6. Halo Dari Si Cowok Aneh

139 16 0
                                    

"Oh? Kamu Savana, kan? Hai!" Pria itu tersenyum cerah dengan tangan melambai ke arah Savana. "Aku Leo..."

__________**___________

Selesai makan tiba-tiba Wira berkata, "Na selamat ulang tahun ya" sambil mengulurkan sebuah kotak kecil yang terbungkus kertas kado warna pink lengkap dengan pita di atasnya yang ia keluarkan dari saku celana. Savana terkejut, ia menutupi mulut dengan kedua tangannya.

"Mas?" Savana menatap Wira penuh haru.

"Ambil!"

Savana mengangguk lalu mengambilnya, "makasih mas."

"Boleh saya buka?"

"Buka aja." Wira tersenyum. Saat Savana tengah berusaha membuka kado darinya, ia mati-matian berusaha menahan tawa.

Savana pun membukanya. Begitu kotak terbuka, Savana refleks melempar kotak itu ke lantai sambil menatap geli ke arah mainan berbentuk kecoa yang sama persis dengan aslinya.

"Mas Wira.. apaan sih?!" Pekik Savana.

Tawa Wira pecah seketika.

"Jahat banget sih mas Wira!" Ucap Savana dengan mata berkaca-kaca.

Wira tidak menanggapi dan malah sibuk menyeka air yang menggenang di sudut matanya, ia berusaha berhenti tertawa, lalu tiba-tiba ia menjentikkan jari.

Tak lama beberapa pelayan restoran datang membawa kue ulang tahun sambil menyanyikan lagu happy birthday dengan semangat.

"Happy birthday to you!"

Savana menoleh, saat itu juga air mata Savana luruh. Ia menangis sambil memukuli lengan Wira.

"Eh? Kok kamu malah mungkul sih?"

"Mas jahat!"

"Gimana sih? Dikasih kecoa mainan dibilang jahat, dikasih kue masih dibilang jahat juga?" Rintih Wira.

"Bodo. Pokoknya mas Wira jahat bikin aku nangis. Hiks."

"Jangan nangis, ingusnya keluar tuh! Malu." Tanpa diminta, Wira menyeka air mata Savana menggunakan ibu jarinya.

Savana yang canggung mengatakan, "aku bisa lap sendiri" lalu mengelap hidung dan saat itu juga ia sadar telah dikerjai lagi oleh Wira. "Mas ih! Ngerjain mulu deh."

"Hahaha."

Savana mencebikkan bibir.

"Udah tiup lilinnya, kasian kali mbaknya pegangin kue kamu terus." Titah Wira, "mbak, kuenya taro aja di meja. Dan kalian boleh pergi."

Para pelayan restoran itu mengangguk lalu pergi setelah meletakan kue di meja.

Savana pun meniup lilin di atas kue ulang tahun itu hingga mati.

"Mas, makasih ya?"

Wira tersenyum lalu mengangguk.

Savana melirik Wira dan bergumam, "ternyata dia bisa bersikap manis juga." Ia tersenyum malu-malu.

Sementara Wira memutar ulang ingatannya ke hari dimana Theo membuatkan rencana untuk kencan kali ini. Hari itu melalui telepon Theo berkata, "kata Olive, tanggal kencan kedua kalian bertepatan dengan ulang tahun Savana. Gimana kalau buat kejutan untuk ultahnya?"

Awalnya Wira menolak karena ia tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya. Tapi setelah dipaksa akhirnya ia pun setuju saat Theo mengatakan, "tujuan anda mencari pasangan, kan? Maka sebaiknya ikuti saran saya. Mbak Savana sudah memberikan rapor merah di kencan pertama, jangan sampai itu terulang kembali."

LFY - Bridge Of LoveWhere stories live. Discover now