11

8.5K 513 66
                                    

hehe, hai👋

Maaf baru bisa update lagi setelah sekian purnama.

Aku baru instal lagi apk oren ini guys, wkwkwk.

Happy reading ya...

Jangan lupa Vote + Komen, bikin part ini rame.

Biar semangat nulis, soalnya dah lama gak nulis nih😭

><

"Apa aku harus mengulangi hal seperti itu lagi? Tidak, aku harus melupakan masa kecil kita dulu,"






Pukul 22.30.

Kaivan berjalan pelan menjauhi arah kamarnya untuk pergi ke sebuah ruangan yang terdapat di taman belakang rumahnya.

cklek.

Kaivan memasuki ruangan yang pencahayaannya temeram itu, tanpa berniat menyalakan lampunya ia lebih memilih langsung melemparkan tubuhnya ke sebuah sofa yang ada di sana.

Dia menatap sekeliling ruangan yang diisi oleh mainan-mainan semasa kecilnya dahulu yang terbilang berbahaya. Namun, karena umurnya yang sudah menginjak remaja, Kaivan rasa semua mainan itu hanyalah mainan biasa.

"Aku ingat, dulu dia selalu menangis di sini setiap malam. Dan itu sangat menggemaskan," kata Kaivan, mulai bermonolog.

"Apa aku harus mengulangi hal seperti itu lagi? Tidak, aku harus melupakan masa kecil kita dulu,"

drrt drrt

Deringan ponselnya yang ia bawa di saku celana pendeknya sedari tadi sukses membuatnya terganggu. Kaivan langsung mengambil ponselnya tersebut, dan melihat siapa yang menghubunginya tengah malam seperti ini.

Kaivan langsung menggeser icon berwarna hijau saat mengetahui bahwa Savian lah yang menghubunginya itu.

"Kenapa?" ucapnya, setelah menempelkan benda pilih itu ke telinganya.

"Anak-anak lagi ngumpul di markas, lo nyusul ya."

Kaivan terdiam beberapa saat, setelah mendengar ucapan Savian tersebut. "Gua kayanya gak ikut dulu, bokap sama nyokap gue belum balik,"

"Emang kenapa? Bukannya malah bagus, kalo mereka gak ada?"

"Gua--" ucapan Kaivan terpotong begitu saja, karena Savian kembali mengeluarkan suaranya.

"--oh, iya. Gua lupa, sekarang 'kan ada adik lo itu ya? Lo pasti mau jagain dia, yaudah gak papa kalo lo gak bisa ikut,"

"Gua ke sana bentar lagi,"

"Kalo gak bisa, gak usah maksain, Kai,"

"Lo jagain aja adek lo it--"

tut .. tut ..

Kaivan mematikan sambungan teleponnya dengan Savian begitu saja. Entah kenapa dirinya merasa jengah sendiri saat Savian terus memanggil Aislin dengan embel-embel 'adik' .

Kaivan bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar dari ruangan tersebut untuk kembali masuk ke dalam rumahnya.

Untuk sampai ke kamarnya, Kaivan harus terlebih dahulu melewati kamar Aislin. Dan tepat saat itu yang menghentikan langkahnya. Dia menghentikan langkahnya saat posisinya berdiri tak jauh dari depan pintu kamar Aislin.

Ia menghela napasnya sejenak, lalu memutuskan untuk meneruskan langkahnya menuju kamarnya.

▪︎▪︎▪︎

KAIVANजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें