33. Sebenarnya (✓)

23K 1.1K 21
                                    




Sedikit adengan kekerasan 🤗

Happy reading






Rafe duduk dengan kaki bersilang disebuah dikursi kebesarannya menatap layar laptopnya yang menampilkan cctv tempat kejadian kecelakaan terjadi. Bagaimana dia bisa mendapatkannya? Jawabannya tidak mungkin jika Rafe tidak sanggup mendapatkan apapun yang dia inginkan. Banyak orang mengormatinya, memandangnya dengan segan dan hormat itulah Rafe Theodoric.
Tak jarang juga banyak yang ingin membahayakan, bahkan berniat mencelakai tapi apa yang mereka dapat? Kematian.

Bunyi mouse yang ditekan terdengar seraya Rafe meneliti setiap sudut kejadian itu.
Seseorang yang Rafe tugaskan untuk mencari bukti mendapatkan hasil rekaman cctv area sekitar kejadian, meskipun itu hanya cctv yang tidak terlalu dekat dengan tempat kejadian namun itu cukup memperlihatkan siapa dalang dibalik kejadian itu.

Mata tajamnya bergerak seiring video itu berputar melihat wajah wanita yang dicintainya dari balik kaca mobil yang dikendarai Nazeera, cahaya dari lampu mobil yang dikendarai pelaku semakin memperjelas raut wajah Zela yang terpancar.

Tangannya mengelal erat, emosinya terasa tertahan.

Tok tok
Ketukan pintu berhasil mengintrupsi Rafe.

Seorang gadis masuk dengan santainya kedalam ruangan dimana Rafe berada.
Terlihat Rafe tersenyum miring, senyum yang dipenuhi beragam arti, lalu menatap gadis dihadapannya dengan tatapan datar.

"Menyerahkan diri dengan sendirinya" gumamnya pelan tak terdengar oleh gadis itu.

"Hai Rafe!" Sapanya riang, binar bahagia terlihat terpancar dari matanya.

Wajah menjijikkan

Rafe tersenyum padanya.
"Kemana saja kamu?" Tanyanya dengan nada biasa, bahkan dia menyenderkan tubuhnya dengan santai pada kursi dengan kedua tangannya yang menyatu dan sikunya pada sisi kursinya.

Gadis itu membalas senyumannya, "kamu rindu sama aku?" Tanyanya girang.
Rafe mengangguk, "yes, i really miss you"

Seperti tidak memiliki sopan santun gadis itu langsung menghampiri dan duduk diatas pangkuan Rafe, seolah tidak terjadi apapun.

"I really miss you too.." godanya dengan nada dibuat-buat, tangannya mengelus rahang tajam Rafe yang bahkan tidak terganggu akan kehadirannya.

"Menyerahkan diri?"
Rafe berbisik rendah tepat ditelinga gadis tersebut, bisikan yang membuat bulu kuduknya berdiri dan jantungnya berdebar, bukan karena bisikan cinta tapi seperti bisikan dari malaikat maut.

Dengan sekali gerakan Rafe mampu menarik gadis itu lalu mendorongnya berbaring diatas meja kerjanya.
Tangannya mencengkram leher Lyora yang sudah terlihat ketakutan itu dengan erat, "akk- akhh Ra-Ra Rafee.."

Kalian bisa mendunganya? Siapa gadis itu

Ya benar Lyora anastasya.

Bukti cctv berhasil menampilkan dari sisi dimana bagian kemudi dari tersangka, entah keberuntungan atau kesialan wajah Lyora terlihat jelas disana, senyumnya yang begitu bahagia saat mobil yang dengan sengaja dia kendarai dengan kecepatan tinggi membentur mobil yang ditumpangi Nazeera dan juga Zela hingga terseret jauh.

Jelas itu membuat emosi Rafe membara, dia tak percaya namun bukti ada dihadapannya, mungkin dirinya yang dulu akan tetap membela Lyora. Dia tau sangat tau bahwa dia bersalah karena dahulu sempat membenci Zelaina, atas semua tingkahnya yang selalu menempel dan berusaha mendekati dirinya dengan cara apapun termasuk hal kotor, itulah kenapa dia membela Lyora mati-matian sebagai sebuah pelarian agar Zelaina tidak melakukan berbagai cara untuk mendekati dirinya, sekaligus rasa kasihan yang dia taruh pada Lyora membuat segalanya seiring waktu berubah menjadi rasa risih dan benci untuk Zela.

Zelaina Transmigration (End)Where stories live. Discover now