Detak 2 - Awal Kisah Masa Lalu

387 19 1
                                    

Part ini aku tulis sekali, gak sempat cek dan edit, kalau ada typo harap dimaklumi.. 🙏

Pov Fajar.

"Bomm!" Laksana ada dinamit yang meledak di dalam hatiku tatkala melihat sosok pria di hadapanku ini
.
"Dia, Amil Arruhi. Tak salah lihatkah aku? Benarkah itu? Dia tampak berbeda sekarang, dulu dia tinggi langsing sekarang tegap berisi. Sekarang tubuhnya benar-benar proporsional seperti para model pria. Tambah ganteng dan sepertinya dari stelan pakaian dia sudah tajir sekarang. Tapi huh sekalipun dia sudah berubah tetap saja dia seorang gay. Kasta terhina bagi seorang laki-laki sejati, lebih nista dari seorang banci. Aku benci padanya".

"Sebenarnya dia adalah teman di masa laluku, teman terbaik, teman terdekat, teman terspesial dan teman terindahku. Hai tidak! Aku meralatnya, dia bukan teman terindahku, tetapi teman terbusukku. Bisa-bisanya di masa lalu dia jatuh cinta padaku. Dasar gay tak tahu diri. Masih syukur dulu aku mau berteman dengannya, eh dibaik-baiki malah minta dicintai. Jijik gue! Mual gue! Sial aku ingin muntah!"

"Hai Amil, jangan sok lebay di depan istrimu, tak kasihankah kau menikahi seorang perempuan baik-baik, cantik jelita pula. Memangnya apa yang bisa dilakukan seorang gay sepertimu itu untuk membahagiakan seorang perempuan? Di nikahi pula? Haduh gak beres memang kaum pecinta lubang tahi ini"

Itulah kata-kata yang bergelora di dalam hati Fajar, kata-kata yang penuh hujatan dan caci maki. Tak salah memang, karena kisah persahabatan nya dengan Sanu di masa lalu demikian hebat mengguncang perasaannya hingga melahirkan bibit-bibit kebencian yang semakin lama semakin terus berkembang.

Fajar bernafas lega, acara dinner bersama Amil teman rasa musuh lamanya telah berakhir, cepat-cepat dia mengajak keluarganya pergi dari rumah makan itu menuju mobil. Tanpa basa-basi dia melajukan mobilnya meninggalkan kota. Pulang membawa keluarganya kembali.
***

Di dalam satu mobil lainnya, mobil yang jelas lebih mahal dan mewah dari milik Fajar dua orang duduk sambil merenung. Mobil itu masih diam di parkiran. Di dalamnya tampak Amil yang benamkan wajah di bahu sang istri, dia bersandar diatas bahu itu dengan menahan gejolak batinnya yang hebat. Ada suaranya yang terisak. Astaga, pria itu menangis rupanya di dalam pelukan sang istri.

"Ku pikir aku kuat Rum, ku pikir aku telah kuat! Nyatanya hatiku masih lemah terhadapnya. Aku masih tak berdaya tiap melihatnya. Maafkan aku dek Rum" ucapnya di sela isak tangisnya.

"Ssttt sudah bang, jangan menangis! Hapus air matamu itu! Tak layak pria itu kau tangisi seperti ini. Ingat tujuanmu pulang kampung itu apa? Jangan lemah! Tunjukkan kepada dia siapa dirimu sekarang!" Ucap Arum menghibur sang suami.

Amil masih terisak, namun dia mulai tersadar pula. Dia bangkit dari sandaran lalu menghapus air matanya dengan tisu yang baru diambilnya.

"Kau benar Rum, aku harus kuat. Aku tak boleh lemah di depannya. Aku bukan lagi Amil yang dulu. Aku ingat tujuanku pulang kampung. Aku ingin balas dendam padanya. Akan aku bayar lunas semua penghinaan lelaki itu dulu berikut bunganya. Kau akan rasakan itu Fajar, sedikit lagi akan kau rasakan. Bagaimana orang yang dulu kau hina ini akan menghancurkan hidupmu" geram Amil pula, ada benci dan dendam yang menggelegak yang akan dilampiaskan kepada Fajar, dia sudah mengatur segalanya, mengatur rencana gila balas dendamnya.

Sebenarnya apa yang terjadi diantara Amil dan Fajar di masa lalu hingga menciptakan permusuhan dan kebencian terselubung diantara mereka berdua? Untuk memahaminya lebih lanjut, mari kita ikuti kisah masa lalu mereka. Kisah yang dimulai dari awal persahabatan mereka.
***

Flashback...

2008, sebuah tahun dimana ponsel belum secanggih sekarang, masa dimana media sosial belum semenjamur sekarang, masa dimana internet belum menjadi kebutuhan pokok anak sekolah, ah pokoknya masa dimana dunia maya belum banyak mencampuri dunia nyata, seorang remaja berseragam SMA melongo bingung di depan pintu sebuah angkot. Dari cara berpakaian dan gerak-geriknya nih remaja bisa dikategorikan sebagai anak culun, meski hemm ganteng tapi tertutupi dengan aura culunnya itu.

Remaja itu namanya Amil Arruhi, dia celingukan di depan angkot karena tidak dapat masuk karena angkot telah penuh oleh penumpang yang semuanya anak sekolah seperti dirinya. Padahal ini angkot milik tetangganya, Pak Jaiz.

Amil cemas, akan terlambat ke sekolah. Tapi jika harus menggantung di angkot? Jujur dia tak pernah. Mau naik angkot lain belum tentu ada yang lewat, lagian di jam segini semua angkot pasti sudah penuh, karena biasanya tiap angkot sudah punya langganan anak sekolah masing-masing. Saat tengah putus asa tiba-tiba kreek pintu depan angkot membuka disusul dengan keluarnya seorang remaja lelaki berseragam SMA, dari bentuk seragam itu sepertinya dia anak SMK.

"Ayo naik di depan. Biar aku yang gantung!" Tawar anak itu.

Seketika hati Amil mengembang bahagia, tak salahkah itu? Seorang malaikat berwujud remaja berkulit coklat manis menawarinya satu kebaikan yang ah...seketika saja hati Amil berdegup kencang.

"Ayo!" Remaja yang belum Amil tahu namanya itu kembali menyuruhnya naik.

"Terima kasih!" Ucap Amil seraya tersenyum manis, dengan perasaan berbunga-bunga dia naik ke kursi depan angkot, disebelahnya ada remaja SMK lain yang jujur lebih ganteng dari si cokelat manis tadi, tapi entah mengapa mata Amil lebih terpikat si coklat tadi, hmmm mungkin ini yang disebut Love at first sight. Amil membiarkan remaja coklat manis tadi yang kini menggantikan posisinya untuk bergantung di pintu angkot. Angkot Pak Jaiz pun kembali berjalan.

Sepanjang perjalanan Amil tak henti-hentinya memantau remaja yang menggantung itu lewat kaca spion. Tidak tampan namun juga tidak jelek, tapi Amil menemukan kharisma di sosok remaja itu yang membuatnya seketika betah memandang. Berwajah bundar, berkulit kecoklatan, rambut lurus dan bertubuh ideal untuk ukuran anak SMA, hmmm remaja itu benar-benar mencuri perhatian Amil dihari pertama pertemuannya.
***

Akhirnya Amil tahu nama remaja itu, Fajar Rivai Pane. Fajar? Hmm pantas saja Amil selalu merasa hangat saat melihatnya. Dia anak SMK Nasional yang dekat bahkan berhadapan dengan sekolahnya, karena sesungguhnya SMA dan SMK itu masih satu yayasan. Bahkan kedua sekolah itu masih berbagi berbagai fasilitas yang sama seperti lapangan upacara, sarana olahraga, musholla, perpustakaan dan lain-lain. Fajar sama kelas X, jurusan otomotif, dan anggota band sekolah.

Meski baru sebulan sekolah dan masih berstatus anak baru, namun Fajar cepat populer. Karena anaknya yang supel dan gampang bergaul, apalagi dia mahir bermain gitar. Hal yang membuat dia dengan gampang direkrut menjadi anggota band sekolah. Selain itu dia juga cukup terampil bermain voli, olahraga andalan sekolah mereka. Dengan semua kelebihannya itu tentu saja dia jadi idola baru para wanita.

Sejak pertemuan pertama itu pula Amil menjadi pengagum rahasia seorang Fajar, untuk mendekati anak itu rasanya mustahil. Fajar populer, Amil kuper. Mereka beda kelas dan beda sekolah walau sekolah mereka berdampingan tapi tetap saja dunia Fajar itu sangat berbeda dengan dunia Amil yang serba teratur dan datar. Jangankan untuk dekat, menjadi temannya saja sepertinya mustahil. Padahal rasa kagum dalam diam itu telah menjelma menjadi perasaan suka dan cinta.
***

"Rustam, Amil! Nanti jangan pulang dulu ya, kita ada pertemuan kecil di kantin belakang" pinta Zul, si ketua kelas ditengah waktu lengang di kelas. Maklum jelang-jelang 17 Agustus sekolah jadi sibuk untuk persiapan.

"Pertemuan apa?" Tanya Rustam. Teman sebangku Amil, dia adalah Wakil Ketua kelas.

"Kita mau bahas persiapan buat mengikuti perlomban nanti. Leni sama Lia juga ikut kok" jawab Zul.

Rustam mengangguk, Lia adalah sekretaris, sedangkan Leni adalah bendahara. Lantas Amil? Hmmm dia bukan siapa-siapa sebenarnya di kelas itu. Tapi karena dia termasuk siswa pintar jadi sering ikut dilibatkan sama Zul untuk membina kelas mereka agar menjadi kelas favorit dan teladan.

"Okey!" Jawab Rustam pendek.
***

DETAK [SELESAI]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum