7. Hukuman (✓)

56.2K 2.7K 12
                                    

Happy reading








Kejadian diruang makan semalam sudah berlalu, Zela berakhir dikurung didalam kamarnya, ya tentu saja suami setannya jelas lebih membela gadis sok polos itu daripada dirinya. Dengan bukti cctv sekalipun rekaman terlihat jelas seakan Zela yang memaki Lyora karena Zela lah yang terlihat lebih membara saat itu, sedangkan Lyora hanya berkacang pinggang san menjawab santai, seperti disengaja.

Menyebalkan! Dia harus memikirkan rencana, sekarang kabur bukan cara yang tepat dia tidak akan bisa bebas begitu saja dari Rafe dia harus membuat rencana untuk menaklukan monster. Satu-satunya cara hanya itu, menaklukkan.

•••

Sudah tiga hari lamanya sejak Zela menghabiskan hukumannya dikamar. Tidak salah sih Zela memang suka menyendiri dikamar tapi kalau tiga hari secara terus-menerus dia juga akan bosan.

"Padahal yang ngajak adu mulut si Lyoranjing tapi gua yang dikunci emang Rafe bangsat"

Sebuah ide tiba-tiba terbesit diotak cerdasnya.

Sudah sejak tadi pagi Zela sengaja tidak menyentuh makanan yang diantar oleh maid kekamarnya, tentu saja Rafe tidak sekejam itu sampai membiarkan dia kelaparan apalagi dia sedang hamil tentunya.

Ya kali ini manfaatkan saja kehamilannya.

Jangan tanya apakah Zela sudah berusaha kabur saat pelayan mengantar makanan, jelas jawabannya sudah dan tentu saja selalu berakhir kembali dan kembali masa hukumannya juga menjadi terus bertambah.

"Ayolah nyonya, anda belum mengisi perut anda sedari tadi pagi" bujuk salah satu maid yang masuk mengantarkan makan malam.

"Katakan pada tuanmu untuk membebaskan ku setelah itu, saya baru akan makan" tolak Zela tanpa menatap kearah maid tersebut.
"Tidak keluar maka tidak makan." Tegasnya tanpa bantahan.

"Saya tidak masalah kalau harus mati kelaparan" lanjut Zela yang tentu saja tidak serius.

Maid tersebut terlihat lemas sekaligus takut, "maaf nyonya saya tidak berani" nyali maid itu seketika menciut kala disuruh untuk menyampaikan pesan pada tuannya.

"Ya sudah kalau begitu keluar saja saya tidak akan menyentuh makanan itu!" Usir Zela.

"Tidak akan!"

Pelayan tersebut menghela nafasnya kesekian kalinya, kemudian keluar menutup pintu meninggalkan Zela.

Zela tentu saja merasakan lapar apalagi sekarang dia harus membagi dua makanannya dengan janin diperutnya, tapi mau tidak mau dia harus rela agar bisa bebas, dia akan melakukan cara apapun untuk keluar. Bayangkan saja dia bahkan belum menjelajah dunia luar meski sudah selama seminggu berada didunia ini parah sekali.

Maid yang baru saja keluar dari kamar Zela mau tidak mau harus berjalan menuju ruangan kerja tuannya.

Pintu terbuka beberapa saat setelah maid itu mengetuk, seorang didalam memang bertugas melayani Rafe kembali pada posisinya setelah membukakan pintu pada maid itu.

"Tuan, nyonya tidak mau makan sedari tadi pagi" jelas maid tersebut dengan menatap kearah bawah, dia tak berani menatap wajah sang tuan.

Rafe berhenti mengetik dan melepaskan kacamata yang bertengger dihidungnya, dia memang sering bekerja dari mansion saja tanpa kekantor. Kali ini alasan Rafe tidak kekantor karena dia ingin sekaligus mengawasi wanita itu yang terus saja berusaha kabur.

Zelaina Transmigration (End)Where stories live. Discover now