23. LDR dan Pertengkaran Pertama

44 6 2
                                    

Savana berjalan memasuki gedung Libertix, di halaman depan ia melihat orang beramai-ramai memasang tenda. Sambil sesekali menoleh, Savana terus berjalan menuju lobby.

"Pagi Fan" sapa Savana ramah, ia berjalan menghampiri Fani yang berdiri di balik meja resepsionis.

"Pagi juga Na" balas Fani tak kalah ramah.

"Fan, itu tenda buat acara apa?"

"Buat acara gebyar promo besok. Oh iya, kamu udah tau kan Libertix mau ngadain gathering company juga?" sahut Fani memberitahu.

"Gathering Company?" Savana mengertukan keningnya.

Fani mengangguk lalu menceritakan bahwa itu adalah rangkaian akhir dari serangkaian acara perayaan ulang tahun Libertix. Yang diperuntukkan bagi pihak internal perusahaan, sebagai bentuk apresiasi pada karyawan. Dan acaranya akan di gelar akhir pekan ini.

"Oh gitu, oke deh, aku ke ruangan dulu ya, thanks Fan infonya" tutur Savana yang kemudian berpamitan.

"Sama-sama Na."

Savana berjalan menuju lift.

[Udah udah sampai kantor?]

Savana tersenyum saat satu pesan dari Wira masuk. Cepat-cepat ia membalasnya. Di saat bersamaan, pintu lift terbuka, ia melangkah masuk dengan tatapan masih berfokus pada layar ponsel. Savana berpaling sebentar untuk menekan nomor lantai tujuannya. Pintu tertutup, kotak besi itu bergerak naik membawa Savana menuju lantai 5. Savana senyum-senyum sendiri saat berbalas pesan dengan Wira. Siapa sangka pesan dari orang yang dulu sangat ia hindari, kini jadi pesan yang selalu ia nanti dan membuat hatinya berbung-bunga. Selain itu, Savana juga merasa Wira yang sekarang sudah banyak berubah. Meski kadang masih suka menyebalkan, tapi pria itu jauh lebih baik sekarang.

Lift berdenting lalu berhenti, menandakan Savana sudah tiba di lantai tujuannya, karena di sana ia hanya seorang diri. Savana melangkah keluar, lalu berjalan menuju pintu masuk ruang divisi accounting. Ia menempelkan kartu akses, begitu pintu terbuka, ia pun melangkah masuk. Savana sudah mengakhiri percakapan pesannya dengan Wira sejak lift tiba di lantai 5.

"Selamat pagi Na" sapa teman-teman satu divisinya. Savana balas menyapa mereka satu per satu, lalu duduk dan menghidupkan laptop.

"Cerah banget kayanya hari ini?" Goda Tania jahil.

Savana hanya senyum-senyum saja. Lalu memulai pekerjaan hari ini.

Hari-hari berikutnya, Savana sibuk seperti biasa. Wira juga hampir setiap saat selalu mengirimkan pesan padanya, sekedar untuk menyapa dan bertukar informasi mengenai aktivitas harian mereka.

Kamis 27 Mei, tiba-tiba terdengar kabar tak menyenangkan dari salah satu staf Libertix yang katanya mengalami kecelakaan mobil dan dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta Pusat.

Pukul sepuluh, head accounting keluar dari ruangannya dan menghampiri meja Savana.

"Na, kamu bisa tolong ke rumah sakit? Tim HR minta satu perwakilan dari divisi kita untuk temenin stafnya ke rumah sakit, soalnya mereka lagi sibuk siapin acara anniversary Libertix" Ucap head accounting-nya.

"Baik pak" sahut Savana setuju. Sebenarnya Savana ingin menolak, karena hari ini ia harus follow up data produksi. Apalagi besok sudah akhir bulan, waktunya tutup buku. Semoga saja penyerahan data dari tim produksi stiklib tidak molor lagi. Harapnya dalam hati.

Savana turun menuju lobby untuk bertemu perwakilan staf HR.

Diantar sopir perusahaan, Savana dan staf HR akhirnya berangkat menuju rumah sakit. Dalam perjalanan, Savana mengirimkan pesan pada Wira, tapi tidak dibaca. Mungkin dia lagi sibuk, pikir Savana.

LFY - Bridge Of LoveWhere stories live. Discover now