twenty+2

7.1K 367 30
                                    











PERINGATAN KERAS UNTUK MEMBERIKAN VOTE SETELAH MEMBACA CHAPTER INI❗❗❗




HAPPY READING GUYSS :)






°






Nia memandang ke arah televisi yg menyala namun entah mengapa pikirannya masih terisi penuh oleh sosok perempuan bernama sindy yg ia temui di kantor suami nya itu.

Sehabis makan siang nya bersama saka di resto terdekat dari perusahaan, suami nya itu dengan baik hati mengantarkan nya dengan putra kembali ke rumah.

Sebenarnya saat perjalanan pulang lidah nya terasa gatal ingin menanyakan pertanyaan yg sempat tertunda perihal sindy.

Tapi ia jadi teringat ucapan saka sebelum kembali ke kantor setelah mengantarkan nya

"Saya hanya ingin memberitahu kamu untuk tidak berpikir macam macam terhadap saya dan sindy." Kata mas saka

Setelah mendengar itu entah mengapa rasa tenang sedikit pun tidak hadir dalam otak ku. Feeling ku mengatakan sebaliknya namun otak ku Berusahan mempercayai ucapan mas saka.

Mendesah pelan, ayolah setelah 5 tahun pernikahan mereka, nia belum pernah menghadapi konflik perihal "Wanita" di kehidupan rumah tangganya.

Karna permasalahan yg selalu timbul adalah dari ketidakpekaan serta sikap dingin nya saka terhadapnya. Jujur saja ia masih mewajari sikap dingin saka terhadap nya, ia selalu pikir bahwa sikap dingin saka itu sudah terbentuk sejak suami nya itu kecil.

Tapi untuk masalah perempuan lain atau yg sekarang marak disebut sebagai 'Pelakor' tentu tidak ada kata wajar untuk itu.

Nia kira bukan dirinya saja Yg tidak mewajari perihal 'Pelakor' nia yakin semua wanita juga akan sangat tidak mewajari perihal ini.

Semua perempuan pasti akan menolak tegas atas 'Pelakor' terutama bagi wanita yg sudah menikah.

'Pelakor' merupakan ancaman yg sangat memberikan efek fatal bagi setiap hubungan terutama hubungan suami istri. Istri mana yg rela jika harus berbagi hati dengan 'pelakor'? Tentu tidak.

Pasti nya sang istri akan meminta sang suami untuk memilih antara dirinya atau pelakor itu atau mungkin sebalikanya, tanpa meminta sang suami untuk memilih pun, sang istri akan pergi dengan sendiri nya.

Merelakan hubungan pernikahan mereka Yg telah lama terjalin demi harga diri yg telah terinjak injak oleh Si "Pelakor".

Namun seandainya jika ia berada di posisi itu, nia dengan tegas memilih Untuk meninggalkan ketimbang meminta saka memilih, Ayolah mencintai sendirian saja sudah sakit apalagi di khianati? DOUBLE KILL.

Ia menggelengkan kepala nya pelan
"amit amit semoga mas saka jujur kalo gada kedekatan apapun sama perempuan itu " gumam nia

Drrtt Drrrt Drrt

Mendengar dering telpon nya bernyanyi sontak saja nia langsung menghampiri nya.

Elma calling

Mengerutkan dahi nya "tumben nih anak nelfon" sembari menggeser ikon berwarna hijau.

"Halo el"

"Halo niaaa cayang ku"

"Najis banget el pengen muntah deh"

Can I have you, Mas.Where stories live. Discover now