Bagian 8 (2). 'Tipuan Di Hutan Musim Dingin'

91 9 0
                                    

"Bonbon, apa kau akan terus makan ?" Tanya Ayrece pada seekor kelinci berbulu seputih salju yang sedang menyantap wortelnya dan tentunya Ayrece tidak mendapat jawaban membuatnya mendecih kecil lalu terkekeh, namun tiba-tiba kereta kuda yang Ayrece naiki terhenti.

Ayrece menoleh kesamping saat jendela kereta kuda diketuk oleh seseorang, rupanya Ravin.

Ayrece membuka jendela kanan kereta kuda "Ada beberapa pria yang terluka didepan sana Nona, apakah tidak apa kalau kita berhenti sejenak untuk menolong ?" ucap Ravin meminta izin. 

Ayrece mengangguk mantap, tentu saja mereka harus menolong, Ravin mengangguk sopan lalu pergi menolong.

Ayrece membuka pintu kereta kuda hendak keluar untuk mengecek keadaan diluar, dan diluar ia mendapati ada tiga pria dewasa yang terkena luka gores yang cukup banyak, Ayrece dapat merasakan ada energi sihir elemen dari luka-luka itu. 

Normalnya sihir elemen tidak akan tertinggal di luka dengan sejelas itu, kecuali sihir itu memiliki energi yang sangat besar. 

"Apakah mereka akan baik-baik saja, Sir Ravin ?" Tanya Ayrece saat mendapati wajah pucat ketakutan ketiga pria itu.

"Kami membawa Kesatria dengan kemampuan penyembuhan disini, tapi mungkin akan memakan waktu" jawab Ravin, Ayrece menoleh kearah hutan disebelah mereka dimana terletak lima meter dari tempat mereka berada. 

Ayrece pernah membacanya di buku bahwa Brechordon adalah kerajaan yang mempunyai hutan rimba terluas di benua ini dan dengan luasnya hutan itu mereka memiliki berbagai hewan liar yang cukup terkenal seperti singa, serigala, beruang, bahkan hewan mistis pun dikabarkan ada. 

Dantevale yang memiliki wilayah tidak terjamah orang luar ini tentu memiliki hewan-hewan liar lebih beragam, termasuk yang mistis.

Ayrece pernah sekali mendengar percakapan para prajurit bahwa di hutan yang disebut sebagai hutan musim dingin ini terdapat hewan mistis bernama Grima yang dapat mengubah bentuk menjadi apapun termasuk manusia.

Namun daripada Grima orang-orang lebih sering menyebutnya hantu karena tidak pernah ada yang tahu wujud aslinya. 

Ayrece masih menatapi hutan itu saat tiba-tiba matanya menangkap makhluk kecil berwarna putih melompat-lompat diatas salju memasuki hutan. 

Ayrece mengernyit "Hmm ? Itu seperti" Ayrece berguma menerka-nerka, dengan cepat pandangannya teralih ke kereta kuda yang pintunya masih terbuka 'Bonbon !' teriaknya dalam hati.

Tidak ingin mengganggu orang lain disana, Ayrece menghentakkan kaki pelan dan kemudian jalanan didepannya berubah menjadi es yang licin, 

dengan segera ia meluncur diatas es tersebut masuk ke hutan, untung saja ia memilih untuk memakai celana tadi sehingga ia tidak kesulitan bergerak.

Awalnya Ayrece ingin cepat-cepat mengambil Bonbon dan keluar dari hutan, namun ia mendapat masalah karena sampai beberapa menit kemudian ia tidak bisa menemukan Bonbon, 

kelinci kecil itu sulit sekali dicari karena bulunya yang seputih salju dan lagi Ayrece tidak dapat merasakan energinya, yang dapat ia lakukan hanya terus melangkah masuk kehutan dengan memanggil-manggil Bonbon berharap ia mendatanginya.

"Bonbon !" Semakin masuk kedalam hutan salju dibawah kaki Ayrece semakin tebal, ia harus sesekali melambaikan tangannya untuk mempertipis salju agak kakinya tidak terperosok.

 "Bonbon kemarilah aku akan memberimu wortel !" seru Ayrece lebih keras, tangannya melambai hendak menyingkirkan salju namun terhenti saat tiba-tiba ia merasakan energi aneh.

 "Kau tidak bisa memberikan wortel keras pada kelinci sekecil ini" suara seseorang dari belakangnya membuat Ayrece berbalil dengan cepat.

Ayrece sangat terkejut hingga mulutnya ternganga dan kakinya membeku untuk beberapa saat, dihadapannya berdiri seorang dengan rambut perak bersinar dan mata biru cerah mirip sekali dengannya.

Eternal WinterWhere stories live. Discover now