Scandal - 56

17 3 0
                                    

Masih teringat, hari Sabtu minggu lalu merupakan hari yang super sibuk bagi semua anggota BEST. Karena di hari itu merupakan hari Beach Party dilaksanakan. Acara yang sangat dinanti, tapi jadi acara yang paling menggores hati. Di mana Abyasa pada akhirnya berhasil melancarkan niat dan usahanya untuk menghancurkan BEST. Hanya tidak satu sentakan, untuk benar-benar bisa menghancur leburkan BEST tak bersisa. Apakah BEST benar akan dibubarkan. Apakah setiap anggota BEST akan menerima konsekuensi masing-masing tergantung perbuatan mereka?

Hal itu akan ditentukan di hari Senin depan.

Ribi mendesah sembari menelentangkan tubuh di atas tempat tidurnya yang luas. Sambil menatap langit-langit kamar, ia memikirkan sesuatu. Atau lebih tepatnya seseorang. Seseorang yang sudah tidak ia temui selama 3 hari karena harus menjalani hukuman skorsing. Yeah, it's River!

Bagaimana keadaannya? Apakah baik-baik saja? Apa yang River lakukan selama menghabiskan waktu 3 hari? Apakah tetap tinggal di rumah? Atau keluar? Kalau keluar, kemana? Kenapa tak memberi tahunya? Ah, tunggu, sudah tiga hari pula River tidak pernah mengontak Ribi. Entah itu telepon atau chat. River seolah hilang dari peredaran. Mau tidak mau, Ribi jadi khawatir. Sekaligus kesal. Apakah River tidak mau berinisiatif memberi kabar lebih dulu padanya? Apakah harus Ribi yang lebih dulu menghubungi River?

"Sial!" pada akhirnya, memang Ribi yang harus menghubungi River lebih dulu. Masih sambil rebahan, Ribi meraih ponselnya dengan kaki, lalu dengan cepat ponselnya pindah ke tangan. Ia pun mengutak-atik ponselnya, mengetik pesan yang kemudian ia kirim untuk River.

Ver?

Sependek itu. Sesingkat itu. Dan secepat itu tanda ceklis satu berubah menjadi tanda ceklis dua. Tapi tak kunjung berubah warna menjadi biru. Artinya, pesan itu belum dibaca oleh River.

Lo gimana?

Pesan kedua Ribi kirim. Dan yak! Hanya sampai centang dua abu-abu. Ribi pun menghembuskan nafasnya kesal. Namun sebisanya ia coba tahan. Barangkali River sedang belajar untuk mengejar ketertinggalan selama 3 hari?

Lagi belajar?

Kali ini Ribi sudah makin kesal. Pertahanan dirinya untuk tidak marah-marah mulai goyah. Giginya sudah beradu.

Halo???????????????????????????????

"Sialan lo, Ver!" pada akhirnya Ribi benar-benar kesal dan berujung pada mengumpat sendiri sambil membanting ponselnya ke kasur. Nafasnya naik turun, kesal tak tertahan. Padahal ia sudah menghilangkan gengsinya untuk menghubungi River lebih dulu. Tapi hingga pesan keempat, masih saja tidak digubris.

Di saat lagi kesal-kesalnya, ponsel yang sedari tadi hening itu, mendadak bergetar. Untung saja Ribi membantingnya di kasur, jadi Ribi tidak perlu harus bangun untuk mengambil ponselnya kembali. Betapa terkejutnya Ribi melihat nama yang terpampang di layar ponselnya.

"Bisa lo ya, cuekin chat gue, terus malah telepon tanpa merasa bersalah? Maksud lo apa, Ver?" Ribi langsung menyemprot River, orang yang membuat ponsel Ribi bergetar karena panggilan teleponnya. Ribi masih kesal, makanya itu ia tidak berbasa-basi menyapa halo atau malam atau lainnya.

"Galak amat, Non."

Kedua mata Ribi melotot. Bersamaan dengan itu, ia segera berubah posisi menjadi duduk bersila di atas ranjangnya. Ia terkejut mendengar suara asing yang terdengar dari panggilan River. "Ini Hunter?"

"Pinter!"

"Kok lo sih? River mana? Kenapa hapenya ada sama lo?" Ribi segera bertanya dengan cepat.

"Ada nih."

"Mana? Kasihin hapenya ke dia." Desak Ribi.

"Nggak bisa."

Best ScandalTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon