02

14.2K 786 63
                                    

HAPPY READING!!

Jangan lupa vote & komen👐

Ramein yaww, biar updatenya cepet>>

---


Jangan menggosok kedua matamu, dan jangan pernah menangis lagi, Ais.

_

"Umur berapa sekarang kamu Kaivan?" tanya Dara dengan nada rendahnya.

Kaivan yang sedari tadi menatap datar ke arah depan, lebih tepatnya ia tengah memandangi tubuh lemah seorang gadis seusianya yang tengah dalam keadaan tak sadar itu langsung mengalihkan atensinya kepada Dara saat wanita itu bertanya kepadanya.

"Sembilan,"

"Umur kamu tidak terlalu kecil untuk mengetahui apa saja tindakan yang membahayakan. Bahkan, kamu sudah dapat berkata layaknya orang dewasa. Tapi kenapa tindakan kamu kali ini sangat-sangat bodoh?"

"Mommy tau, aku tidak menyukainya. Tapi kenapa mommy malah membiarkannya hidup di sini? Bersamaku." jawab Kaivan.

Dara memejamkan matanya untuk sesaat. "Jika tidak di sini, di mana lagi dia akan tinggal?"

"Hubungi orang tuanya, dan katakan cepat ambil kembali anak itu!" balas Kaivan mulai meninggikan nada bicaranya.

Dirinya tengah kesal karena rencana menyingkirkan Aislin gagal. Gadis itu berhasil ditemukan oleh warga setempat setelah 1 jam tenggalam. Dan mereka langsung membawanya kembali ke rumah ini.

Kaivan semakin merasa kesal saat melihat Dara sangat sibuk menghubungi dokter terbaik untuk segera menangani Aislin.

"Kenapa kamu tidak menyukainya, Kai?" tanya Dara.

"Aku tidak ingin berbagi apapun kepada siapapun, tanpa terkecuali."

"Selama ini dia tidak pernah meminta apapun kepadamu,"

"Dia memang tidak meminta kepadaku, tapi dia meminta dari mommy dan daddy. Dan aku tetap tidak menyukainya. Apalagi daddy sampai membuatkannya taman bermain khusus dia. Apa-apaan itu?!"

Dara mulai memahami alasan kenapa putranya itu sangat tidak menyukai keberadaan Aislin. Ternyata anaknya itu merasa cemburu kepada gadis kecilnya. Dara tak habis pikir, padahal fasilitas yang mereka berikan kepada Kaivan jauh lebih banyak daripada Aislin. Dirinya serta Vano juga tak pernah mengabaikan Kaivan, tapi kenapa Kaivan masih merasa cemburu.

"Cuman karena itu kamu tidak menyukainya?" tanya Dara lagi.

"Aku juga tidak menyukai saat dia memanggil daddy dengan panggilan yang sama sepertiku."

"Kenapa?"

"Karena daddy cuman punya Kaivan,"

Dara mengernyit heran. "Kamu tidak memperbolehkan siapapun memanggil daddymu dengan daddy? Lalu bagaimana dengan mommy?" tanya Dara kembali.

"Siapapun boleh memanggilmu dengan mommy, aku tidak masalah"

"Kenapa?" tanya Dara dengan kedua alis terangkat.

"Semakin banyak orang yang memanggilmu mommy, semakin banyak juga yang menganggap mommy seperti ibunya. Mommy bisa dapetin rasa sayang dari mereka"

Dara menghembuskan napasnya. Dia kira Kaivan lebih menyukai Vano ketimbang dirinya. Jika sampai itu terjadi, Dara berjanji akan menghukum Kaivan beserta Vano.

KAIVANWhere stories live. Discover now