4. Aneh (✓)

58.9K 3.1K 9
                                    

Tandain kalau typo ya gess, happy reading!!

Happy Reading


"Haishh.. kenapa lo pulang sih! Harusnya ga usah balik aja!"

Menganggu!

Kaki panjang Rafe melangkah memasuki ruang tamu namun terhenti kala mendengar ucapan sang istri, Zela yang terlontar begitu saja, dirinya mengkode para maid agar meninggalkan tempat mereka berada hingga menyisakan dirinya dan Zela berdua.

Rafe kembali teringat ucapan Max tadi, "udah lama Zela tidak kelihatan"
"Tumben"

Zela tidak suka berdiam diri saja seperti ini dimansion, dia akan selalu mencari kesibukan kalau tidak menghampiri dirinya pasti Zela akan berbelanja dimall menggunakan atm milik Rafe sendiri, menghabiskan saldo yang tak berujung itu dengan berfoya-foya, membeli barang branded yang bahkan tidak diperlukan, Zela yang dia kenal juga selalu terlihat rapi dan bersih, selalu memakai makeup kapanpun dan dimanapun, tampil siap setiap saat bisa dibilang layaknya wanita kelas atas. tidak ada hari tanpa menganggu dirinya.

Tentu saja tidak seperti Zela didepannya saat ini.

Harusnya Rafe bersyukur saat ini karena Zela tidak menampakkan diri dihadapannya, tidak menganggu dan merepotkan, tapi kenapa sekarang dia yang malah ingin menemuinya.

Lelaki itu berjalan mendekat namun sepertinya keberadaannya tidak disadari oleh Zela yang sibuk menonton drama, tangannya kerap dia masukan kedalam bungkus makanan ringan lalu kemulutnya.

"Apa sebegitu berharapnya kamu agar saya tidak pulang?" Tanya Rafe mengenai ucapan Zela tadinya.

"Eh- Cicak cicak!" Zela hampir saj menumpahkan bungkusan makanan ringan ditangannya ketika Rafe yang mendadak bersuara disebelahnya. Ya tepat ditelinganya, kayak bisikan setan.

Kenapa semua orang hobi mengangetkannya sih?

Rafe sudah berpindah duduk dengan cepat disebelahnya, ikut menatap layar tv besar didepan mereka.

"Seru?" Tanya Rafe dengan nada datar namun bagi Zela tidak, bagi Zela itu adalah nada seseorang yang bisa menerkam mangsanya kapan saja.

Mata Zela kembali kelayar besar dihadapannya, jantung Zela mendadak berdetak lebih kencang saat drama yang ditontonnya sedang menayangkan adegan kissing.

Wajahnya memanas menahan malu kenapa harus saat ada Rafe.
Oh ayolahh.. Zela tidak munafik, dia memang menyukai adegan kissing, tentu saja itu adegan palih berwarna didalam suatu drama, tapi beda halnya jika dia sedang tidak sendiri.

Mata Rafe menelisik sekitar, "berantakan"

Begitu Rafe mengatakan itu Zela juga ikut menatap sekitar, benar adanya ucapan Rafe bungkusan makanan ringan berserakan dimana-mana dia juga spontan segera membenarkan duduknya menjadi lebih cewe able, merapikan kaos yang dia pakai, dan meletakkan bungkusan makanan ringan yang tersisa dipangkuannya ke meja.

Bahkan masih sempat dirinya menjilat tangan yang masih tersisa banyak micin, itu part yang paling enak dan tidak boleh terlewatkan apalun keadaanya.

"Gua beresin" Zela merapikan meja dihadapannya mengambil bungkusan kripiknya yang sudah habis dan berserakan itu.

Selepas membuang bungkusan, Zela bergegas berlari kecil menuju tangga ingin segera kembali kekamarnya tanpa melirik Rafe yang tentunya tidak melepaskan pandangannya, gadis itu membuang jauh ucapannya tentang tidak peduli kalau Rafe akan pulang.

Zelaina Transmigration (End)Where stories live. Discover now