15. Dijodohin

62 10 0
                                    

Savana akhirnya pulang dulu untuk menaruh kopernya, setelah itu barulah ia pergi ke tempat orang yang ia hubungi beberapa saat lalu. Saat ini Savana sedang berjalan menyusuri kelas-kelas di sebuah Universitas swasta. Lalu langkahnya berhenti di dekat ruang kelas yang pintunya sedikit terbuka dari dalam terdengar suara yang familiar. Savana memicingkan mata berusaha menyusupkan pandangan ke dalam.

Di dalam, cowok jangkung berkaca mata yang tengah ditatap Savana tampak tak sadar dan tetap fokus pada pekerjaannya, mengajar.

Savana menghela napas panjang lalu memutuskan mencari kantin, ia akan menunggu di sana. Ia tidak kesal karena tak dapat langaung bertemu Leo. Saat di telepon tadi pria itu memang bilang sedang bersiap mau mengajar.

Savana duduk di salah satu bangku kantin sambil memerhatikan beberapa mahasiswa yang sibuk berlalu-lalang, beberapa tampak terburu dengan banyak buku di tangan, beberapa lainnya berjalan dengan santai.

Satu jam berlalu, ponsel Savana tiba-tiba berdering. Pesan masuk dari Leo, yang menanyakan keberadaannya.

From: Leo
Udah di mana?
Jadi nyamperin aku ke kampus?
Aku baru selesai

Savana segera membalas dan mengatakan lokasi keberadaannya saat ini.

Selang beberapa menit kemudian, Leo pun datang. Ia langsung mengambil tempat di depan Savana.

"Hai Na, maaf ya kelamaan nunggunya."

"Gak papa Le. Gak lama-lama banget kok."

Leo mengangguk.

"Jadi? Apa yang mau kamu omongin?" Leo sudah siap mendengar semua yang ingin Savana bicarakan.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu soal permintaan khusus LFY."

Leo terdiam menunggu kelanjutan ucapan wanita di hadapannya.

"Tadi pagi aku ke kantor LFY dan udah denger semua dari mba Olive dan mas Theo." Savana menatap Leo sambil memainkan jemarinya di atas meja. "Tapi yang bikin aku penasaran adalah, kenapa kamu yang datang ke kencan itu? Dan kenapa mas Wira bisa tau semua yang kita lakuin saat kencan?"

Leo menghela napas panjang.

"Jadi begini Van, emang bener Wira yang ngajuin permintaan khusus itu ...." pria jangkung itu mulai membuka ceritanya. Ingatannya langsung melayang ke hari rabu tanggal tiga puluh satu maret, saat ia bertemu Wira di pintu masuk gedung LFY.

"Anda? Kenapa di sini?"

Wira tersenyum masam karena tertangkap basah.

"Jadi anda?"

"Bisa kita bicara di cafe dekat sini saja?"

Leo setuju dan pergi bersama Wira ke cafe terdekat. Sesampainya di cafe, Wira pun membuat pengakuan dan menceritakan semua kenyataannya.

"Jadi anda juga teman kencannya Savana?" Leo sangat terkejut mendengar penuturan Wira.

Wira hanya mengangguk lemah.

LFY - Bridge Of LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum