18. Miss them (✓)

46.3K 2.3K 4
                                    


Tandain kalau typo ya!

Happy reading!!











Sinar matahari sudah menampakkan dirinya, menyinari seorang wanita yang masih tertidur lelap. Sedangkan orang lainnya sedang menatap lamat wanita yang masih setia memejamkan matanya itu.

Zela merenggangkan tubuhnya, dia baru saja sadar dari tidur nyenyaknya, mengucek matanya dan menguap.

"AAA!!" Teriaknya kaget begitu melihat sosok disebelahnya saat ingin duduk.
Dia baru menyadari keberadaan Rafe disampingnya yang tersenyum manis menatapnya dengan, dengan.. bertelanjang dada, roti sobek bertingkat..

Omaigod! Pemandangan indah dipagi hari - batinnya tanpa sadar

Siapa yang tidak suka yakan? Ngaku lo, Boong kalo lo ga suka!

Zela tanpa sadar menatap tubuh Rafe lama, tanpa berkedip sedikitpun, "kenapa? You like it?" Goda Rafe juga menatap intens wajah Zela yang menatap perutnya begitu intens. Wajah bantal Zela tanpa polesan makeup sangat Rafe sukai.

Oh shit! Suara serak khas bangun tidur Rafe masuk dengan sopannya kedalam pendengaran Zela, Zela bisa gila, atau bahkan sudah gila. Dia ingin berteriak kencang rasanya.

Jantung berdebar-debar memompa darahnya sangat cepat seluruh tubuhnya dan wajahnya memanas memerah seperti kepiting rebus, tubuhnya tidak bergerak, matanya menatap lurus, bibirnya kelu mulutnya tak sanggup berucap, perutnya seperti berisi ribuan kupu-kupu, dia meneguk ludahnya susah payah.

"Aa em aa it- itu anu" Zela terbata-bata pikirannya seketika blank, dia tidak bisa mencari kata yang tepat.

Rafe terkekeh pelan, "lucu" dia mencubit gemas hidung Zela menatapnya yang masih gugup.
"Saat tidur kamu juga sudah menyentuhnya sayang.." goda Rafe lagi dengan nada suara yang jail.

Mata Zela semakin membalak lebar. J-jadi semalam bukan mimpi? Semalam Zela bermimpi menyentuh perut rafe dan tersenyum senang dan itu? Bukan mimpi tapi memang kenyataan.

Rafe terkekeh menatap wajah Zela yang terlihat sangat lucu memerah seperti itu, dia mendekatkan wajahnya mengelus pipi Zela dengan tangan kekarnya lalu mengecup singkat pipi merah zela membuatnya semakin memanas. Wajah Zela sangat menggemaskan.

Baper sikit sih, sikit - author
Padahal lu yang ngetik goblog! - Zela
Diem lu bangke! - author



•••




Seharian ini ponsel Zela tidak henti"nya berdering, "aaghh! Apaan sih brisik banget!"

"HALO!" Ucap Zela ngegas begitu mengangkat ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa henti. Menganggu proses me time nya tanpa Rafe, dia sedang berusaha melupakan kejadian pagi tadi yang masih sangat sangat melekat diotakknya.

"Maaf salah sambung!" Teriaknya kesal begitu mengangkatnya, bahkan tanpa melihat nama penelpon.

Tuk

Zela menatap ponselnya hanya suara tidak jelas yang terdengar saat ia mengangkatnya, telfon iseng sialan! Ia sudah memblocknya tapi terus saja nomor lain yang menelfon.

"Fans kali ya lo? Dasar penipu!"


Tak berselang lama.
"Nyonya permisi" Claira menunduk hormat menghampiri Zela yang sedang fokus menonton.

"Hm?" Dehem Zela tanpa menoleh.

"Ibu nyonya berada didepan" tutur salah satu pelayan memberitahu.

Fokus Zela terhenti, Michelle Aquinsha ibu dari raga yang dia tempati. Dia lupa. kalau raga ini juga punya ibu!!

Zelaina Transmigration (End)Där berättelser lever. Upptäck nu