15. Perhatian (✓)

48.7K 2.6K 22
                                    


Happy reading!!





Dan...


Begitu Zela mengangkat kepalanya, matanya langsung bersitatap dengan mata Rafe.

Wajah Rafe seketika terlihat menggelap melihat wajah Zela yang dipenuhi air mata.
Zela berlum pernah menangis separah ini dihapadan Rafe, harus dicatat ekspresi yang selama ini Zela tunjukkan hanya kesal dan wajah seperti cibiran untuknya. Bahkan saat Zela mimpi buruk sehabis kejadian Leonidas pun Zela tidak menangis sederas ini.

Rafe menurunkan dirinya setengah berjongkok menahan tubuhnya dengan lutut, menarik Zela kedalam dekapannya, kepala Zela dia senderkan sempurna pada dada bidangnya, tangan Rafe juga tidak diam dia mengelus surai Zela pelan menenangkan.

Mata Rafe jelas memancarkan aura kemarahan dia menatap sekeliling dan pandangannya berhenti pada satpam itu. Rafe tidak sebodoh itu untuk sekedar menyadari siapa pelaku utamanya disana, lalu mengkode seseorang hingga detik berikutnya satpam tersebut diseret keluar.

"Pakk saya minta maaf pakk, saya disuruh"
"Saya hanya menjalankan tugas pak Rafe!"
"Saya masih harus membiayai anak saya pak, saya mohon! Saya masih memiliki keluarga pak!" Dia meraung keras.

Hanya suara teriakan dan penolakan yang terdengar oleh Zela yang masih dalam dekapan Rafe. Seakan Rafe menutup Zela diantara dekapannya agar dia tidak mendengar raungan itu.

"Siapa lagi yang kasar padamu? Beritahu saya" Rafe menarik wajah Zela menangkupnya, jarinya mengusap air mata Zela, menatap wajahnya yang masih sembab, begitu ditanya Zela seketika menunjuk mba Junet yang sudah bergetar ketakutan.

Mba Junet langsung berlutut tangannya dia katupkan didepan wajahnya, "maaf pak saya tidak tau kalau wanita itu istri bapak, maaff" tak henti hentinya resepsionis tersebut melafalkan kata maaf.
Dengan tubuh bergetar dan air mata berlinang mba Junet berlutut memohon ampun. Dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya atau bahkan nyawanya?

Mata tajam Rafe menatap mba Junet seperti menusuk kedalam jantungnya sangkin tajamnya tatapan itu, "sekalipun dia bukan istri saya, sebagai resepsionis kamu harus lebih sopan!" Tegas Rafe.

"Kamu tidak pantas menjadi resepsionis tanpa etika seperti itu"

"Iya pak saya tidak akan mengulanginya, saja janji pak saya janji!" Ucap mba Junet lagi tapi tubuhnya sudah terlanjur ditahan dan diseret begitu saja menyusul Bowo.

"Jangan jangann bawa sayaa, maafkan sayaa pak Rafee! Saya berjanjii saya berjanji tidak akan mengulanginya pak!" Terdengar raungan mba Junet yang perlahan menjauh pertanda dia sudah diseret keluar seperti satpam tadi.
"Pak Rafe!!"

Rafe menatap semua orang yang menyaksikan adegan tersebut sedari tadi, "Saya beritahu! Wanita ini adalah Zelaina Aquinsha Theodoric. Istri sah saya" dia menekan kata istri untuk memperingati para karyawannya agar tidak ada yang berani meyentuh miliknya.

"Dan jaga sikap kalian atau kalian berakhir seperti mereka." Ucap Rafe tanpa ada bantahan.

Seru juga ternyata, makanya jangan macem-macem sama Zelaina!
Zelaina nih boss senggol dong

Rafe kembali menatap Zela sebelum menaruh tangannya dibawah pinggangnya dan langsung mengangkatnya.

Zela membalak begitu merasa tubuhnya melayang dan dibawa pergi begitu saja.

Saat berjalan Rafe sesekali melihat wajah Zela, "something hurt Zela?"

Rame banget!! Malu!, Batin Zela

Tidak mendapat jawaban Rafe kembali bertanya, "you okay? Ada yang sakit?" Tanyanya dengan nada khawatir karena Zela hanya diam.

Saat tersadar Zela langsung menjawab dengan gugup, "oh, itu engga engga kok hehe"

Zelaina Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang