12. (Sengaja) Salah Kirim

73 9 0
                                    

Sabtu tanggal sepuluh April, Savana beristirahat di ruang tengah setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya. Lantai ruangan itu tampak kinclong setelah dipel beberapa menit lalu.

"Hah. Bosen banget."

Wanita itu kini tengah menggulirkan layar ponselnya, bolak-balik mengecek aplikasi pesan padahal tidak ada notifikasi, hanya sekedar ingin membunuh sang waktu saja.

"Emma bisa diajak keluar gak ya? Coba aku telpon deh."

Cukup lama nada sambung terdengar sampai akhirnya telepon dijawab.

"Halo?"

"Lagi ngapain?"

"Gue lagi nyari-nyari WO yang bagus nih, kenapa Na?"

Mendengar Emma yang sepertinya sedang sibuk, Savana segera mengurungkan niat mengajak sahabatnya itu pergi, "Ah, nggak, cuma pengen nanya. Ya udah lanjut deh kalo gitu, gue tutup ya teleponnya."

"Oh, oke Na. Bye."

"Bye Ma."

Sambungan telepon mereka pun berakhir.

Savana kembali menggulirkan layar ponselnya tanpa tujuan yang jelas, hingga tiba-tiba terlintas ide sedikit nekat dan gila di kepalanya.

"Tapi kalo gak dibales gimana? Malu-maluin banget" ia menggigit bibir bawah, kebiasaannya saat merasa ragu.

"Chat? Nggak? Chat? Nggak?" Gumam wanita berpipi chubby itu sambil menghitung kancing kemeja yang digunakannya, dan hitungannya berhenti di kata 'chat'. Ia berhenti sejenak untuk berpikir ulang hingga akhirnya memutuskan membuka aplikasi pesan dan mencari satu nama yang sudah tenggelam oleh banyak nama orang lain.

Chat Wira berada hampir di paling bawah, tentu saja demikian, karena mereka memang sangat jarang mengobrol lewat pesan.

Savana membuka chat room nya bersama Wira lalu memilih satu foto dirinya yang sedang berpose sok imut, mengirimkannya pada Wira kemudian menulis kata 'kangen' lengkap dengan emotikon sedih.

"Semoga dia gak jijik" gumam Savana sedikit cemas.

Tanpa diduga, Wira membalas di detik yang sama.

To: Wibas 😈
Kangen ☹️

From: Wibas 😈
Apa-apaan kamu?

"Orang kangen masa ditanya apa-apaan, gimana deh?" Gerutu Savana, ia kembali mengetik kalimat pura-pura panik lalu mengirimkannya pada Wira ia juga menyampaikan permintaan maaf karena salah kirim pesan. Ia bahkan mengarang satu nama perempuan yang mirip dengan nama Wira, yaitu Wina, yang ia akui sebagai temannya padahal teman Savana hanya Emma seorang.

From: Wibas 😈
Saya gak tanya

Berbalas pesan dengan Wira memang sangat menguji kesabaran. Savana dibuat dongkol sendiri tiap kali membaca pesan balasan pria itu. Obrolan pesan itu diakhiri oleh emotikon wajah sedih yang dikirim Savana.

"Itu orang kayanya makin ngeselin! Boro-borong bilang kangen balik, nanya kabar aja nggak! Nyesal aku chat dia, nyesal banget!" Geram Savana, emosi sendiri. Ingin rasanya ia membanting ponsel di tangan tapi setelah dipikir ulang rasanya sayang karena harga benda persegi itu cukup menguras kantong.

Sementara itu di sebuah kamar, tampak Wira yang sedang senyum-senyum sendiri, membayangkan wajah merah padam Savana yang kesal. Saking gelinya pria itu sampai tak mampu menahan tawa, "Ppfft, sekarang mukanya pasti lagi merah banget kaya tomat apalagi pipinya chubby, makin mirip tomat deh tuh anak. Hahaha." Rupanya tadi itu ia sengaja ingin menggoda Savana dan membuat wanita itu kesal.

LFY - Bridge Of LoveWhere stories live. Discover now