H6

1.7K 127 15
                                    

"herr"

herry menangkap lemparan Jersey basket nya dari evan. lemparan dan tangkapan yang sempurna.

"padahal yang kemarin belum ada sebulan, kenapa mau ganti lagi 78? angka apa itu?"

"7 bulan lahir ku dan 8 angka kesukaan yuan, bisa kau cari tau apa arti angka 8 bagi yu--"

"kata ken angka 8 angka yang netral bagi yuan"

"harusnya aku buat angka 8 saja Jersey ku kemarin"

"kau ini!! jangan mentang-mentang kau kaya jadi seenaknya yaa"

herry mengertukan dahi nya menatap teman nya, dia tau betapa tersiksa nya evan karena tingkah nya.

"aku bercanda". ucap herry sedikit membujuk.

"jadi--?" tanya evan mengambil botol minum di kulkas herry.

"apa?"

"jadi kau mau apa selanjutnya? bagaimana dengan karin?"

"ohh karin?, dia baik-baik saja hanya saja dia mengambil kelas online pribadi soalnya dia tidak mau pindah ke jepang"

"berapa lama dia di Jepang?"

"6 bulan. cukup lamaa"

senyum kecil di wajah herry membuat yuan curiga pada teman nya itu, mengangkat bahu dan menyimpan botol untuk membawa dirinya duduk di sofa dengan memainkan handphone nya.

"kau yakin yuan juga seperti mu?"

"tidak!" jawab herry spontan, membuat herry merebahkan lemas tubuh nya di sofa.

"lalu bagaiman?"

"yasudah. nanti juga dia sadar"

"yuan? sadarr? sekalipun kau kasih puisi cinta mana dia peka"

"kau mengatai yuan ku pikun?"

evan membuang nafas dengan menatap malas pada herry, melanjutkan memainkan handphone nya dan membelakangi herry.

●●●

semuanya berjalan semestinya di sekolah, latihan setiap eskul berjalan sesuai kegiatan namun satu yang menghebohkan..

"kok bisa? maksud nya kenapa kau di keluar kan april?"

april. wanita itu bahkan membuat tim basket putri menghentikan latihan mereka dan mengelilingi nya dengan dia yang bahkan masih menangis tanpa bisa menjawab satu pertanyaan pun.

"semua nya baik, kau bahkan tidak ada kekurangan dalam latihan terlebih kau adalah andalan pelatih-- kau bahkan akan ikut latihan gabungan kan sore ini?"

april mengangguk dengan tetap mengusap air mata nya. bukan nya apa, basket adalah hobi nya dari dulu terlebih dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk mengeluarkan semua kemampuan nya hanya untuk eskul ini.

"kau tidak tanya pada pelatih kenapa bisa kau di berhenti kan."

april menggeleng. dengan beberapa teman nya yang mengelus pundak nya pelan untuk menenangkan nya.

"aku-- akuu tidak tahu- tidak tahu apa masalah nyaa-- kata pelatih per- permainan ku kurang-- dan-- dan bisa membuat-- buat tim ku terganggu"

akhirnya gadis itu bicara walau dengan paksaan dan nada patah-patah setelah melawan tangis nya.

luna. selaku kapten tim basket putri tentu tidak terima karena april adalah pemain terbaik mereka, dengan menggulung lengan baju nya gadis bermbut pendek itu berjalan keluar untuk menuju lapangan dimana tim putra sedang latihan.

.
.

"capt.. aku tidak bisa ikut latihan lagi?".

tanya yuan sambil duduk di bangku penonton. herry memberi isyarat pada evan agar memulai latihan dan dia yang mengambil duduk di samping yuan.

𝗵𝗶𝗱𝗱𝗲𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang