fourteen

7.5K 235 2
                                    





Aku memandangi layar hp ku cemas, berulang kali mencoba menelfon suamiku tapi tetap tidak bisa—apa mungkin hp nya mati? Pikir ku.
Menengok jam yg sudah menunjukkan pukul 11:45 pm, sudah tengah malam tapi suami nya belum pulang dan tidak ada kabar apapun darinya. Membuat nya cemas setengah mati. Pikiran buruk terus menghantui otak nya, sumpah ia takut terjadi sesuatu pada suami nya. Mengigit jari telunjuk nya, mencoba menenangkan pikiran buruk nya.

"Mas saka kamu kemana sih?" Kesal nya sampai pada telinga nya mendengar suara deru mobil yg ia yakini itu sebagai mobil suami nya.

Melihat Saka menutup pintu tanpa babibu nia langsung berlari memeluk suami nya itu.

Saka terkesiap ketika nia yg tiba tiba memeluk nya.

Nia mendongak menatap suami nya dengan pandangan cemas "Mas darimana aja? Kenapa semua pesan ku ceklis satu? Kenapa mas gak ngabarin aku? Aku takut mas kenapa-kenapa tau?"

Saka menghela nafas, merapatkan pelukan nya pada nia "Maaf, banyak pekerjaan hari ini " mengelus rambut nia.

"Jangan gitu lagi ya mas, lain kali kamu harus kabarin aku yah? Aku khawatir banget tadi" lirih nya pelan

Saka menaruh dagu nya pada kepala nia "saya janji"

Nia melepaskan pelukan mereka, menatap wajah saka yg terlihat lelah.

"Kamu mau langsung bersih-bersih atau mau makan mas?" Tanya nya

"Langsung bersih bersih" nia langsung menggandeng tangan suami nya, berjalan menuju kamar mereka.





***


Nia menatap suami nya yg sedang duduk di meja makan, tumben sekali jam segini sudah turun sarapan.

"Lho mas tumben udah turun?"

"Hm"

Nia membantu mengoleskan selai pada roti saka. Menyerahkan roti itu "kamu mau berangkat awal hari ini mas?"

Saka mengunyah roti dengan mata yg terus fokus pada layar hp "Hm"

Nia menghela nafas pelan "taruh dulu hp nya kalo lagi makan "

Saka yg mendengar itupun spontan menaruh hp nya "Maaf"

"Siang ini kamu mau aku anterin makanan?"

"Tidak usah"

"Oh ok—tapi makan malam kamu mau aku buattin apa?"

"Saya tidak pulang"

Nia mengerutkan dahi nya "maksud kamu?"

"Dinas ke luar kota"

Nia membelalak mata nya, bisa bisanya suami nya tidak memberitahu nya perihal ini.

"Kenapa gak bilang?!" Sungut nya.

"Kamu tidak nanya"

"Mas?!" Saka mendongak menatap nia datar.

Nia menghela nafas pelan "berapa hari?"

"Dua"

"Kamu udah siap siapin barang barang kamu?" Saka mengganguk.

Saka beranjak "saya pamit " ujar nya.

Menatap saka kesal bisa bisanya saka pergi begitu saja, ia pun mengejar saka yg berjalan menuju pingu  "Kamu gak mau peluk aku gitu? Kita ldr loh nati?"

"Ck lebay" decak saka namun begitu tetap membawa nia pada tubuh nya.

"Jangan pergi lama mas" lirih nia.

"2 hari nia".

Mengeratkan pelukan nya " lamaa mas" keluh nya.

Saka menghela nafas, selalu seperti ini ketika ia mendapatkan panggilan keluar kota. Saka mengecup kening nia.
"Saya pamit" melepaskan pelukkanya.

Nia menunduk sedih, walaupun terkadang saka menyebalkan namun jika tidak ada nya saka di sisinya terasa sepi.

"Saya pamit ya" ucap saka sekali lagi

"Hati-hati mas"

"Hm" saka beranjak menuju mobil nya

"Semangat nia! Cuman dua hari! Semangat " ujar nia pada dirinya sendiri

Saka memandangi sebentar istri nya lewat kaca mobil baru saja ia ingin menjalankan mobil, namun hp nya berdering menampilkan nama seseorang

"Halo sin"

"..."

"Bentar lagi aku ke tempat kamu"

"...."

"Hm"


***

Nia memakan makanan nya lemas. Entahlah ia merasa tidak semangat ditambah mood nya menurun drastis semenjak saka pergi dua jam yg lalu.

Raven—anak kecil itu menatap mama nya, walaupun umurnya terbilang masih kecil namun raven mampu memahami ekspresi orang dewasa
" mama tenapa?" Menatap mama nya polos

Nia langsung merubah ekspresinya " gak kok mama gak kenapa kenapa sayang" ujar nya sambil tersenyum.

"Raven mau mama bikinin roti bakar lagi?"

"Ndak, aven kenyang mah" mengangkat tangan nya yg penuh dengan selai coklat

Bangun dari duduk nya "Yaudah ayo mama bantu cuci tangan"

Ia pun menuntun anak ke wastafel, membantu anak nya membersihkan tangan nya yg penuh dengan selai coklat.

Tunjuk nia pada tisu yg terletak diatas meja yg tak jauh dari wastafel
"Nah sudah bersih, raven ambil tissu disana ya di meja yah buat ngelap tangan raven ok" suruh nya yg diangguki oleh anak nya

"

Drrtt drt"

Nia mengambil hp nya yg bergetar, disana terpampang notifikasi pesan dari suaminya.

Mas saka

Nia saya telah menghubungi mama untuk menjemput kamu dan raven, jadi selama saya pergi kamu menginap di rumah mama dulu. Saya takut kepulangan saya nanti di undur menjadi 3 hari atau 4 hari. Jadi lebih baik kalian di rumah mama. Disana banyak orang yg menjaga kalian selama saya tidak ada.

Nia mengerucutkan bibir nya kesal, apa katanya 3 atau 4 hari? Yang benar saja. "Kenapa diundur segala sih?!" Melempar hp nya di meja pantry.

Menghampiri anak nya "raven mau gak nginap di rumah omah?"

Raven mengangguk semangat"Mau! Mau! Mau! mah "

"Yaudah ayo mama bantu raven beresin pakaian-pakaian yg mau raven bawa" ajak nia sambil menggendong anak menuju kamar raven

"Ayo mah! Yeee asikkk ke umah omahh yee"



Can I have you, Mas.Kde žijí příběhy. Začni objevovat