Prolog

41.2K 1.8K 72
                                    

Nama, karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi

***

*Sudah ada beberapa perubahan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya

**

Seorang pria hanya bisa menatap sendu kepada wanita di dihadapannya yang sedang menggenggam tangan pria lain.

"Mommy paham perasaanmu, namun bisakah kau mengalah untuk kali ini?"

"Kali ini?" Batinnya dengan tatapan kecewa mengarah pada wanita yang sudah melahirkannya itu. Belum cukupkah ia mengalah selama ini?

"Kakakmu sangat mencintai Lyssa, mereka saling mencintai."

Pria itu menggeleng, ia tidak mempercayainya. Wanita yang selama tiga tahun ini berhubungan dengannya ternyata tidak mencintainya? Lalu, dia anggap apa dirinya selama ini?

"Maafkan aku Jethro....." Wanita bernama Lyssa itu menatap pria dihadapannya dengan tatapan bersalahnya.

Jethro menatap penuh kecewa pada Lyssa. Ia benar-benar merasakan sakitnya dikhianati oleh wanita yang baru saja menjadi mantan kekasihnya beberapa menit yang lalu.

"Kenapa?" Lirihnya.

Lyssa menggenggam erat tangan pria disampingnya, "Selama kau sibuk, hanya Jayden yang terus menemaniku. Disaat aku merasakan kesepian, dia selalu ada dan membuatku merasa aman saat kau tidak ada, a-aku jadi mulai mencintainya saat itu."

Jethro menundukkan kepalanya mendengar itu, ia mengepalkan kedua tangannya erat. Ah, jadi semua ini salahnya?

"Salah kau sendiri, kau terlalu sibuk dengan pekerjaan serabutanmu itu! Tidak heran jika kak Lyssa lebih memilih kak Jayden yang jelas-jelas memilikinya segalanya dibandingkan dirimu!" Sahut Jace, adik bungsu mereka.

Jethro diam-diam membenarkan ucapan adiknya itu. Dirinya tidak bisa dibandingkan dengan Jayden yang diwarisi kesuksesan oleh keluarganya diusia muda, sedangkan dirinya yang bodoh ini hanya bisa mengambil pekerjaan sekelas pelayan restoran ataupun kasir di minimarket. Jethro merasa dirinya benar-benar menyedihkan.

Adeline, wanita yang menjabat sebagai ibu dari ketiga putranya itu berjalan mendekat pada Lyssa dan Jayden.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanyanya yang seolah sudah tak peduli dengan keadaan Jethro anak keduanya.

Jayden merangkul bahu Lyssa erat, "Rencananya tiga bulan lagi, benar kan sayang?" Ucap Jayden tanpa rasa bersalah.

Jethro yang mendengar itu benar-benar tak habis pikir. Mereka bahkan sudah merencanakan pernikahan?

"Bukankah terlalu lama?" Sahut Dirgantara, sang kepala keluarga yang sedaritadi diam dan tidak memperdulikan persolaan sebelumnya.

Jethro merasa dirinya benar-benar sudah tidak dibutuhkan saat ini. Mereka semua hanya bisa meninggalkan rasa sakit yang terdalam kemudian bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Jace ingin sekali tertawa begitu melihat Jethro diacuhkan begitu saja oleh yang lainnya. Dirinya benar-benar merasa puas melihat keadaan kakaknya yang begitu menyedihkan.

"Kak, apa ada yang ingin kau bicarakan lagi?" Tanya Jace dengan sengaja berniat menjatuhkan kakaknya lagi dan lagi. Semua perhatian keluarganya sekarang mengarah pada Jethro karena suara Jace.

Jayden mendekat pada Jethro, ia menepuk pundak sang adik, "Katakan apa saja yang kau inginkan, kakak akan memberikannya? Kakak akan bertanggung jawab." Ucap Jayden.

Game OverWhere stories live. Discover now