Scandal - 23

11 4 0
                                    

"Diam!" Abyasa sudah jengah setengah mati mendengar perkataan Bisma sejak setengah jam yang lalu. Bisma bilang kalau ia melihat Marin dan Elang masuk ke dalam mobil yang sama, lalu di dalam mobil keduanya berciuman singkat. Namun ketika Abyasa menanyakan buktinya, Bisma tidak punya. Makanya Abyasa tidak percaya. Di matanya, Bisma ini adalah adik kelas yang bodoh. Bisma pasti sengaja mengarang cerita agar terkesan kalau ia becus dalam pekerjaan mengamati anggota BEST. Maklum, sejauh ini Abyasa belum menerima laporan yang berguna dari Bisma.

Bisma pun segera menurut untuk diam.

"Besok lo kerja aja yang bener. Manfaatin waktu selama lo ada di project." Kata Abyasa.

Bisma berdecak, "Jadi lo bener-bener nggak percaya sama kata-kata gue tadi?"

"Bullshit."

Bisma kesal bukan main. Padahal yang ia lihat adalah fakta. Bukan bualan, bukan rekayasa. Hanya saja memang pada saat itu Bisma terlalu terkejut sampai ia lupa mengambil foto yang seharusnya bisa dijadikan barang bukti. "Oke, gue bakal buktiin ke lo kalo yang gue bilang itu real!"

Abyasa menghembuskan nafasnya pelan. Tidak mau menggubris. "Pulang lo!" usirnya kemudian. Dan tanpa menunggu tamunya pergi, Abyasa segera meninggalkan Bisma untuk kembali ke dalam kamarnya di lantai dua.

Masih dengan perasaan yang kesal, Bisma pun pergi meninggalkan area halaman samping rumah Abyasa itu. Ia berjalan dengan cepat meninggalkannya sampai tanpa sengaja tepat ketika ia hendak membuka pintu depan rumah Abyasa, pintu itu lebih dulu terbuka dan memperlihatkan seorang cewek yang ia kenal.

Bisma dan cewek itu sama-sama terdiam dan terkejut di tempat.

"Lo?!"

Sementara si cewek panik bukan main. Ia langsung menerobos sisi kiri Bisma dan berlari secepatnya memasuki rumah. Membiarkan Bisma kebingungan sendiri di ambang pintu rumahnya.

"Mas Bisma ngapain berdiri di pintu?" teguran Bi Danik membuatnya segera tersadar. Bi Danik ini adalah asisten rumah tangga di rumah ini.

Ah, ini adalah kesempatan Bisma untuk bertanya tentang cewek yang baru saja ia temui. "Bi, cewek tadi siapa sih?"

"Yang barusan masuk, Mas? Lah, Mas Bisma nggak tau? Dia Non Anjani, adiknya Den Abyasa."

🎡🎡

"Eh, anak kemaren sore!"

Langkah Cassie segera terhenti ketika ia mendengar sebuah kalimat yang sepertinya ditujukan untuknya. Cassie baru saja dari toilet yang ada di area taman utama. Ia sendiri, sebab Lana sudah lebih dulu kembali ke kelas. Dengan matanya yang jernih, Cassie tatap satu per satu tiga orang cewek yang merupakan seniornya, tengah berdiri menghadang langkahnya. "I-iya, Kak?" gadis itu bertanya pelan.

"Denger ya, lo tuh cuma anak bau bawang! Anak kemaren sore! Nggak usah belagu deh! Nggak usah kecentilan! Sosoan godain Kiel! Lo pikir lo secakep apa, hah?!"

Akhirnya tiba juga hari di mana Cassie dilabrak layaknya adegan-adegan mainstream dalam novel-novel remaja lain. Di mana padahal si cowok yang ngejar, eh si cewek yang disalahkan.

"Mending lo benerin aja dulu belajar lo! Baru masuk SMA udah gatel godain kakak kelas! Sadar, woi, sadar!"

Hanya dua dari total tiga cewek yang berkata-kata menyebalkan pada Cassie. Satu sisanya berjaga-jaga, takut ada orang yang melihat. Parahnya lagi, anggota BEST yang melihat. Duh, jangan sampai. Amit-amit jabang buaya!

"M-ma..." suara Cassie tersendat. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya dalam hidup, ia dilabrak begini oleh senior. Perkara cowok pula!

"Ma-me-ma-me! Kalo ngomong yang jelas!" satu cewek itu menonyor kepala Cassie dengan cukup keras.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang