Bagian 22. 'Tamu Dari Kerajaan Benua Timur'

76 6 0
                                    

"Saya sangat menikmati hari-hari saya di tempat yang dingin itu" ucap Ayrece menekankan bagian belakang kalimatnya. 

"Apakah begitu ? Tapi katanya banyak monster disana, dan orang-orang Utara adalah orang-orang yang keras" ucap Bellanca yang sepertinya merasa tertarik dengan tangapan Ayrece. 

"Ah jadi maksud Anda saya orang yang keras ya ? Keras yang Anda maksud itu yang bagaimana ya ? Apa Anda bisa menjelaskannya dengan lebih rinci ?" tanya Ayrece yang sepertinya berhasil membalikkan situasi. 

Bellanca terlihat kelabakan menatap teman-temannya.

"Itu maksud saya orang Utara sangat kuat" ucap Bellanca seraya tertawa garing.

"Anda cepat sekali menyimpulkan ya" Ayrece tersenyum lalu berjalan mendekat ke Bellanca dan berbisik 

"Semoga kedepannya kita bisa akrab ya, karena saya sangat tidak suka keributan" dan menunduk berpamitan tanpa menyadari ia telah mengeluarkan kalimat yang cukup memprovokasi. 

Ia lebih suka ditanya-tanyai oleh Raja seperti tadi daripada beradu mulut dengan Lady seperti itu.

'Ah pintu balkon, kuharap ada tempat duduk' batin Ayrece mendapati pintu balkon yang terlihat dibalik tirai tinggi. 

Dari pintu kaca itu Ayrece dapat melihat beberapa sofa yang ditata mengelilingi sebuah meja, ia merasa lega dan buru-buru membuka pintu menuju balkon itu hingga tidak menyadari ada seorang pria yang tidur terlentang diatas salah satu sofa panjang.

Saat menyadari ada seseorang disana Ayrece menghentikan langkahnya, tapi sepertinya sudah cukup terlambat karena ia sudah berdiri diluar dengan pintu tertutup dan pria yang tiduran di sofa itu sudah menyingkirkan satu lengan yang menutupi wajahnya. 

'Astaga' batin Ayrece kaget saat mengetahui siapa pria itu, mata hitam dan kulit kecoklatan yang tidak akan ditemui di Brechordon itu tidak mungkin Ayrece lupakan.

Ayrece membungkuk seraya mengatakan "Saya minta maaf karena sudah mengganggu tidur Anda, saya akan pergi" ucap Ayrece kemudian melangkah menuju pintu tadi. 

"Waktu itu Anda menyamar ya, Lady Riana ?" langkah Ayrece terhenti karena kalimat pria itu. 

Ayrece berbalik karena melihat sebuah kesempatan "Karena sepertinya Anda tidak merasa terganggu bolehkan saya duduk ?" tanya Ayrece membuat pria yang Ayrece lupa namanya itu mengangkat alis.

Ia semakin bingung saat Ayrece tiba-tiba berjalan kearah sofa diseberangnya kemudian duduk dan melepas heels nya.

Ayrece menghela napas lega, rasanya seperti melepaskan beban hidup yang sangat berat. "Apakah Anda tidak mengingat saya ?" tanya pria itu masih menatap Ayrece heran. 

"Saya ingat, kok" jawab Ayrece "Anda pria yang mengajak saya bicara di festival rakyat kan ?" tanyanya memastikan walau sebenarnya Ayrece yakin ia adalah pria itu. 

"Apa Anda tidak mengingat nama Saya ?" tanya pria itu membuat Ayrece terdiam sejenak.

"Itu sudah di otak Saya tapi otak saya tidak mau memberitahu Saya" ucap Ayrece yang kemudian mendengar bunyi "Pfftt" dari pria yang duduk diseberangnya itu.

"Apa Anda tertawa ?" tanya Ayrece karena  saat menatap pria dihadapannya ia tidak terlihat seperti baru saja tertawa.

"Tidak" jawabnya "Baru saja Anda tertawa, saya mendengarnya loh" ucap Ayrece yakin dengan pendengarannya.

"Terserah Anda saja mau berpikir bagaimana" ucapnya dengan wajah dingin. 

Ayrece mengernyit 'Apa-apaan dia ?' batinnya.

Ayrece berpikir sepertinya pria itu tidak berada di dalam aula saat Althare memperkenalkannya kepada Raja tadi, dia masih memanggil Ayrece dengan sebutan Riana. 

Eternal WinterWhere stories live. Discover now