5. Kencan Kedua Sama Wira

140 15 0
                                    

From: Wibas 😈
Ya. Biarin aja
Paling salah satu diantara kita dipecat
Udah balik kerja sana
Jangan bikin orang-orang makin curiga

"Hah?!" Savana terbelalak membaca ulang pesan balasan dari Wira. Dia bisa bicara sesantai itu pasti karena sadar perusahaan cukup membutuhkannya, sementara Savana? "Kalau salah satu diantara kami dipecat udah pasti itu aku." Ia mendesah frustrasi.

Savana terdiam sejenak hingga akhirnya meletakan ponsel di meja dan lanjut kerja. Sebelum kekhawatirannya benar-benar jadi kenyataan, ia harus menunjukkan bahwa dirinya juga merupakan karyawan yang layak dipertahankan. Savana berprinsip jika kau ingin dipertahankan, maka tunjukan dirimu layak. Jangan hanya merengek minta belas kasihan.

**

Waktu terus berlalu dan hari pun berganti. Tanggal dua puluh delapan Februari akhirnya tiba. Pagi-pagi Olive sudah mengingatkan tentang dating kedua Savana dengan Wira.

From: Mbak Olive
Mbak Savana, jangan lupa ya, hari ini jam lima adalah kencan kedua mbak sama mas Wira. Rencana kencan hari ini nonton film sama makan malam. Berikut nama dan alamat tempatnya: Mall Taman Anggur. Pahlawan Street, Kav. 17.

Hari ini mungkin akan jadi kesempatan terakhir bagi Savana untuk mengenal Wira lebih baik sebagai seorang pria bukan atasan. Seperti yang dibilang Emma, tujuan ia didaftarkan ke LFY adalah untuk mengakhiri masa lajangnya. Jadi ia harus bisa menilai dengan sebaik mungkin agar di akhir program ia bisa menentukan pilihan yang benar tanpa ada penyesalan. Walaupun terlalu dini untuk menentukan, karena masih ada dua mate lagi yang belum ditemui.

Savana menatap pantulan diri di cermin lalu memasang jepit rambut pita berwarna hitam tak lupa ia memoles riasan tipis dan lipstik berwarna nude. Wanita workaholic itu tersenyum pada diri sendiri, merasa puas dengan riasan yang ia pakai.

"Udah bagus. Haa. Aku yakin Wira bakal klepek-klepek dan gak berani bersikap dingin lagi kali ini." Ucapnya dengan sangat percaya diri.

"Terlalu pede kamu Na"  suara yang tiba-tiba melintas di kepala Savana membuatnya terdiam dan kembali berpikir, apa iya dia terlalu percaya diri?

Beberapa saat kemudian. "Tapi percaya diri itu kan memang penting." Ia segera mengabaikan suara di kepalanya lalu berdiri dari bangku rias dan mengambil sling bag hitam yang sudah ia persiapkan sebelumnya di atas kasur. Sekali lagi ia mematut diri di depan cermin kemudian merapikan lipstik yang kurang rapi menggunakan kelingkingnya.

Hari ini Savana mengenakan dress selutut dengan garis-garis horizontal hitam dan lengan panjang, serta memiliki kerah pita yang mempermanis pakaian berwarna peach tersebut.

Setelah memastikan semua sudah rapi, ia pun bergegas pergi menuju tempat janjian dengan Wira. Kali ini ia berangkat menggunakan taksi daring.

Kemacetan sedikit menghambat perjalanannya, berulang kali ia mengecek jam yang melingkar di tangannya. Suara detik jam yang terasa sangat jelas berhasil mengusik ketenangan Savana.

Setelah melalui satu jam yang cukup membosankan. Savana tiba di alamat yang diberikan Olive pukul lima lewat, meleset lima belas menit dari perkiraannya. Ia bergegas memasuki mall lalu mencari keberadaan bioskop, katanya Wira akan menunggu di sana. Karena diburu waktu Savana memutuskan bertanya pada satpam dimana letak bioskopnya.

LFY - Bridge Of LoveWhere stories live. Discover now