Scandal - 44

20 4 0
                                    

Langkah yang telah Seven tentukan memang terbukti ampuh. Sehari setelah permintaan maaf BEST, tidak terdengar lagi gembar-gembor siswa yang menginginkan Topan untuk keluar dari BEST. Meski sebenarnya permintaan maaf BEST kemarin tidak menjawab terkait alasan Topan memukuli Abyasa, namun mereka sudah sepakat untuk melupakan peristiwa itu. Toh, Topan sudah mengaku salah, sudah meminta maaf dan sudah dihukum 5 hari skors pula. Jadi mereka rasa sudah cukup bagi Topan.

Selain menyelesaikan masalah Topan, satu lagi yang BEST dapat adalah dukungan para siswa yang kemarin sempat membelot menjadi pendukung Abyasa. Sebenarnya, inilah tujuan utama Seven. Seven tidak akan tinggal diam dan tidak akan membiarkan Abyasa mengambil siswa-siswa dan menjadikan mereka meninggalkan BEST. Karena menurut Seven, BEST tidak berarti tanpa adanya dukungan para siswa.

"Bang, apa lo nggak terlalu maksain diri?" tanya Ribi saat Seven mengumumkan untuk tetap menjalankan project Beach Party sesuai jadwal.

Seven menggeleng. "Tenang aja, Bi. Gue baik-baik aja kok."

Benar-benar gila si Seven ini memang! Padahal baru sembuh, tapi semua yang ada di depan langsung ia raup. Baik pekerjaan maupun masalah. Memang bagus sih, tapi tetap saja hal itu membuat yang lain jadi khawatir kepadanya.

"Kak, besok gip gue udah mau dilepas. Lo kapan?" Gangga berbicara pada Sakaris.

"Masih beberapa hari lagi kayaknya." Sakaris yang masih berjalan menggunakan penyangga kaki, hanya bisa mendesah.

"Oke, gitu aja dulu. Gue minta maaf kalo gara-gara gue absen, kalian terpaksa kerja ulang dalam waktu yang makin mepet." Seven menyudahi rapatnya untuk hari ini.

Semuanya pun keluar untuk pulang. Ada yang semangat seperti Sakaris dan Sana, ada pula yang loyo seperti Kiel. Ya, memang seperti itulah mereka. Tapi Seven percaya, semua anggotanya ini paling bisa diandalkan.

"Bang,"

"Kalian nggak pulang?" ternyata masih ada Ribi dan River yang tersisa di campbest.

Ribi dan River saling tatap. Seperti sedang meyakinkan satu sama lain.

"Kalian..." Seven mulai menebak, lalu menggantung kalimatnya beberapa saat. Tak lama, ia pun tersenyum penuh arti. "Oh. Jadi kapan? Selama gue koma ya?"

"Hah? Maksudnya?" Ribi bertanya tidak mengerti.

"Ya kalian lah." Seven menunjuk Ribi dan River bergantian.

Satu alis River terangkat.

Senyum di wajah Seven kian lebar. "Kalian mau ngasih tau gue, kalo kalian udah pacaran?"

Mata Ribi dan River sama-sama melebar. Kalau River hanya sekedar itu. Tapi Ribi? Wajahnya langsung merah padam.

"Nggak! Kita nggak pacaran!" ujar Ribi cepat.

Senyuman Seven pun memudar, "Terus?"

"Setelah liat apa yang udah lo lakuin kemaren, kita percaya sama lo." River mulai bicara.

Kening Seven mengerut.

"Lo bukan impostor-nya, Bang." Lanjut Ribi.

"Impostor?"

"Ada penghianat di antara kita." Kata River jelas.

Tentu saja Seven terkejut. "Kalian jangan bercanda."

"Bang, Abyasa nggak mungkin tau persembunyian Anjani kalo di antara kita saat Bang Tujuh koma nggak ada yang ngasih tau dia." Jelas Ribi.

"Bi, Ver, please. Kita baru nyelesain satu masalah—"

Best ScandalWhere stories live. Discover now