H23

1.5K 112 12
                                    

"kenapa kau tidak pulang semalam?"

yuan menatap diam lia. apa wanita ini akan mengajak nya ribut lagi?.

"aku ada urusan di kantor"

"urusan apa?. sepenting apa urusan mu itu?"

benar-benar yuan tidak bisa menikmati pagi nya di rumah ini lagi, wanita itu sudah menatap padanya dengan penuh emosi, yuan mengabaikan demi ketenangan nya.

"YUAANNN!!"

nafas pelan yuan keluarkan, menyisir rambut nya kebelakang dengan kelima ruas jemari nya.

"katakan. apa yang kau inginkan?"

hanya itu yang bisa yuan ucapkan pada wanita yang masih menjadi istri nya ini.

"aku tidak suka dengan wanita yang bernama karin, sekalipun dia sahabat atau siapapun dia jauhi dia!. ini demi keharmonisan rumah tangga kita yuan, apa kata putra kita jika dia tau papa nya memiliki teman wanita?"

yuan mengangguk. berbalik menatap diam pada lia.

"dari awal tidak ada keharmonisan di rumah tangga kita. jika kau menyuruh ku menjauhi karin itu sama saja kau membuat urusan mu lebih panjang dengannya lia"

yuan berjalan keluar dengan menutup pintu sedikit lebih kencang. meninggalkan lia yang berjongkok dengan menarik kuat rambut depan nya.

"AARRRRGGGGGGGG" melempar pada lukisan dengan sendal high kantor milik nya.
.
.

"turun. kau tidak mau sekolah?"

karin memutuskan untuk mengantar keponakan nya ini. menatap pada lelaki kecil yang memiliki nama dan wajah yang berbeda. yuan benar-benar mengukir herry di hatinya.

"yaaa... aunty bicara padamu"

sedikit curiga pada herry kecil yang sejak tadi memperhatikan anak-anak lainnya yang di antar oleh orang tua mereka.

"aaa.. kau mau aunty antar sampai dalam?"

gelengen herry berikan. sifat anak ini harusnya tidak mengikuti sifat ken yang selalu membuat karin emosi.

"hufftt... jadi herry mau apa? katakan akan aunty turuti"

"tidak. herry masuk dulu, aunty boleh pergi, terimaksih pengantaran nya"

herry kecil membuka pintu mobil, membungkuk sebelum akhirnya menutup pintu itu, karin hanya mengangguk dengan tetap memperhatikan anak itu masuk kedalam kawasan aman sekolahnya.

"kenapa mereka menatap herry ku begitu?"

mengurungkan niatnya yang mau menyalakan mesin mobil dan keluar dengan aura yang siap melawan para ibu sosialita itu.

"oyy.. kenapa menatap nya seperti itu?"

karin menafsirkan mereka tidak memperhatikan herry kecil yang turun dari mobilnya, benar. karena ada satu mobil di depan mobil karin.

"anak kecil itu?" salah satu nya menjawab dengan menunjuk pada herry.

"iyaa.. kenapa menatap anak itu seperti itu?" nada tidak bersahabat sudah karin berikan.

"mau tau? hari ini akan ada rapat wali murid dan anak itu tidak pernah sekalipun ibu nya datang. padahal kata putra ku dia memiliki ibu. ku simpulkan anak itu pasti anak yang nakal"

karin menoleh pada ketiga ibu-ibu yang sedang mengguncing herry kecil nya, mereka bertiga bisa karin pastikan suami mereka memang memiliki kuasa lebih jika di lihat dari penampilan ketiga nya.

"rapat apa? jika tidak penting buat apa ibu nya datang, kan bisa lewat info groub"

karin berbicara dengan wajah yang dibuat seolah ikut menggunjing kan lia.

𝗵𝗶𝗱𝗱𝗲𝗻Where stories live. Discover now