H10

1.4K 119 4
                                    

"kau kenapa?"

ken dan evan sedang berjalan di aula sekolah, membiarkan herry mengobati luka yuan sendirian.

"aku kira aku akan menyusul petter,leo dan siapapun yang sudah jadi korban herry akibat yuan"

"bwaahahhaahaa.. kau menahan nafas mu dari tadi karena itu?"

"tentu saja bodoh. kau bayangkan dengan ketidak pekaan yang yuan miliki aku pun bisa jadi korban, bahkan kau jugakan"

"bukan hanya aku, ku rasa pelatih basket kami bisa saja di berehenti kan tanpa alasan jika yuan tidak memiliki kadar kepekaan nya"

"jangan kan guru, karin saja mungkin akan di singkirkan herry jika mereka bukan sahabat"

evan menghentikan langkah nya, menunjuk pada ken dan memberikan jempol setelah nya.

"kenapa juga herry menyukai makhluk lambat seperti yuan" pertanyaan ken membuat evan mendengus lucu.

"itu juga yang ku pertanyakan. kenapa kau masih betah berteman dengan yuan"

tanya evan pada ken.

"ohh.. itu karena dia pintar mungkin"

"mau ku tanyakan pada herry kenapa dia bisa suka pada manusia sperti yuan?"

"waahhhh!! secara tidak langsung kau juga mau mempercepat ajal ku"

"pfftt"

ken menghadiai evan dengan pandangan sinis nya, menendang atlet basket itu sekuat tenaga nya.

.
.

"ini tas yang kau minta, serius kau mau ganti tas mu?, itu kiriman mama mu di Singapur kan"

"eumm aku serius, tas itu sudah membuat luka di dahi yuan, bakar saja kalau perlu"

mungkin sedikit lebay bagi evan, tapi dia tidak akan komentar lebih karena dia juga belum merasakan seperti apa cinta pada seseorang.

"simpan saja disini, siapa tau ada anak-anak lain mau pinjam"

"tidak. Bagaiamana saat mereka memakai nya lalu itu melukai yuan lagi, otomatis mereka yang harus menerima akibatnya"

"kalau begitu bawa pulang tas itu herryy"

"tidak. buang saja, aku juga tidak sudi melihat tas itu"

evan dan herry kedua nya berada di ruang khusus anak basket, melihat jawaban herry membuat evan mengambil tas itu dan menggunting-gunting tas sekolah yang memiliki harga belasan juta.

"aku pun heran kau lebih memilih tas seharaga ratusan dan membuang tas yang harga nya jauh ribuan kali lipat dari tas mu yang sekarang"

"itu namanya aku menikmati hidup"

"bukan menikmati hidup, tapi sedang membuat nyaman hidup yuan"

"itu kau tau"

"cihh--, botol ini buang dimana?"

herry dengan cepat menoleh, botol yang sudah di lakban dengan lem yang biasa digunakan untuk panci yang bocor sudah berada di ancang-ancang pembuangan tong sampah ruangan.

"YAKK YAAKKK-- JANGAN BUANG!!!"

untung saja kali ini reflek kerja evan sedikit lambat, jika tidak bisa di pastikan dia akan jadi target selanjutnya dari herry.

"kenapa? ini, pfttt kau dapat saran lem ini dari siapa?"

"dari ken. katanya itu manjur dan beneran manjur, lihat--, air nya tidak tumpah kan"

"oke."

herry mengertukan dahi nya melihat respon evan.

"kenapa?" tanya evan dengan menyimpan botol itu kedalam tas baru herry.

𝗵𝗶𝗱𝗱𝗲𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang