"Kura-kura kumur-kumur... Jamur ubur-ubur... Berlomba dapat ikan..."

"Hah?" Ribi kaget sekaligus heran mendengar Ikky yang mengigau di dalam tidurnya. Baru pernah ia melihat dan mendengar orang mengigau se-random ini.

Baiklah, Ribi pun menyerah. Tampaknya semuanya masih berada di dalam pengaruh alkohol. Itu sebabnya mau ia bangunkan sampai ia lelah sendiri, mereka tidak akan bangun. Kecuali kalau Ribi setega itu menyiram mereka satu per satu menggunakan seember air. Alih-alih menyiram mereka, Ribi rasa tubuhnya sendiri yang saat ini lebih butuh air.

Belum sempat niatnya untuk mandi terlaksana, tiba-tiba Ribi ingat. Masih ada satu anggota BEST yang belum ia lihat pagi ini. Ia adalah Marin. Sejak tadi, Ribi tidak melihat keberadaan orang itu. Tidak di ruang tengah, tidak juga di halaman seperti Seven dan Ikky. Apa mungkin di kamar? Tanpa berpikir lebih lama, Ribi pun segera memeriksa kamar Marin yang terletak di sebelah kamarnya—dan River—tertidur tadi malam.

Nihil. Tidak ia temui Marin di dalam kamarnya. Mengherankannya lagi, kamar Marin yang ditempati sendiri itu terlihat rapi. Maksudnya, tampak seperti tidak ada barang-barang milik Marin. Ribi ingat kok, Marin ke sini sambil membawa ransel. Masa iya, ransel itu tidak ada? Di lemari? Tidak ada! Jangankan ransel, satu potong baju pun tak Ribi temukan. Intinya, kamar ini seperti tidak habis dihuni.

"Apa dia tidur di kamar cowok?" Ribi segera keluar dari kamar dan menuruni tangga. Ia masuki satu per satu kamar cowok yang kosong. Namun lagi-lagi tak ia temukan keberadaan Marin. Ribi coba cari ke ruangan lain yang ada di vila ini pun tetap tak ia temukan Marin.

"Shit!" mendadak Ribi teringat akan peringatan Denver tentang penghianat di dalam tubuh BEST.

**

"Maksud kamu... apa, Bi?" Sana tidak percaya setelah mendengar penuturan Ribi tentang keberadaan penghianat di dalam BEST.

"Ya, gue rasa Marin penghianatnya." Sekali lagi Ribi menegaskan mengenai dugaannya yang begitu kuat.

"Bi, jangan bercanda. Nggak lucu. Bisa jadi, sekarang Marin nggak ada itu karena ada urusan mendadak." Sama seperti Sana, Kiel masih tidak percaya.

"HP-nya nggak aktif, udah dicoba sendiri kan?"

"Tapi, Kak, untuk apa Kak Marin ngejebak kita? Untuk apa juga Kak Marin menghianati kita, Kak?" Ikky terlihat begitu ketakutan, sedih dan yeah, tidak percaya.

"Buat ngehancurin kita." Sahut River.

Mendadak suasana diam. Sampai akhirnya Sakaris bersuara, "Terlepas dari itu bener apa nggak, kenapa kalian berdua nggak pernah ngasih tau kita soal ini? Kenapa kalian cuma ngasih tau Seven? Kalian nggak anggep kita? Atau kalian berdua curiga sama kita semua kecuali Seven?" terdengar jelas kekecewaan dalam nada bicara Sakaris terhadap Ribi dan River yang selama ini merahasiakan tentang keberadaan di dalam BEST.

"Lo berani ngeraguin kesetiaan gue sama BEST?" Topan segera meradang dan menghampiri Ribi. Namun dengan sigap, River menghalanginya dengan menempatkan diri di depan Ribi.

"Bi, Ver, serius?" sahut Gangga ingin memastikan.

"Apa kalo gue sama Ribi ngasih tau kalian dari awal kalian bakal percaya? Yang udah jelas di depan begini aja kalian masih denial." Kata River menatap semua anggota BEST satu per satu.

"SEENGGAKNYA KITA BISA CEGAH HAL INI TERJADI, BRENGSEK!" Topan mencengkeram kerah baju River. Terlihat ia makin marah.

"Udah Ikky coba semalem. Tapi apa?" River memberikan sebuah bukti nyata yang menjadi tamparan bagi mereka semua.

Kembali suasana ruang tengah vila itu menjadi hening. Semua sibuk dan tenggelam dengan pikiran masing-masing. Menyesali apa yang telah mereka lakukan semalam. Terlena dengan iming-iming 'menghilangkan penat' justru berakhir seperti kiamat bagi BEST, seperti yang telah Ribi jelaskan.

Best ScandalWhere stories live. Discover now