Scandal - 42

Mulai dari awal
                                    

Selain para anggota geng motor, ada lagi nama-nama yang turut diperiksa selama proses investigasi. Yaitu kakak beradik Abyasa dan Anjani, serta Denver. Denver sebagai orang yang memanggil ambulance yang ia sendiri memang salah satu anggota geng motor. Anjani jelas, saksi kunci. Sedangkan Abyasa?

Tentu saja Eksa tidak mau ditangkap sendiri bersama keempat rekannya. Ini semua terjadi juga atas ide Abyasa. Awalnya, Abyasa meminta Denver itu mengenalkannya dengan Eksa setelah tau kalau adiknya pernah berpacaran dengan Eksa. Dari perkenalan itu, Abyasa mulai melakukan pendekatan dan memanfaatkan sifat Eksa yang mudah terprovokasi dan terhasut.

Akhirnya Abyasa menyusun sebuah ide agar Eksa bisa melampiaskan amarahnya pada Seven yang saat ini menyandang sebagai pacar Anjani. Ide itu pun berhasil dan berjalan sesuai rencana.

Sayangnya, keinginan Eksa untuk menyeret Abyasa tidak berhasil karena saksi kunci yaitu Anjani memberikan pengakuan yang amat berbeda dari kenyataannya. Dalam pengakuannya di depan polisi, Anjani tidak menyebut nama Abyasa sama sekali. Bahkan Anjani berani menjamin jika kakaknya tidak tau menau dan tidak terlibat dalam kasus itu.

Alhasil, nama Abyasa bersih. Sedangkan Eksa dan keempat rekannya terpaksa jatuh ke dalam lubang hitam dengan perasaan marah dan dendam bukan main karena merasa dikhianati.

Lalu kenapa Anjani bisa bersaksi demikian? Pastinya ingat kan dengan ancaman Abyasa saat itu? Ya, Anjani terpaksa berbohong di depan polisi demi keselamatan Seven. Selain itu, dalam hati kecilnya, Anjani masih berharap jika kakaknya bisa segera berubah dan bertobat dari jalannya suatu saat nanti.

"Gila! Padahal udah jelas kalo dalang di balik semuanya itu Abyasa! Bisa-bisanya dia malah masih bisa keluyuran bebas?!" biasanya Topan yang akan berapi-api, namun kali ini karena Topan masih satu hari lagi menikmati masa skorsing-nya, entah kenapa jiwanya seperti berpindah pada Sakaris.

Marin tersenyum sinis, sedikit. Ia sudah tau kalau hal ini pasti akan terjadi. Meski belum lama, ia sudah cukup tau tentang Abyasa yang cerdik.

"Kenapa juga sih, Anjani pake ngasih keterangan palsu segala? Nggak tau diri emang! Padahal udah jelas-jelas Kak Seven mempertaruhkan nyawa buat dia!" Ikky ikut marah dan kesal. Tapi kesalnya lebih ke Anjani yang berbohong.

"Ky, kamu harus memahami posisi dia. Dia pasti dalam posisi nggak diuntungkan." Sana mengingatkan.

"Tapi, Kak, tetep aja. Harusnya tuh dia tau, siapa yang seharusnya dia bela!"

"Kak Sana bener. Anjani pasti nggak sesengaja itu bohong demi ngelindungi kakaknya." Gangga sependapat dengan Sana.

Seven yang kondisinya makin lebih baik dari hari-hari sebelumnya, kini menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Pastinya ini bukan hal yang mudah baginya. Setelah melalui peristiwa mengerikan, ia malah dihadapkan dalam keadaan yang tidak adil untuknya.

Belum lagi kesulitan-kesulitan yang dihadapi anggota-anggotanya selama ia tidak ada. Seven pun mengedarkan mata, menatap satu persatu anggotanya. Hingga akhirnya ia menyadari kalau ada dua anggotanya yang terlihat berbeda dari yang sebelumnya ia selalu lihat.

Kedua orang itu sejak tadi diam. Tak bersuara sama sekali. Ribi dan Kiel. Sementara kalau River sih, memang 11-12 dengan Gangga, jarang bicara atau bicara seperlunya.

"Kalian berdua kenapa? Ada masalah? Ribi? Kiel?" suara Seven membuat perhatian anggota lain jadi tertuju pada kedua orang yang namanya Seven sebut tadi.

Kiel segera menggeleng, "Nggak ada." Katanya seperti itu. Nyatanya Kiel memang sedang ada masalah. Masalah dengan otaknya sendiri yang tidak berhenti overthinking tentang hubungannya dan Cassie.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang