24

6K 389 69
                                    

Haiiiii!!

baca dulu part kemarin ya!  Jangan jadi silent readerss!!!

Vote dan komen, biar makin semangatss ngetiknyaa^-^





Happy reading!

♡♡



"Sleep well, Ais,"














Kaivan mengendarai motornya untuk pergi menuju suatu tempat. Setelah pembicaraannya dengan Vano tadi, Kaivan langsung pergi meninggalkan mension itu.

Tujuannya kali ini adalah kediaman Ayana. Dia memiliki urusan kepada gadis itu.

Kaivan memberhentikan motornya tepat di depan pagar yang menjulang tinggi itu. Dia turun dari sana, dengan langkah yang ia bawa untuk mendekati bel yang terletak di samping pagar itu.

Beberapa kali ia tekan, hingga akhirnya tibalah seorang wanita paruh baya yang membukakan pagar untuknya.

"Ada keperluan apa ya?" tanya wanita itu.

"Ayana," hanya satu kata yang keluar dari mulut Kaivan, tetapi sepertinya wanita itu tau maksudnya.

"Non Aya belum pulang, mungkin--"

"-- eh, itu mobilnya," kata wanita itu saat melihat mobil putih berhenti tepat di belakang motor yang tadi Kaivan kendarai.

Kaivan menoleh ke belakang menatap mobil itu, lalu dia melihat seorang gadis turun dari sana dengan tatapan yang terus memandang ke arahnya.

"Ngapain di sini?" tanya Ayana, saat sudah di hadapan Kaivan.

Kaivan menarik sebelah sudut bibirnya, pandangannya turun ke bawah semakin menelisik lekuk tubuh Ayana yang bisa dibilang begitu ideal. Banyak orang yang menyukai gadis di hadapannya ini, tetapi sayang, gadis ini malah menjatuhkan hatinya pada dirinya.

"You are amazing,"

"Me?" tanya Ayana sembari menunjuk dirinya sendiri. Kaivan mengangguk tanpa ragu.

Ayana terkekeh pelan. "Setelah tadi sore lo dorong gua, sekarang lo puji gua? Gua tau lo, dan gua gak bakal kejebak sama rencana busuk lo."

Kaivan menganggap ucapan Ayana itu hanya sebatas angin lalu. "Lo mau jalan-jalan?"

Ayana menaikkan kedua alisnya. Apa rencana sebenarnya Kaivan, kenapa lelaki ini mendadak berbaik hati seperti ini. Dia itu begitu menyukai lelaki kasar ini, jika Kaivan begini dia akan luluh juga pada akhirnya.

"Gak," tolaknya. Padahal di dalam hatinya, dia ingin sekali. Kapan lagi pergi bareng sama gebetan. Tapi dia sayang nyawa, dia takut Kaivan melakukan sesuatu terhadapnya.

"Lo takut? Gua gak bakal ngelakuin apapun. Lo tau, gak ada laki-laki yang bisa lewatin pesona lo. Gua akui, gua tertarik sama lo," kata Kaivan semakin mendekatkan jaraknya dengan Ayana. Membuat gadis itu menahan napasnya.

"Kai--"

Kaivan mengusap surai indah Ayana, membuat gadis itu semakin dibuat terbang. "Ikut gua, atau gua pergi, " kata Kaivan, membuat Ayana tanpa sadar menggelengkan kepalanya.

"I'm coming with you,"

Kaivan tersenyum manis mendengarnya, lalu dia mundur beberapa langkah membuat Ayana kembali bisa bernapas dengan lega.

"Gua mau masukin mobil dulu--"

"Pake mobil lo aja," potong Kaivan dengan cepat. Ia tak mau ada seorangpun yang menaiki jok belakang motornya selain Aislin. Hanya Aislin yang boleh duduk berdua dengannya di atas motor kesayangannya itu.

KAIVANWhere stories live. Discover now