Bagian 34. 'Sambutan Mengerikan Dari Hutan Musim Dingin'

20 2 0
                                    

Hari kedua perjalanan ke Dantevale, saat ini Putri Earlene dan rombongannya sudah sampai di wilayah perbukitan setelah melewati perbatasan Ibukota dengan tanah utara. 

Semakin mereka mendekati utara, udara terasa semakin dingin sehingga mereka harus memakai mantel untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin yang menusuk.

Salju yang menutupi pepohonan disamping kanan mereka semakin menebal seiring semakin dinginnya udara yang mereka rasakan. 

Bahkan Earlene dapat merasakan asap dingin yang keluar dari mulutnya saat ia menghela napas.

"Silahkan, Tuan Putri" Ceruleon yang memacu kudanya lirih disamping kanan Earlene memberikan sebuah batu berwarna kemerahan yang langsung diterima oleh Earlene tanpa pikir panjang. 

Batu itu membuatnya merasa lebih hangat dari sebelumnya, sepertinya Ceruleon telah menyalurkan sihir kesana. 

"Terimakasih Leon, kau menyelamatkan hidupku" Earlene terkekeh.

Di samping kanan Ceruleon, Thistle tengah menaiki kudanya menyamakan laju dengan rombongan. 

Pandangannya mengarah ke hutan di sebelah kananya yang kini benar-benar terlihat putih karena tertutup salju tebal.

Thistle merasakan berbagai macam energi magis dari dalam hutan itu, ia pernah mendengar bahwa hutan musim dingin di Dantevale adalah hutan yang dilindungi karena banyak makhluk langka didalamnya. 

Namun ia tidak pernah menyangka makhluk-makhluk itu akan membuat hutan itu terasa sangat ajaib seperti ini.

"Kau terlihat sangat tertarik dengan hutannya, Thistle" ucap Earlene yang menyadari sedari tadi Thistle hanya memperhatikan hutan musim dingin. 

Thistle yang sedikit terperanjat karena Earlene memanggil namanya segera mengalihkan pandangannya dari hutan, kini ia menatap wajah sang Putri yang terlihat menunggu jawabannya.

"Itu, saya merasakan banyak energi magis dari dalam hutan" ucap Earlene, Ceruleon menatap hutan yang benar-benar terlihat putih itu, sedari tadi ia juga merasakan energi magis yang samar. 

Earlene mengerutkan kening mengikuti arah pandangan Ceruleon "Ah saya rasa itu tidak akan membahayakan kita" ucap Thistle menyadari kekhawatiran di wajah Ceruleon.

"Tetap saja, Nona Thistle harus berganti tempat dengan Saya" ucap Ceruleon, ia memperlambat laju kudanya kemudian mengambil tempat di sebelah kanan Thistle lebih dekat dengan hutan.

 Thistle mendekat kearah Putri Earlene agar Ceruleon tidak perlu terlalu dekat dengan pepohonan karena jalan yang mereka lalui tidak cukup lebar.

"Apa kau tidak penasaran ?" Earlene membuka suara seraya menatap Thistle yang berada didekatnya, ia terlihat baik-baik saja di cuaca utara yang begitu dingin ini membuat Earlene sedikit terheran. 

"Mohon maaf Yang Mulia, Saya kurang paham dengan pertanyaan Anda" jawab Thistle sopan, seperti itulah cara Thistle berbicara dengan penghuni Istana ataupun para bangsawan.

Terkadang Earlene bahkan teman-teman sesama penyihirnya sedikit tidak nyaman dengan kesopanan Thistle.

"Kenapa aku mengajakmu kemari, apa kau tidak ingin bertanya tentang itu ?" Earlene memperjelas pertanyaannya, ia sudah menyiapkan jawaban jika saja Thistle bertanya.

Namun sampai dua hari perjalanan mereka Thistle sama sekali tidak bertanya bahkan sama sekali tidak menyinggungnya.

"Saya tidak tahu mengapa saya harus bertanya, Yang Mulia Putri" jawab Thistle.

"Kau punya hak untuk bertanya tentang itu, maksudku aku mengajakmu tanpa memberitahukan alasannya, seharusnya kau bertanya" ucap Earlene entah kenapa ia jadi sedikit emosi.

Eternal Winterحيث تعيش القصص. اكتشف الآن