29. ShaNa (✓)

27.7K 1.3K 16
                                    

Tandai kalau typo yaa! Thanki ><

Happy reading everyone!

Tatapan Rafe bak elang, terus menatap menembus mata Max yang duduk manis mengobrol dengan istrinya.

"Lo harus sabarr bro, istri lo lagi hamil" nasehat Max yang sadar akan tatapan itu.
Rafe memutar bola matanya malas, waktu berduaan dengan istrinya terganggu. Menyebalkan. Padahal momen itu bisa bertahan lebih dan lebih lama.

"Muka lo kayak mau nelen gue dah" jujur Max, wajah Rafe seakan tidak bersahabat menatapnya tajam dan tak suka, Max mencoba biasa saja tapi tidak bisa, dirinya tidak tenang.
Zela hanya duduk kikuk disebelah Rafe sedangkan Max berada didepan mereka. Juga menatap wajah Rafe yang memang menatap Max.

"Sejak kapan lo mulai suka sama bini lo?" Ucap Max tanpa sebab, berubah ke mode serius.

Zela mengangkat wajahnya menatap Rafe dan Max bergantian, kenapa omongannya jadi serius begini.. kan dia merasa ingin kabur dari sini.

"Ga ada urusannya sama lo" jawab Rafe tak berminat menjawab, moodnya juga sedang buruk untuk menjawab itu.
"Oh jelas ada, Zela sepupu gua bro kalau lo lupa, gua emang sahabat lo tapi Zela sepupu gua"

"Sepupu gua yang paling gua sayang dari kecil, jangan macem-macem"
"Lo ga lupa janji lo kan?" Lanjut Max.

Sedikit kaget, Zela baru mengetahui hal itu.
"Ck, dia istri saya" jawab Rafe dengan decakan.

"Janji lo disaat jadi suami Zela, lo bakal bahagiain dia"
"Gimana sama Lyora, gua tau lo tergila gila kan dari dulu sama dia? Mungkin masih sebatas awal, gua tau lo belum suka tapi lo tertarik dan naruh perhatian"
"Gua gamau lo main-main, anak lo udah mau 4 bulan bro, Zela juga butuh cinta lo, rasa sayang dari lo. Ga cuman kekerasan"

Zela sangat paham kekhawatiran Max tentang hal ini, Lyora yang jelas masih berada diantara mereka, bukan tidak percaya tapi hati tidak semudah itu melupakan. Dan juga dirinya menjadi teringat dengan Zela, Zelaina Aquinsha sesungguhnya. Malang sekali nasib wanita itu harus berakhir tanpa menerima rasa sayang dan cinta dari Rafe tapi dengan mudahnya dia mengambil miliknya.

Pantaskah? Tapi Zela saat ini aka Rachel, dia tidak bisa memilih untuk pergi, dia punya bayi, bukan bayi miliknya.

"Saya memang pernah hampir menyukai Lyora" sebuah ucapan datar menghentikan kesunyian sementara itu.

Deg

Zela merasa jantungnya menjadi berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Sejujurnya Zela tak ingin tapi dia juga tidak tau harus melakukan apa. Bayi ini sudah mau memasuki 4 bulan.

"Menyukai bukan mencintai"
"Dan saya hanya menyukainya sebagai sosok adik, bukan mencintainya sebagai seorang kekasih"

Zela bernafas legah, entahnya hanya legah. Mungkin lebih karena itu berasal dari ucapan Rafe.

"Ze? Lo gimana? Gua egois ya..? apa ga seharusnya gua punya rasa sama suami lo sementara lo selama ini merjuangin dia?"
Zela bergelud dengan pikirannya, selama berada ditubuh ini, dia mulai bisa merasakan apa yang Zelaina dahulu alami, meskipun tidak semuanya hanya sebagian kecil yang dia rasakan.

BRAK!

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka lebar memperlihatkan Shaelyn, mama Rafe yang masuk dengan tergesa-gesa.

"Tante?" Ucap Max bangkit dari duduknya.

"Rafe!! Cari kakak kamu!"
"Cepatt!! Dia hilang"

Rafe tampak tidak merubah raut wajahnya dia duduk tenang sembari memeluk pinggang Zela nyaman.
"Cari Rafee!!" Desak Shaelyn panik.

Zelaina Transmigration (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora