H12

1.4K 111 9
                                    

"kau suka?"

"hmmm?"

"makan disini"

yuan melirik sekeliling, ini terlalu mewah untuk orang miskin seperti nya mengatakan tidak suka.

"suka. tapi makanan disini terlalu mahal capt"

"makanlah. aku juga baru pertama kali kesini". bohong. disini adalah tempat biasa keluarga nya melakukan dinner.

"sungguh? akhirnya, aku kira hanya aku yang baru pertama kali makan di tempat mah ini"

"tidak. makanlah, habis ini kau mau kemana?"

"emmm.. aku mau pulang saja capt. kaki ku mulai nyeri"

dengan cepat herry berdiri dari duduk nya mengambil jongkok di samping yuan dan mengangkat celana seragam yuan untuk dia lihat kaki nya.

"capt. tidak sakit, hanya nyeri saja"

herry tetap mengelus pergelangan kaki itu, kaki yuan memang sudah tidak separah luka sebelumnya, namun herry tetap kokoh pada apa yang dia lakukan.

"capt. ayo pulang"

"makanlah, ini juga salah ku mengajak mu keliling mall sejak tadi"

"tidak. itu juga kemauan ku, sekarang aku sudah kenyang capt"

"hmm... naik"

herry memberikan punggung nya, bukan nya naik malah mengelus pelan punggung herry dan menepuk nya lalu mengambil tangan captain nya untuk menyuruh nya berdiri.

"pegang tangan ku yang kuat saja capt, tidak perlu naik ke punggung mu. ini tidak sesakit itu kok"

herry masih diam menatap pada wajah yuan, lalu mengangguk dan membawa barang yang tadi yuan beli di mall.

"terimaksih untuk semua nya capt"

"hmmm. sama-sama"

"oiya kata nya karin akan kembali minggu depan"

"he'em"

"untung saja tidak jadi berbulan-bulan, aku sudah rindu padanya. dan aku akan menginap di rumah nya"

"hmmm?"

"ohh tenang saja, kami memang begitu setiap berpisah lebih dari seminggu maka akan melepas rindu untuk menginap di rumahnya, aku dan ken satu kasur, dan karin akan tidur di kasur lainnya"

"kalian satu kamar?"

"captain tidak pernah kerumah karin?"

yuan menoleh mendapati gelengan kepala dari herry, membuat kerutan muncul di dahi yang lebih pendek.

"padahal rumah karin besar, jadi saat kami kerumah nya dia akan mengeluarkan dua tilam, satu yang kecil untuk dia dan yang besar untuk aku dan ken, tenang kami tidur di ruang televisi"

"kau dan ken?"

"he'emm" anggukan yang polos.

"kau dan ken??- berpelukan?"

"tentu saja, apalagi? bahkan aku akan tidur di atas ken, karena AC rumah karin terlalu dingin"

herry menghentikan langkah nya, membuat yuan juga melakukan hal yang sama. herry berusaha menyampaikan kekesalan nya lewat tatapan matanya namun apa yang yuan lakukan??--

"oh captain capek? sini biar aku yang bawa saj--"

herry meninggalkan yuan yang hendak membawa belanjaan nya, membuat yuan menggaruk kepalanya bingung.

● ● ●

"KEEENNNNNNNNNN"

ken dengan cepat menahan tubuh yuan yang sudah dengan kecepatan penuh nya berlari menghampiri nya di lapangan sekolah.

𝗵𝗶𝗱𝗱𝗲𝗻Där berättelser lever. Upptäck nu