bareng bersama dengan motor Vixion kebanggan Fajar itu.
***

"Guys, Sabtu nanti giliran kita tampil di pembiasaan, hayo siapa yang akan tampil?" Tanya Zul sang ketua kelas yang berdiri di depan.

Pembiasaan adalah sejenis pensi dimana pada hari Sabtu seusai senam bersama, sampai jam sepuluh pagi para siswa diperbolehkan buat tampil di panggung sekolah untuk unjuk bakat. Entah berpidato, menari, berpuisi, ngelawak dan juga bernyanyi, ah pokoknya sekreatif mungkin.

"Selain kita ada kelas mana lagi yang tampil?" Tanya seorang siswa.

"SMK X Otomotif" jawab Zul.

Amil terpukau, itu artinya Sabtu nanti  dia akan menyaksikan kelas Fajar tampil dipanggung sekolah. Mudah-mudahan sang idola yang akan unjuk bakat dengan permainan gitarnya yang keren.

"Sudah dipastikan band Blacksun akan tampil" sambung Zul lagi.

Serrr, tuhkan benar. Amil seketika tersenyum dengan sumringah.

"Haduh, pasti kelas kita tenggelam sama band itu" keluh Lia.

"Eitss belum tentu!" Tiba-tiba Riky berdiri dengan penuh percaya diri dia menyamperin Zul.

"Zul cantumkan namaku ya. Aku yang akan tampil"

"Lu mau ngapain? Mau joget seksikah?" Ledek Rustam

"Iya, mau tari perut" lalu Riky pun memeragakan tarian perut itu dengan hotnya. Karuan saja kelas menjadi riuh, ya iyalah, cowok paling ganteng di sana tengah meliuk-liukkan perut dan pinggul, sayang masih pakai seragam, kalau Shirtless pasti lebih hot.

"Gak lucu!" Sungut Zul jengkel.

"Aku mau akustikan" jawab Riky pede.
"Aku akan rebut panggung itu buat kelas kita. Kepopuleran Blacksun akan roboh menjadi puing-puing berdebu"

"Huuuuu" sorak yang lain.

Amil cuma nyengir, mustahil bagi Riky untuk mengalahkan Fajar.

Sebelum sekolah bubar, Riky mengatakan akan main ke rumah Amil nanti sore.

"Oke aku tunggu!" Ucap Amil sebelum naik ke motor Fajar. Sebelum motor pergi, Fajar saling tatap dengan Riky, ada aroma saling tidak suka, tapi cuma dipendam, tak memunculkan rasa permusuhan diantara keduanya kepermukaan.

"Hmmm Mil, Sabtu nanti band kami akan tampil. Kau mau request lagu apa?"

Tuhkan, Fajar begitu perhatian padanya. Amil sampai termangu mendengar pertanyaan itu, dia jadi teringat lirik lagu Dasar Pengecut-nya Tahta Band, Jadi sakit sendiri, merasa berarti, saat kau perhatikan aku melebihi kekasihmu...

Ya terkadang perhatian Fajar ini membuat Amil merasakan sakit, iya sakit! Sakit karena perhatian itu hadir tanpa status pasti diantara mereka, cuma teman yang perhatiannya melebihi pacar.

"Mil, ayo mau request lagu apa?" Tanya Fajar ketika Amil belum menjawab karena bengong.

"Oh itu ya, aku mau kau nyanyi lagu yang sering diputar di angkot Pak Jaiz itu, yang seanggun warna senja menyapa"

"Oke, ditunggu ya!" Ucap Fajar yakin dan pasti.
***

Di rumah Amil, jam menunjukkan pukul setengah lima sore, Riky benar-benar muncul dengan membawa gitar akustiknya.

Amil menyambutnya ramah, karena rumah masih berantakan Amil terpaksa mengajak Riky ke kamarnya.
Ibunya sudah memberi izin pula.

Riky ternyata semakin keren kalau tampil kasual begini, kaos lengan panjang kuning gading dengan celana coklat tua, ah perfecto.

DETAK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang